Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Jatuh Cinta Yang Istiqamaah

  Oleh: Daud Farma. Seperti Sabari kepada Lena, meskipun bertepuk sebelah tangan, Sabari tak putus asa mengejar dan berharap akan cintanya terbalas, pun hingga akhirnya Sabari menikahi Lena sebab dijodohkan ayah Lena lantaran Sabari bekerja di pabrik batu bata ayahnya Lena, dan ia paling rajin bekerja. Ayah Lena senang sekali pada Sabari. Meskipun setelah menikah dengan Sabari Lena tetap tidak mencintai Sabari, Lena pun menikah lagi dengan laki-laki lain setelah melahirkan anak dari Sabari bernama Zoro.   Lena pergi membawa anaknya Zoro dan berganti-ganti suami. Namun romansanya adalah di akhir hayat Lena berpesan pada anaknya Zoro agar menguburkannya di samping makam suami pertamanya Sabari dan tak luput menuliskan kata: Purnama Kedua Belas, kalimat tersebut adalah cara Sabara menggambarkan kecantikan Lena dulu yang pernah ia tulis di tisu untuk Lena. Hal itu karena ketulusan dan keistqamahan cinta Sabari kepadanya, dan ia membalas cinta itu sesudah Sabari tiada.   Seperti cinta Mamu

Rihlah Ibnu Bathuthah

Alasan membeli dan ingin membaca buku ini sederhana sekali: "karena mendengar ceramah al-Ustadz Abdul Somad di Youtube tahun 2019."⁣ Udah lama pingin beli tapi duitnya kepakai mulu untuk kebutuhan lain, baru tercapai hari ini, 11/07/2020. Dengan ini dua buku telah terbeli dengan alasan itu. Tahun lalu buku yang berjudul: ar-Rahiq al-Maktum, buku sejarah baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.⁣ ⁣ Ustadz Abdul Somad menceritakan hari-hari menjelang nabi kembali ke sisi-Nya. Banyak jama'ah yang menangis di dalam vidio itu, tak terkecuali aku yang sedang menonton. Apa yang aku dengar di vidio ceramah beliau sama persis setelah apa yang aku baca di dalam kitab ar-Rahiq al-Maktum, dari situ juga terlihat Ustadz Abdul Somad ingatan beliau kuat tentang apa yang pernah beliau baca! MasyaAllah. Btw tentang buku itu sudah pernah aku cerita di feed lalu-lalu. ⁣ ⁣ ⁣ "Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Bathuthah adalah seorang pengembara (traveler), petualang (adventur

Ayahku Bukan Pembohong

Dia seorang ayah yang senang bercerita kepada anaknya bernama, Dam. Cerita-ceritanya hebat! Bahkan kelak ia pun akan melanjutkan ceritanya itu kepada kedua cucunya, Zas dan Qon. Begitulah, setiap cerita tentu yang mendengar atau yang membaca penasaran apakah cerita itu benar atau hanya fiksi belaka?  Namun tiap kali Dam bertanya tentang kebenaran cerita itu, ayahnya tersinggung dan bersikukuh tetap bilang bahwa ceritanya  itu nyata. Malah ia melanjutkan cerita berikutnya dan seterusnya, lebih hebat dan lebih menarik lagi! ⁣⁣ ⁣⁣ ⁣⁣ Ayahnya bercerita tentang bahwa ayahnya adalah anak angkat Si Raja Tidur, seorang hakim hebat nan wibawa di suatu negeri, yang waktu kecilnya terkenal dengan anak yang suka tidur di kelas, kamar mandi dan semua tempat. Tentang ayahnya pernah berpetualangan dan bertemu suku Pungasa Angin, tentang ayahnya pernah ke Lembah Bukhara, tentang bahwa ayahnya dulu bertetangga dengan sang Kapten pemain bola terkenal dengan nomor punggung sepuluh, ayahnya berteman baik

Seribu Satu Malam

ألف ليلة و ليلة:⁣ Seribu Satu Malam⁣ ⁣ ⁣ Tentu Kamu telah sejak lama mendengar kalimat itu bukan? Tapi sudah pernahkah membaca bukunya? Kalau belum, berarti kita sama deng! Aku sejak SD telah mendengar kalimat itu, "Seribu Satu Malam" kudengar bak angin lewat saja tanpa ingat siapa yang pernah mengatakannya kepadaku. Dan tidak pernah kepikiran kalau kalimat itu ternyata adalah judul buku dari negeri yang jauh dari Asia, terlebih dari daerahku Kuta Cane. Sampai akhirnya masuk pesantren, kalimat tersebut kembali terdengar di telingaku, tapi versi arab dan indonesia. Ketika mengucapkan kalimat bahasa indonesianya aku benar, "Seribu Satu Malam" namun ketika mengucapkan bahasa arabnya suka terbalik. Kadang kubilang, "ليلة" baru kemudian, "ألف" terus, "ليلة". Pernah ada membenarkan , tapi jarak berapa hari kemudian ketika diulang salah lagi salah lagi. Bahkan saking salahnya kata, "ألف" di tengah dan "ليلة"  di antaranya.

My Name Is Daud

My name is Daud! Kata ibuku, aku  lahir pada  hari Sabtu pagi. Warna kulitku merah. Begini kudengar logat ibu saat  ia bercerita pada tetangga yang datang ke rumah kami, "Nak nde nge tule," ibu mengarahkan pandangannya kepadaku, "nggo megakhe da." katanya. Artinya warna kulihatku merah gelap.   Waktu kecil aku sama seperti anak yang lain, suka menangis, meringik dan tertawa. Hanya menangis dan tawa lah yang aku bisa. Suatu hari aku menangis begitu keras, sedikit mengkhawatirkan ibuku, tentu membuatnya gelisah. Suara tangisku pecah dan terdengar ke rumah tetangga sebelah. Aku ditimang ibuku, aku dielus, kepalaku disapu-sapu dengan tangan ibuku.  Tetapi aku tetap menangis, malah semakin menjadi-jadi. Ibuku heran, tidak pernahnya aku menangis sedemikian kerasnya. Dia tempelkan tangannya pada keningku, tak ia rasakan badanku panas. Hampir ia melarikanku ke dokter kalau lah tetangga ibuku itu tidak datang ke rumah kami karena tangisku. Dia istri dari abang ayahku yang no