Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Matruh dan Siwa adalah dua nama tempat wisata yang berbeda. Matruh terletak di utara Mesir, sebuah deretan pantai yang langsung berhadapan dengan benua Eropa. Pantai di Matruh merupakan pantai bertaraf internasional karena keindahan tiada tara pantainya. Satu diantaranya adalah pantai Ageebah (ajaib) yang konon memiliki 7 warna, bahkan salah seorang temanku mengatakan Matruh cukup bersaing dengan pulau Suju di Korea Selatan. Siwa ada di negeri penghujung Mesir yang berbatasan langsung dengan Libya.
Dari Kairo ke Siwa 12 jam lebih kurangnya. Sebenarnya bisa sedikit lebih cepat sampainya, karena memang lebih dua kali berhenti untuk toilet, salat dan makan. Menghabiskan waktu 15 sampai 20 menit. Jam 12 kurang 25 menit kami pun tiba di Siwa! Kami salat Jumat. Selesai salat kami pun menuju kolam garam.
Setelah dari kolam garam dan membilas badan di 'Ain Cleopatra, kami pun menuju lokasi Offroad dengan 6 mobil. Aku sama sekali nggak mau mandi di kolam garam, padahal datang dari Kairo sudah niat kali berenang. Yang tidak bisa berenang tidak perlu takut tenggelam, nyemplumg aja nggak bakal tenggelam karena bisa ngapung. Offroad Sahara ini dilarang keras bagi yang sedang mengalami gangguan jantung.
Selama satu setengah jam kami dibawa naik-turun bukit dengan kecepatan menurut suka hati supirnya, pokoknya asal nggak terbalik saja mobilnya. Kalau nggak gitu nggak seru! Nggak asyik! Dan Kamu boleh teriak sepuasnya!
Mestinya sih galau dan setresmu akan hilang seketika! Dua jam tidak cukup untuk mengeliling gurun Sahara ini. Karena kami mulainya sudah sore, jadi tidak bisa menapaki semuanya. Tapi cukup puas! Aku sendiri tidak sanggup, badan sudah lemas-lemas, bawaannya mau muntah.
Setelah Offroad kami pun melihat oasis, mencuci muka yang terkena pasir sebab kaca mobil sengaja diturunkan karena mau melihat langsung gurun pasir yang menguning bagaikan berlaju di atas gurun emas. Setelah dari Oasis kami ke lokasi SANDBOARDING.
Sampai di sana, kami sengaja ditinggal oleh para supir agar kami bisa menikmati berjalan kaki di atas gurun pasir. Kami jalan kaki 7 menit menju ke atas seperti yang ada di belakang saya (di sana) sembari berswafoto.
Sampai di atas ada tempat khusus Sand Boarding, bergantian meluncur ke bawah sejauh 10 hingga 15 meter. Tidak kalah seru dengan Offroad! Dua jam untuk Sand Boarding. Kemudian kami dipanggil oleh 'ammu-'ammu supir untuk menikmati secangkir syai (teh) hangat yang sekali teguk juga habis, tetapi sengaja lima sampai sepuluh kali agar terasa lebih nikmat apalagi sambil dengerin lantunan lagu nan syahdu dengan diiringi petikan guitar profesional. Sampai gelap kami masih melingkar di depan api dan duduk di atas kain lebar yang dikembang oleh para supir.
Setelah habis lima lagu, kami pun balik ke hotel. Check-in, malam keakraban, makan malam dan bobok cantik. Paginya, sarapan, check-out dan belanja oleh-oleh.
"Ke Siwa singgah di 'Ain Kleopatra
Jangan lupa membeli Kurma
Ke Matruh singgah di Ageebah
Jangan lupa menikah." (apaan sih?🤣)
Semuanya membeli kurma sebesar ibu jari. Murah dan manis. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Matruh. Cukup jauh dari Siwa, berjam-jam, empat jam setengah ada lah kayaknya. Harga tiket masuk hanya 5 Pounds saja. Kenapa kukatakan jangan lupa menikah? Kau tahu, Kawan? Melihat keindahan pantai di Hamam Cleopatra, ingin rasanya foto berdua dengan pasangan hidup. Jomblo mah hanya bisa ngiri pada pasangannya yang mengabadikan sunset dari segala sisi dengan kamera gawainya. Indah dan menakjubkan!
Namun sayang sungguh sayang, kami tidak sempat ke Pantai Ageebah yang katanya jauh lebih indah daripada Hamam Kleopatra. Alasannya karena hari terlalu sore, sebab terlalu betah berlama-lama di sekitaran Hamam Kleopatra.
Mentari pun tidak lama lagi kan terbenam. Setelah makan kami kembali ke Kairo. Maafkan kami duhai, Ageebah, kami tidak sempat berkunjung. Sekali lagi, kami adalah korban keindahan view Hamam-nya Kleopatra. Aih, masih hamam-nya loh ya? Berarti memang dulu cantik kali lah sepertinya Kleopatra? Pantasan saja Yulius Kaisar jatuh cinta padanya. Tetapi kecantikan Kleopatra masih kalah dengan kecantikan perempuan zaman sekarang. Kenapa? Karena Kleopatra belum punya Skincare kalau saja ada angin cemburu membawa butiran debu ke wajahnya. Namun Kleopatra adalah pemenang naturalnya🤭 Tapi jangan salah loh ya! Di sana masih ada para perempuan yang natural. Tentu mereka adalah keindahan yang sesungguhnya! Dia salah satu dari mereka dan Kleopatra kalah cantik darinya! Kenapa? Karena dia natural juga salehah.👌😊
Komentar
Posting Komentar