Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkN3YKDdN2I4BBnn8QW-kOKMwT2AOoaE0fvSMJABKx_aV-PNfeDz3LrqYirfo99eU1gqUQ7ppxPtMiCcQtINfcEeGAk4amsSSHFmBgKmo3u8rnkV7GFhfzpux_BW-RVkE58nE5kR58hHt8/s640/daudfarmaa_20200804_180003_0.jpg)
Selagi masih di negeri Arab, masih belajar di Al-Azhar, mumpung kalau tak paham bisa bertanya langsung ke orang Arab (guru/syekh), masih banyak tahu kosa-kata bahasa arab, masih rajin buka kamus, masih ada tuntutan, masih muda, punya waktu luang, mata belum rabun, masih betah lama-lama menatap kertas, dan selagi belum pulang kampung maka banyak-banyaklah membaca buku berbahasa arab (kitab). Jangan hanya suka membeli banyak buku lalu menunda membacanya nanti saja di kampung halaman, atau nanti saja kalau sudah mengajar di salah satu sekolah atau pondok, jangan. Iya kalau nanti Anda mengajar? Kalau kesibukannya di lain hal?Minatnya tidak di pendidikan: bisnis, politik dan lainnya? Yakin bakal buka kitab lagi? Iya kalau masih ada yang nempel mufradat-nya (kosa-kata), kalau telah banyak yang Anda lupa? Yakin bakal rajin buka kamus al-Ashry, al-Munawir, al-Ma'ani dll? Apalagi Lisanul 'Arab. Atau memang yakin sekali dan punya niat yang kuat bakal membaca semua buku yang dibeli saat usia senja? Sebelum maut tiba? Saat tak bisa mengerjakan apa-apa selaian baca buku? Sedangkan kita saja tidak tahu esok atau hari ini kita tiada. Atau jangan-jangan memang dibeli untuk diwariskan kepada anak cucu dan kerabat?
Maka bacalah kitab sebanyaknya dari sekarang, agar kalaupun terlupa nantinya setidaknya masih ada yang membekas di kepala, tidak banyak ya sedikitnya. Maka ada kalimat berbunyi begini: "banyak baca banyak yang terlupakan, sedikit baca sedikit pula yang terlupakan", lah kalau tidak baca apa-apa? Apa yang akan terlupakan dan dilupakan?
Syukur jika ada satu dua buku berbahasa indonesia sebagai tambahan bacaan, pokoknya kudu banyak baca buku dari sekarang. Masa jadi mahasiswa adalah masa paling banyak waktu untuk baca buku.
Oh, ya, alasan membeli kitab ini karena sempat heran dengan salah satu teman di Indonesia yang katanya di daerah dia perempuan tidak dikhitan. Keesokan harinya langsung ke toko buku. Dan aku menemukan prihal khitan di kitab ini yang dijelaskan secara mendetail oleh Syekh. Dr. Ali Goma'a.
Selain suka membaca buku berbahasa indonesia, saya juga suka membaca buku yang berbahasa Arab. Hal ini memang karena jugalah kuliah di Arab Mesir. Kampus saya adalah Al-Azhar Al-Sayrif University Cairo. Kebiasaan saya setiap membeli buku adalah selalu menuliskan nama saya di kover bagian dalam buku, menulis tanggal waktu pembelian, jam dan nama toko bukunya.
Seperti buku ini, saya beli di toko buku: Mujallad al-Araby, berlokasi tepat depan kampus al-Azhar di Darrasah Kairo, saya beli pada tanggal, 31/8/2018. Seharga 60. Pounds Mesir atau 55 ribu rupiah ketika itu. Biasanya kalau saya ke toko buku, lebih membeli dari satu judul buku. Jadi sampai di rumah langsung saya baca semuanya walaupun cuma satu bab per satu bukunya. Alhamdulillah.🤲😃
Mari membaca buku setiap hari, paling tidak satu bab perhari. Oh ya, setelah menamatkan buku yang aku baca, aku juga suka menulis review dan bahkan merensi bukunya. Agar apa? Supaya aku tidak lupa dengan isinya, agar ada pendapatku tentang buku itu, agar apa yang aku tahu dari buku itu tidak hilang begitu saja dari ingatanku. 👌😉
*Daud Farma
Komentar
Posting Komentar