Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Backpacker To Damietta

Kami enam orang dari Darrasah Kairo, Minggu pagi banget, 06/12/2020. Pukul empat pagi kami OTW dari rumah menuju Ramsis. Tiba di Ramsis langsung nyari kereta yang berangkat sesuai jam yang telah kami check di aplikasi Egypt Train bahwa kereta tercepat pukul 05:15 dan tiba di Damietta 10:15.  Kami naik kereta mukayaf/ber-AC, kursi empuk dengan tiket seharga 55.5 L.E/Rp.50.000 ribu perorang, menurut kurs hari ini 16/12/2020. Kalau bukan mukayaf dapat harga 10 hingga 15 L.E perkepala. Karena perjalanan jauh enam jam lebih, tentunya kami memilih yang kursinya yang nyaman, ruang di dalamnya tidak ada orang yang beridiri alias semua duduk menurut nomor kursi yang tertulis di tiket, tidak ada emak-emak yang sempit-sempitan dan karena iba kita mempersilakannya duduk, tidak ada yang mondar-mandir jualan kaus kaki, sarung tangan, makanan, minuman dan barang lainnya saat berhenti di setiap stasiun, tidak ada yang tidur di kabin seperti biasanya bahkan ada yang tidur di kabin, dan tentu saja tidak

Lisan Ma'had

  Lisan Ma'had. Sama-sama orang 'Alas Tok', tapi kalau berkomunikasi tidak berbahasa daerah. Bukan gengsi apalagi anti dengan bahasa daerah sediri, tidak. Tetapi inilah pendidikan. Beratahun-tahun dididik agar lidah ikut disiplin berbahasa dengan dua bahasa: Arab dan Inggris. Sehingga ketika telah tamat dari pondok, tetap sesekali pakai bahasa yang pernah diajarkan pondok, meskipun hanya bilang: kaifa hal? Shabahul khair? Atau paling tidak berbahasa Indonesia.  Sama-sama satu suku daerah yang sama, sama-sama telah jadi alumni-artinya tidak ada lagi aturan yang mengikat lidah: tidak boleh berbahasa daerah. Tetapi disadari atau tidak, dari dalam diri seakan menolak bahwa bahasa daerah bukan bahasa lisan ma'had yang selalama ini digunakan di pondok. Sudah bertahun-tahun lamanya lidah diikat dengan kebiasaan kalau bicara sesama santri tidak boleh berbahasa daerah selama di pondok! Maka terasa amat 'canggung' lah ketika misalnya kebiasaan yang telah lama itu dicoba u

PEKIYE

  Apa kabar semuanya? Dalam waktu dekat, novel terbaru saya akan rilis di @kwikku, dengan judul: PEKIYE. Bercerita tentang Harun dan Hilwa. Settingan tempat di daerah Kuta Cane Aceh Tenggara. Lokasi utama yang saya soroti adalah masjid Agung At-Taqwa. Novel saya kali ini adalah religi yang saya kemas dengan romance dan komedi. Yang ingin saya sampaikan dalam novel ini adalah agar masyarakat Aceh Tenggara khususnya, semakin gemar meramaikan masjid dan gemar menghafal Al-Qur'an. Saya jamin, saat membacanya Anda akan tertawa dan baper. Halamannya 300 an lebih. Semoga kalian betah menamatkannya. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih. *Daud Farma. -Darrasah-Kairo, 15 Agustus 2020

Baca Buku Yuk

Selagi masih di negeri Arab, masih belajar di Al-Azhar, mumpung kalau tak paham bisa bertanya langsung ke orang Arab (guru/syekh), masih banyak tahu kosa-kata bahasa arab, masih rajin buka kamus, masih ada tuntutan, masih muda, punya waktu luang, mata belum rabun, masih betah lama-lama menatap kertas, dan selagi belum pulang kampung maka banyak-banyaklah membaca buku berbahasa arab (kitab). Jangan hanya suka membeli banyak buku lalu menunda membacanya nanti saja di kampung halaman, atau nanti saja kalau sudah mengajar di salah satu sekolah atau pondok, jangan. Iya kalau nanti Anda mengajar? Kalau kesibukannya di lain hal?Minatnya tidak di pendidikan: bisnis, politik dan lainnya? Yakin bakal buka kitab lagi? Iya kalau masih ada yang nempel mufradat-nya (kosa-kata), kalau telah banyak yang Anda lupa? Yakin bakal rajin buka kamus al-Ashry, al-Munawir, al-Ma'ani dll? Apalagi Lisanul 'Arab.  Atau memang yakin sekali dan punya niat yang kuat bakal membaca semua buku yang dibeli saat

