Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Hafizhah Alur Langsat, namanya Rina.



Si Bungsu, Rina
Oleh: Daud Farma.

Kairo, 28 Mei 2016. Rina, adik kami paling kecil dari delapan bersaudara. Kami empat laki-laki dan empat perempuan. Cita-citanya ingin menghafal 30 juz al-qur'an dan alhamdulillah dia sekarang sudah di pesantren Tahfidz Darul Hufazh. Satu bulan di pesantren, ia hafal surah al-Yasin. Kemudian, setelah enam bulan di pesantren, ia beranikan diri mengikut MTQ satu juz tingkat kabupaten di Aceh Tenggara khusus tahfidz cilik dan ia menang juara satu. Dapat uang sekitar tiga juta dan piala, tiga bulan yang lalu. Dan setelah lebaran nanti, ia beranikan diri lagi ikut MTQ cabang tujuh juz tingkat provinsi.

Satu tahun kurang empat bulan sudah lamanya ia di pesantren. Setiap kali aku menelepon ke Indonesia kampungku Alur Langsat, terkadang kebetulan ia lagi balik ke rumah. Kalau mengobrol dengannya sudah pasti aku tanya hafalannya. 
"Dek, hafalanmu sudah berapa juz?" (Sebulan yang lalu).
"Delapan juz, Bang.". Setiap kali aku bertanya, pasti ditanya balik.
"Hafalan, Abang, sudah berapa juz?", haduh, aku harus jawab apa? Haha. Aku jadi salah tanya. Aku hanya bisa mengganti ke topik yang lain. "Mantap dek, Rina! Seringlah diulang agar tidak lupa dan harus sampai tiga puluh juz loh," kataku mengganti topik.
"Ya, Bang. Tapi aku pingin tahu hafalan, Abang. Harus jawab pokoknya!"
"Hehehe." Terpaksa sok ketawa, padahal nyesek pas ditanya balik. 

Sempat ia minta pindah ke Pesantren Darul Amin, tapi tidak dikasih oleh bapak. Dia minta pindah karena sering kukompori dulunya waktu aku masih kelas 6 KMI.
"Dek, nanti tamat SD, kamu masuk ke Darul Amin aja ya? Pokonya keren deh!" Terus ibu kami menyahut, "Daud, kalau harus bayar setengah juta untuk perbulannya, kami nggak sanggup. Penghasilan hanya pas-pasan, Nak." 
"Iya, Mae, aku mau sekolah di Darul Amin, tempatnya, Bang Apun." timpal Rina. Dulunya. Tapi sekarang ia sudah tidak mau minta pindah lagi, ia sudah bersahabat dengan lingkungannya, ingin mencapai cita-citanya. Semoga Allah mengabulkan cita-citamu, Dek. Tiga tahun di pesantren pasti bisa hafal 30 juz. Semoga semangatmu menjadi motivasi bagi yang lain, dan aku abangmu. Aamiin.


24 Oktober 2019.
Adik kami paling bungsu. Namanya Rina. Beberapa hari yang lalu ia mengikuti  cabang 30 juz di Kuta Cane. Dan hari ini, 24/1/2019 pengumuman juara. Rina juara dua. Dia sedih, sepertinya dia menangis sebab dia berharap sekali bisa umrah. Hum, sabar dek, Rina. Nggak dapat tahun ini, insyaAllah tahun-tahun berikutnya. Pokoknya jangan patah semangat! Tetap perkuat hafalanmu. Rabbuna ma'aki. Tetap bersyukur Rina. Katakannlah: alhamdulillah.😊

Kemudian aku pun bertanya padanya,
"Dekku, Rina. Coba dulu ceritakan ke Bang Apun, bagaimana kebiasaanmu menghafal Al-Qur'an? Supaya Bang Apun tuliskan. Mana tau bisa dicontoh dan bermanfaat bagi orang lain?" "Harus ya, Bang Apun?"⁣⁣
"Harus, De'e!"⁣⁣
"Humm, tapi selesai dulu aku makan, Bang Apun. Payah kurasa ngetik nie."⁣⁣
"Owh, oke."⁣⁣
Tidak berapa lama kemudian, ia pun membalas pesanku tadi.
"Humm, sebelumnya kita jadi penghafal itu harus niatnya karena Allah, jangan mengharapkan yang lain. Sebenarnya orang menghafal Al-Qur'an itu ada amalan khususunya, Bang Apun." ⁣
"Kae di, apa itu?" tanyaku. 

"Jadi selain menghafal Al-Qur'an harus banyak amalan lainnya. Seperti salat tahajud dan dhuha jangan tinggal. Dan menghafal Al-Quran harus istiqamah tiap hari muraja'ah untuk menjaga hafalan dan selalu yakin bisa lancar." paparnya.

"Kalau menghafal satu juz, Kau berapa hari biasanya? Paling cepat dan lambat berapa hari?" selidikku.

"Paling cepat 10 hari paling lambat 12 hari."⁣⁣

"Gimana caranya?"⁣⁣
"Misalkan target kita setorkan untuk pagi-pagi berapa? Misal pagi satu lembar sehalaman.  Terus baca yang kita targetkan itu sampai lima kali. Setelah itu dihafalkan."

"Kalau muraja'ah?"

