Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja? Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues. Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues. Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon. Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren. Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...
Repost dari Instagram: @mdfarmaa
Sering kali kalau naik Uber atau Taksi, obrolannya tentang menikah. Mulai dari yang masih jomblo, baru nikah hingga supir yang sudah bisa kita panggil 'giddu' alias kakek, kalau kita mulai topik menikah mereka oke-oke wae. Bahkan kita baru satu kata, mereka sudah satu paragraf.
Kata Babang supir Uber ini, "Dulu maharku 15 gram mas dan 45 ribu Pounds." Belum lagi embel-embel nikah lainnya, pesta nikah dan sebagainya. Itu baru sekelas supir Uber loh, gimana dengan yang pejabat tinggi? Artis? Kayaknya maharnya cukup untuk menikah 4 kali di negera kita Indonesia.🤭 Selain mahar, mempelai perempuan juga mensyaratkan pada calon suami sebuah rumah/flat yang siap huni, boleh bentuk igar ataupun tamlik.
Setahuku bagi orang Mesir cukuplah susah mencari duit jika bekerja pada orang lain. Mungkin karena ia terlalu yakin bahwa nikah itu mendatangkan rezeki yang melimpah dan berkah kali ya? Entah dia menabung atau meminjam duit, tak perlu ditanyakan. Dia yakin pada-Nya Maha Pemberi rezeki. Jadi gimana, Mus? Tadi kau banyak tanya, kau nikah sama orang Mesir atau orang Aceh?🤔😅
Kalau aku mah jangan ditanya, aku telah menyesuaikan kata hatiku dengan ucapan kedua orang tuaku, "Orang Alas aja." Tapi jodoh tentu Dia yang Maha Tahu. Orang tua kita sangat berhak bilang si ini ataupun si dia. Ada kalanya kita memilih dan mereka menentukan, pun sebaliknya. Kita pun selaku anak hanya bisa manut, ridha dan nasihat merekalah yang kita anut. Meskipun telah 70 ribu kali nama fulanah kau sebutkan, kalau jodohmu bukan dia maka takkan pernah bersanding. Menyakinkan kedua orang tua untuk memilih orang luar daerah tak segampang tokoh Musa dalam cerpen berjudul: PEDAS MANIS.
***
مِن حولِنا آفاقْ، مِن حولنا حُسنُ
في مَوْعِدِ الإشراقْ، في بسمةٍ تَحنُو
في الدِّفءِ والأشواقْ، في نِعمَةٍ نَحنُ
أوقاتُنا بُستانْ، إنْ نُكْرِمِ البَسمة
إن نجعَلِ الأوطانْ، تاجاً على القِمَّة
بالحبِّ يا إخوانْ، كُلٌّ سَقَى حُلْمَهْ
كُلٌّ سَقَى حُلْمَا -إيمي هيتاري.
#daudfarma
#magasir
#emyhetari *btw yang bahasa arab bukan tentang nikah ya.😁

Komentar
Posting Komentar