Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Tahun ini adalah ke-9 kalinya secara berturut-turut waktu Idhul Adha tidak di kampung.
Ini bukan tentang kebanggaan mampu berpisah dari orang-orang tersayang, ayah, ibu, abang, kakak, adik dan sanak saudara lainnya. Juga bukan tentang cemen karena tidak sanggup berpisah lama dari mereka semua, tapi ini adalah tentang rindu.
Oh rindu, ya rindu pada masa lalu. Rindu moment memasak khi-khis (Lemang). Pada hari itu (Rakyat Kuta Cane) khususnya, terjadilah pembakaran besar-besaran. Kalau dilihat dari udara maka Kau takkan bisa melihat rumah-rumah penduduk sebab kabut asap telah menutupinya, hehehe sedikit berlebihan. Ngomongin rindu, Kawan, maka takkan ada habisnya, banyak kata-kata yang telah kurangkai untuk mengungkapkannya, ini bukanlah sekadar aksara belaka tapi terlebih ke urusan hati dan jiwa. Ayahku misalnya, kemarin pasti beliau sudah memotongi bambu-bambu yang telah beliau siapkan tiga hari yang lalu. Kutahu Ayah pasti telah memasang jemuran lemangnya dan menyiapkan kayu bakarnya. Ibuku?, hummm, beliau pasti sedang memarut kelapa dan akan menjerang santan, beras pulut itu pasti sudah beliau rendam satu hari yang lalu. Adik-adikku? Ah, mereka sudah tentu membantu ibu. Teman-temanku?, hehehe bukankah dirimu adalah temanku juga? Ya Kamu, sedang apakah dirimu?.
Masa kecil adalah masa kebersamaan, dan seiring berjalannya waktu mereka haruslah berpisah. Ada yang meminta untuk menjauh sendiri dan ada juga taqdir yang tak dapat dipungkiri. Aku percaya bahwa ini adalah bagian dari taqdir, sembilan tahun yang kusebutkan tadi bukanlah sebuah rencana yang telah aku susun dari jauh hari, sejujurnya rencanaku adalah menurut kata hati kecilku bahwa kuingin terusan bersama mereka, namun karena seorang hamba hanyalah bisa berencana dan Tuhan adalah yang Maha Bijaksana.
Duhai, Kawan, kalau menelusuri lebih jauh, sembilan tahun bukanlah waktu yang sangat lama kalau dibandingkan dengan para penuntut ilmu terdahulu, namun sembilan tahun bagiku adalah benar-benar terasa lama, hanya dengan bersabarlah penawarnya. Bukankah "Man Shabara Zhafira" itu adalah nyata?.
Seumuran anak baru masuk SMP itu terhitung anak-anak yang baru tau bahwa ketika meninggalkan kampung halaman adalah salah satu penyebab jatuhnya air mata, sedih hingga menangis, tak mau berpisah padahal sebelumnya ia adalah orang yang tak pernah mengenal air matanya sendiri, bukan koplak tapi memang langka pada masa itu (hahaha) Sok-sok-an!!.
Semoga suasana masa lalu yang dirindukan itu akan terulang kembali.
Setiap yang merantau akan segera menemukan jalannya untuk pulang. Amin.
-Farma.
------------------------------------------
سأضرب في طول البلاد وعرضها # أنال مرادي أو أموت غريبا.
فإن تلفت نفسي فلله درها # وإن سلمت كان الرجوع قريبا .
-Imam As-Syaafi'i.
11 September 2016
*Farma
Komentar
Posting Komentar