Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Panas Dingin
Bukan antara musim panas dan musim dingin. Musim dingin yang masih merajuk sebab tak disambut dengan ucapan "ahlan wamarhaban" oleh musim gugur, musim sebelumnya.
Musim panas yang belum bisa menerima kenyataan bahwa musim dingin telah tiba. Pun tidak mengenai senang, bahagia dan merana, sedih dan tawa, apalagi marah dan kecewa, bukan itu.
Tidak pula tentang kernet bus yang merasa penat, kemudian marah-marah pada penumpang yang berdiri di pinggir pintu bus tidak mau geser masuk ke dalam agar penumpang yang baru naik juga punya tempat. Tentu bukan juga antara supir taksi dan supir bus yang beradu mulut bahkan nyaris beradu otot akibat supir bus salah perkiraan, dia sangka tepat mengerem taunya nabrak bikin taksi dan macat. Gimana tidak macat? Mereka cerewet di tengah jalan. Ah, bukan tentang mereka banget deh!
Juga bukan antara Darrasah dan Hayyu 'Asyir: yang sama-sama sepakat bahwa naik bus jauh lebih cepat sampai ke Darrasah daripada naik gerobak yang dibawa himar alias keledai. Haha, enta ganin wala eih? Pun tidaklah tentang orang kedua Umam Transfer yang janjian ketemu depan Barakat jam 16:31 WK, ngirim pesan masuk via WhatsApp tiap sepuluh menit sekali. Harga buah anggur yang naik 5 Pound karena tidak musimnya lagi. Mama di flat:04 yang gendut, yang baik, yang cantik, yang paling manis tiap tanggal sepuluh. Yang setahun bisa ditbilang 12 kali saja keluar rumah. Haha, Ma'laiys ya Mama.
Bukan tentang Mahmud si penjual ikan bakar yang sering bilang padaku bahwa dia mengakui kecantikan akhwat Indonesia, padahal setahuku yang sering beli ke tempatnya adalah akhwat Malaysia, haha dia tidak bisa membedakan rupa-rupa Asia. Apalagi tentang Ibrahim kepala plontos? Yang kalau nagih uang air tidak pernah nanya kabar terlebih dulu, tidak pernah bilang: 'amil eih? Izayyak? Kullu sanah wa entu tahyyib, tidak pernah. Kalau udah awal bulan, jumpa di jalan, to the poit saja: ya, Sodiq, fulus moyyah?! Tapi asyik orangnya. Bahkan bukan tentang kebersamaan kami yang hari ini pergi dari Darrasah ke Hayyu 'Asyir, kemudian duduk manis, bercengkerama dan meneguk segelas jus yang telah menghilangkan dahaga. Tenggorokan yang terasa panas kemudian terasa dingin.Bukan. Hehehe.
Lalu ini tentang siapa? Ini adalah tentang seorang ibu paruh baya yang biasanya duduk dari pagi hingga sore di bawah pohon rindang. Aku niat menemuinya setelah balik, tapi sore ini aku tidak melihatnya lagi. Mungkin dia telah pulang? Panas itu ketika kita punya rezeki tapi menunda bahkan lupa memberi. Dingin itu mau berbagi. Bukankah dingin di hati jauh lebih kita inginkan daripada dingin di tenggorokan?
*Maaf lebay dan berlebihan.🙏😅
Sebenarnya sih, ini tentang hari ini. Tentang semuanya.😁
#daudfarma
Komentar
Posting Komentar