Ibu Merindukanmu

Ibu Merindukanmu Oleh: Daud Farma TERKADANG: Kita terlalu sibuk dengan diri sendiri. Terlalu menyibukkan diri lebih tepatnya. Sibuk pada urusan-urusan di luar rumah atau menghabiskan waktu dengan orang lain. Sibuk ngantor, sibuk ngajar, sibuk bikin makalah, sibuk skripsi, sibuk ngurusi pacar, sibuk pada gadget, sibuk Tiktok, sibuk Snapgram, sibuk Olshop, nongkrong di warung kopi, menghabiskan waktu bersama teman di cafe, sebagainya dan sebagainya. Kita lupa pada orang di sekitar, orang yang berada di antara kita, orang yang paling dekat dengan kita, orang yang setiap hari ingin melihat dan mendengar kabar kita, yaitu kedua orang tua. PADAHAL : Mereka ingin sekali selalu berada bersama kita, mengahabiskan waktunya bersama kita, ingin membagi cerita, hikmah hidup, bertukar pikiran, berbicara empat mata, mencurahkan nasihat pada kita sebagai anak mereka, memeluk kita, mengelur rambut kita. Ibu ingin kita kepala kita di pangkuannya, mengelus manja kepala kita, mereka kangen sekali seperti

Jatuh Cinta Yang Istiqamaah

  Oleh: Daud Farma. Seperti Sabari kepada Lena, meskipun bertepuk sebelah tangan, Sabari tak putus asa mengejar dan berharap akan cintanya terbalas, pun hingga akhirnya Sabari menikahi Lena sebab dijodohkan ayah Lena lantaran Sabari bekerja di pabrik batu bata ayahnya Lena, dan ia paling rajin bekerja. Ayah Lena senang sekali pada Sabari. Meskipun setelah menikah dengan Sabari Lena tetap tidak mencintai Sabari, Lena pun menikah lagi dengan laki-laki lain setelah melahirkan anak dari Sabari bernama Zoro.   Lena pergi membawa anaknya Zoro dan berganti-ganti suami. Namun romansanya adalah di akhir hayat Lena berpesan pada anaknya Zoro agar menguburkannya di samping makam suami pertamanya Sabari dan tak luput menuliskan kata: Purnama Kedua Belas, kalimat tersebut adalah cara Sabara menggambarkan kecantikan Lena dulu yang pernah ia tulis di tisu untuk Lena. Hal itu karena ketulusan dan keistqamahan cinta Sabari kepadanya, dan ia membalas cinta itu sesudah Sabari tiada.   Seperti cinta Mamu

Rihlah Ibnu Bathuthah

Alasan membeli dan ingin membaca buku ini sederhana sekali: "karena mendengar ceramah al-Ustadz Abdul Somad di Youtube tahun 2019."⁣ Udah lama pingin beli tapi duitnya kepakai mulu untuk kebutuhan lain, baru tercapai hari ini, 11/07/2020. Dengan ini dua buku telah terbeli dengan alasan itu. Tahun lalu buku yang berjudul: ar-Rahiq al-Maktum, buku sejarah baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.⁣ ⁣ Ustadz Abdul Somad menceritakan hari-hari menjelang nabi kembali ke sisi-Nya. Banyak jama'ah yang menangis di dalam vidio itu, tak terkecuali aku yang sedang menonton. Apa yang aku dengar di vidio ceramah beliau sama persis setelah apa yang aku baca di dalam kitab ar-Rahiq al-Maktum, dari situ juga terlihat Ustadz Abdul Somad ingatan beliau kuat tentang apa yang pernah beliau baca! MasyaAllah. Btw tentang buku itu sudah pernah aku cerita di feed lalu-lalu. ⁣ ⁣ ⁣ "Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Bathuthah adalah seorang pengembara (traveler), petualang (adventur

Ayahku Bukan Pembohong

Dia seorang ayah yang senang bercerita kepada anaknya bernama, Dam. Cerita-ceritanya hebat! Bahkan kelak ia pun akan melanjutkan ceritanya itu kepada kedua cucunya, Zas dan Qon. Begitulah, setiap cerita tentu yang mendengar atau yang membaca penasaran apakah cerita itu benar atau hanya fiksi belaka?  Namun tiap kali Dam bertanya tentang kebenaran cerita itu, ayahnya tersinggung dan bersikukuh tetap bilang bahwa ceritanya  itu nyata. Malah ia melanjutkan cerita berikutnya dan seterusnya, lebih hebat dan lebih menarik lagi! ⁣⁣ ⁣⁣ ⁣⁣ Ayahnya bercerita tentang bahwa ayahnya adalah anak angkat Si Raja Tidur, seorang hakim hebat nan wibawa di suatu negeri, yang waktu kecilnya terkenal dengan anak yang suka tidur di kelas, kamar mandi dan semua tempat. Tentang ayahnya pernah berpetualangan dan bertemu suku Pungasa Angin, tentang ayahnya pernah ke Lembah Bukhara, tentang bahwa ayahnya dulu bertetangga dengan sang Kapten pemain bola terkenal dengan nomor punggung sepuluh, ayahnya berteman baik