"Untuk muraja'ah, kalau aku biasa ngejar target sehari hampir 10 juz, Bang Apun. Kalau hari biasa cuma 5 juz sehari. Kalau lagi malas kadang cuma  3 juz sehari, Bang Apun."⁣

⁣ "Apa pesan , Dek Rina untuk penghafal Al-Quran? Baik yang sudah khatam ataupun yang sedang menghafalkannya?" ⁣
"Pesan saya bagi para penghafal Al-Quran adalah jangan pernah ada kata mengeluh dan menyerah dalam memperjuangkan hafalan kalian, dan jangan pernah ada niat untuk meninggalkan hafalan yg pernah kalian dapat. Kalau bisa jagalah hafalan kalian sampai kapanpun. Kalau bisa sampai mati. Karena Al-Quran bisa membawa mu ke Surga." ⁣
"Baik. Terimakasih, De'e!"⁣⁣
"Sama-sama, Bang Apun." ⁣
Pada umur 15 tahun Rina sudah hafal 30 juz. Sekarang ia masih kelas dua aliyah dan juga sebagai pembantu gurunya menyimak hafalan adik-adik kelasnya di pondok. Semoga tetap istiqamah dekku paling cantik, paling manis, paling cute, paling baik, paling rajin dan pintar. Tapi kalau dibanding denganku ketika masih di pondok, soal rajin, soal nilai, soal disiplin, kamu masih kalah loh ya dari Bang Apun. Hanya saja di pondok Bang Apun tidak wajib menghafal Al-Qur'an. Tapi kalau soal hafalan dan prestasi, Bang Apun kalak telak dekku. 

Saat ini, di rumah kami sudah ada sembilan piala. Baik tingkat kecamatan maupun kabupaten, baik jaura satu ataupun juara dua. Lebih sering jaura satu. 
MasyaAllah, kuntu fakhuuran biiki ya, Ukhty. Rina adalah satu-satunya di kampung kami Alur Langsat yang hafal 30 juz. Cukup membahagiakan kedua orang tua kami tentunya. Sangat mengharumkan kampung Alur Langsat. Aku bangga punya adik sepertimu dekku, Rina!

Hari ini, 15 Februari 2020. Bibiku paling bungsu anak kakekku Ta'at meninggal dunia. Nama bibi Salamiyah binti Ta'at. (طاعة). Kronologinya  beliau sedang berwudhu, hendak menunaikan ibadah magrib. Ayahku sudah takbir sebagai imam di masjid kampung Alur Langsat. Tetiba teriakan itu terdengar, bibiku terjatuh 'ntah terpeleset atau gimana' tidak ada yang melihatnya. Dibawa ke rumah sakit, namun masih di tengah jalan, ia mengembuskan napas terakhinya.
"Innalillahi wa inna ilahi rajiu'un." ujar yang ikut mengantar beliau. Magrib waktu Indonesia kejadian itu, sore waktu Kairo pukul 16:06 aku mendapat telepon dari adikku Rina, kemudian aku bicara dengan ayahku.
"Daud, anakku, jangan kau sedih, bibimu telah tiada."
"Innalillahi wa inna ilahi raji'un." lirihku. Aku terkejut. Aku kaget, aku sedih dan aku menangis. Aku akrab sekali dengan bibi kandungku itu. Kemarin waktu pulang kampung bulan September 2019, aku masih bertemu dan berbicara dan bercerita dengannya.

Dia rajin ibadah seperti ayahku, dia mencontoh abang kandungnya. Dia rajin berguru. Bahkan ia sering bertanya padaku tentng do'a-do'a, ia minta aku ajari agar dia menghafalkannya. Memang bibik pernah bilang bahwa i pernah sakit parah, ia sering mimisan, kepalanya pusing dan badannya kurus. Tapi sudah sembuh total. Aku lihat badannya sudah pulih. Namun ajal hanya Dialah yang Maha Tahu. Hari ini bibiku telah kembali ke sisi-Nya. InsyaAllah husnul khatimah. Allahumma aamiin.
Aku pun bilang pada adikku Rina, "Kau hafizhah, bacaan Al-Quranmu bagus, bacakanlah kalam Allah di dekat bibi kita dekku, Rina."

"Iya, Bang Apun." Dan aku juga tidak lupa bilang untuk ketiga kalinya pada ayahku, "Sabar, Ayah."  Pertama bilang kalimat itu saat abangnya yang nomor dua meninggal, dia adalah Pak Ngah-ku, lalu dua bulan kemudian adiknya yang laki-laki menyusul, dia adalah Pak Lang-ku, dan hari ini adik kandung ayahku yang perempuan paling bungsu, dia adalah bibiku, Salamiyah binti Ta'at. Semoga Allah lapangkan kubur kalian semua. Allahummaghfirlahum ya Allah. Lahumul-Fatitah.



-Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”


Wahai anakku, jika saja Allah meletakkan kemuliaan dan keagungan pada tukang sapu, niscaya aku pasti menyuruhmu menjadi tukang sampah. Akan tetapi Allah Swt, meletakkan kemuliaan dan keagungan dalam ilmu, maka carilah sekuat tenagamu, kerana ilmu menolongmu di saat dunia meremukkanmu dan ilmu melindungimu di saat dunia mencelakaimu.”.

-Syaikh Dr. Ramadhan Al Buthi.



Semoga tulisan ini dapat menjadi motivasi bagi para calon penghafal Al-Quran. Semoga bermanfaat.

Kairo, 16 Februari 2020.



Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu