Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja? Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues. Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues. Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon. Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren. Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...
*Madileri*
Ada istilah "Majalah Dinding Lemari" (Madileri).
Tanganku seakan gatal kalau tidak menggoreskan kata inspirasi di sana. Semua yang tertulis di sana, secara tidak sadar bisa menghafalnya, sebab setiap kali membukanya pasti melihatnya, setiap kali melihatnya tentu juga membacanya dan akhirnya mengingatnya meskipun secara tidak sengaja menghafalnya.
Lemariku yang isinya buku dan pakaian, bukunya seimbang dengan pakaian yang ada di dalamnya. Kalau ditanya kenapa?? Saya akan menjawab dengan dua jawaban:
Pertama: Saya bukan anak orang kaya, bukan juga Fakir Miskin, naik sedikit di atas miskin, bisa dibilang sederhana atau pas-pasan. (Apa adanya).
Kedua: Karena pakaian yang lain ada di sampingnya, pakaian kotor yang belum dicuci. (Hihihi).
Buku Diary tidak pernah lupa membelinya, ia tidak mau kalah saing dengan jumlah buku tulis yang ada. Kalau ditanya kenapa???
Saya akan menjawab dengan tiga jawaban:
Pertama: Karena saya lebih sering nulis di buku dairy daripada meringkas pelajaran di buku tulis.
Kedua: Saya lebih sering curhat di Dairy daripada menulis insya' di buku tulis. (Hehehe) .
Ketiga: Obat jenuh ialah menulis dan membaca. Menulis adalah hiburan bagi saya. Sehari tidak menulis, terasa ada yang gatal di tangan.
#Darul Amin Pondokku.
#Goreskan Pena, Torehkan Sejarah.
#Salam Literasi.
Komentar
Posting Komentar