Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Oleh: Daud Farma
Cinta adalah sebuah kata ungkapan perasaan. Awalanya aku punya rasa lalu kusebut ia dengan kata cinta, lebih khususnya adalah sayang. Namun kata sayang lebih spesifik lagi dan mengatakannya bila memang benar-benar sayang. Tidak mudah mengucapkannya untuk yang tidak dikenal. Tapi ada saja pertama jumpa kata itu juga terlontarkan begitu saja, sebab lidah boleh saja berbohong tetapi hati susah untuk tidak mengakuinya. Aku sayang kamu? Mungkin kamu jangan percaya dulu bila aku mengatakannya sekarang lewat lisanku, walaupun terkadang terkesan manja dan benaran. Cukup nanti kamu tentukan kepercayaanmu lewat pembuktian dariku. Kapan? Entah, belum ada kepastian. Tetapi kalau boleh saja dihilangkan terlebih dahulu, aku ingin membuktikannya nanti, yaitu mulai di pelaminan.
Cinta adalah seni hidup yang pernah kurasakan. Seni nyata dalam hidup. Ketika aku punya perasaan sayang, segalanya yang ada di dekatku terasa berbuat baik padaku, pun aku juga melakukan kebaikan terhadap yang ada di sekitarku. Aku senang dan semua orang kulihat amat senang. Aku senyum dan semua orang kulihat tersenyum. Aku melamun dan tiba-tiba saja dunia sepi, angin sepoi-sepoi dan isi bumi ikut melamun membayangkan sang belahan jiwa dan dambaan hati. Seketika semua pepohonan seakan disulap menjadi bunga mawar, lalu para pelamun tadi berlomba-lomba memetiknya kemudian memberikannya pada orang yang mereka sayangi. Inilah yang kusebut cinta adalah seni hidup. Tetapi aku tidak seperti mereka, aku masih melamun sendirian, padahal aku sedang dikelilingi bunga mawar, sudah kupetik tetapi berat aku memberikannya padamu. Kamu tahu kenapa? Karena aku belum yakin kamu jodohku. Andaikan saja mawar dalam genggamanku ini kuberikan padamu tanpa memekirkan waktu panjang yang mendatang, kamu akan punya angan-angan dan menaruh harapan padaku agar akulah jodohmu. Setelah kamu punya harapan tinggi, angan-angan yang jauh, memikirkan bagaimana nanti hidup bersamaku, mempersiapkan diri jiwa dan raga untukku, namun pada akhirnya aku tidak memilihmu. Sebab takdir berkata lain. Sungguh aku tidak ingin mengecewakanmu di kemudian waktu. Aku cinta, sayang dan bahkan memberikan perhatian, tetapi tolonglah jangan terlalu cepat kamu meresponnya dengan kesungguhan. Benar aku serius, tetapi aku belum bisa janji apalagi memastikan bahwa aku bisa setia untukmu.
Tentu kamu juga sepakat denganku bahwa perasaaan mudah berubah. Bila tidak sepakat, bilang saja iya agar aku senang dan bahagia. Jujur, perasaanku mudah saja berubah, aku tidak pernah konsisten dengan perasaanku sendiri. Berubah bukan karena ada orang lain yang kucintai, melainkan karenan dirimu bahkan diriku sendiri. Seperti saat aku terlalu sering berkata sayang padamu, awalnya memang benar-benar sayang, ungkapan itu kurasakan benar-benar muncul dari hati nuraniku, syarat akan makna. Namun lama kemudian, nilai-nilai romansa, ikhlas dan maknanya hilang, pelan tetapi akhirnya menyakitkanmu. Tiba-tiba saja aku mulai berubah, tidak lagi sehangat sebelumnya. Lama-lama hangat yang dulu dingin bahkan membeku lalu hancur, melebur dan hilang tanpa sisa. Kamu pun menjatuhkan air mata dan menvonisku sebagai orang pengkhianat dan pendusta. Itulah yang aku takutkan, aku takut dengan perasaaaku sendiri. Terkadang aku juga mengkhawatirkan perasaanmu yang pura-pura merespon dengan baik, tersenyum dan berkata santun. Tetapi ada rasa hampa yang sulit diungkapkan secara nyata, ada kebohongan tersembunyi yang susah kamu muntahkan, mungkin menunggu waktu yang tepat, saat aku yang memulainya. Aku tahu kamu adalah orang yang paling kuat memendam dan menahan perasaanmu sendiri, baik itu bahagia dan terluka, andaikan saja kamu sesanggup aku, tentu sudah lama kita jauhan, tidak saling sapa, membuang pandangan, dan saling membenci. Beginilah akibat cinta yang terlalu lama dipelihara namun lupa menyiramnya. Memang tumbuh, tetapi tidak rindang apalagi subur. Dahannya kurus, ranting dan daunnya kering. Susah untuk berbuah kebahgiaan, sad ending. Kamu tahu apa yang aku inginkan? Sebenarnya ada cara lain yang ingin aku katakan terus terang padamu, tetapi mengatakannya amat sulit sekali. Sudah pernah kucoba, tetapi aku selalu tidak berani dan takut tidak berhasil. Aku punya solusi yang lain agar perasaan kita, terutama perasaanku, agar tidak berubah, maka ada baiknya kita bersegera untuk menikah. Karena dengan pernikahanlah persaaan kita akan ditambat oleh nilai-nilai cinta suci yang halal. Bila pun berubah, tidak sampai berpisah, karena kita punya buah hati yang kita sayangi, degan canda tawa, senyum dan tingkahnya susah untukmu beranjak pergi meskipun hanya sehari.
*Oleh: #DaudFarma
Komentar
Posting Komentar