Seribu Satu Malam

ألف ليلة و ليلة:⁣ Seribu Satu Malam⁣ ⁣ ⁣ Tentu Kamu telah sejak lama mendengar kalimat itu bukan? Tapi sudah pernahkah membaca bukunya? Kalau belum, berarti kita sama deng! Aku sejak SD telah mendengar kalimat itu, "Seribu Satu Malam" kudengar bak angin lewat saja tanpa ingat siapa yang pernah mengatakannya kepadaku. Dan tidak pernah kepikiran kalau kalimat itu ternyata adalah judul buku dari negeri yang jauh dari Asia, terlebih dari daerahku Kuta Cane. Sampai akhirnya masuk pesantren, kalimat tersebut kembali terdengar di telingaku, tapi versi arab dan indonesia. Ketika mengucapkan kalimat bahasa indonesianya aku benar, "Seribu Satu Malam" namun ketika mengucapkan bahasa arabnya suka terbalik. Kadang kubilang, "ليلة" baru kemudian, "ألف" terus, "ليلة". Pernah ada membenarkan , tapi jarak berapa hari kemudian ketika diulang salah lagi salah lagi. Bahkan saking salahnya kata, "ألف" di tengah dan "ليلة"  di antaranya.

My Name Is Daud

My name is Daud! Kata ibuku, aku  lahir pada  hari Sabtu pagi. Warna kulitku merah. Begini kudengar logat ibu saat  ia bercerita pada tetangga yang datang ke rumah kami, "Nak nde nge tule," ibu mengarahkan pandangannya kepadaku, "nggo megakhe da." katanya. Artinya warna kulihatku merah gelap.   Waktu kecil aku sama seperti anak yang lain, suka menangis, meringik dan tertawa. Hanya menangis dan tawa lah yang aku bisa. Suatu hari aku menangis begitu keras, sedikit mengkhawatirkan ibuku, tentu membuatnya gelisah. Suara tangisku pecah dan terdengar ke rumah tetangga sebelah. Aku ditimang ibuku, aku dielus, kepalaku disapu-sapu dengan tangan ibuku.  Tetapi aku tetap menangis, malah semakin menjadi-jadi. Ibuku heran, tidak pernahnya aku menangis sedemikian kerasnya. Dia tempelkan tangannya pada keningku, tak ia rasakan badanku panas. Hampir ia melarikanku ke dokter kalau lah tetangga ibuku itu tidak datang ke rumah kami karena tangisku. Dia istri dari abang ayahku yang no

Rahasia Kecil Sebatang Pohon Kurma

T iap kali dibutuhkan persyaratan foto copy Paspor, KK, SKAK, Buku Rekning dan KTP, selalu buka map lalu tampak sertifikat ini. Adalah perlombaan internasional antar mahasiswa indonesia di luar negeri yang pertama kali aku ikuti. Kabar baiknya cerita mini (cermin) karyaku ikut terpilih. Yang mengadakan Sayembara Cerita Mini ke 3 ini adalah PPI Hadhramaut Yaman. Juara satu hadiahnya sebesar Rp. 1,000,000, naskah dibukukan, sertifikat. Juara dua: Rp.750,000, naskah dibukukan, sertifikat. Juara tiga, 500,000, naskah dibukukan dan sertifikat. Empat sampai lima puluh: naskah yang dibukukan dan sertifikat.  Juara satu dan dua dari PPI Yaman, ketiga PPI Maroko. Selebihnya dari berbagai PPI se-Timur Tengah dan Afrika. Tak terkecuali Mesir. Dari Mesir (Masisir) yang terpilih adalah sebagai berikut: (sesuai urutan dan poin):⁣ ⁣ 14. Zahra As'ad: Namaku Adalah Perbedaan (Poin: 240).⁣ 15. Farhan Zihadi: Penggoda, (Poin 240).⁣ 34. Rahmah Rahim: Merajut Cinta, (Poin: 225).⁣ 37. Daud Farma: Rahasi

di Tepi Sungai Dajlah Karya Buya Hamka

M ungkin, bagi peminat sejarah tidaklah membosankan jika membaca buku sejarah yang di dalamnya dipenuhi angka-angka. Tapi bagi yang tidak minat, hal itu amat sangat membosankan, bahkan di-skip! Tapi indahnya, di dalam buku karya Buya Hamka ini, ( di Tepi Sungai Dajlah), Buya Hamka mengajak kita berjalan-jalan, mengeliling kota Baghdad (Irak), dengan traveling ini beliau menyuguhkan sejarah kota Baghdad.  Ini buku sejarah, tapi cara penulisan Buya Hamka seakan kita sedang membaca novel, asyik! Walaupun tidak ada kejadian yang menegangkan, bikin mewek, romantis seperti novel, tetap ini adalah buku yang bikin semangat terus membacanya sampai akhir halaman. Value-nya tentu sejarah, nuasa islam kejayaan kota Baghdad hingga runtuh, tumbang!⁣ ⁣ ⁣ "Baghdad jatuh bukan karena kesalahan orang lain, melainkan karena pengkhianatan dari wazir sendiri, wazir yang bernama al-Alqami. Kelemahan bukanlah terletak pada senjata dan persiapan-persiapan alat perang, melainkan terletak pada jiwa jiwa pe