Mataku terpejam satu jam sembari berdiri untuk mengingat masa yang kelam. Ketika kubuka kembali, mataku berkunang-kunang.
Kucoba mengingat semua yang pernah kulakukan bersama kalian, canda tawa dan duka yang pernah kita lalui bersama.
Kucoba mengingat semua yang pernah kulakukan bersama kalian, canda tawa dan duka yang pernah kita lalui bersama.
Sering kubertanya sendiri: kapan kita bersua kembali?
Sahabat, bukankah perpisahan kita ini adalah untuk saling merindukan satu sama lain? Benar, dan bukan untuk benar-benar berpisah.
Sahabat, bukankah perpisahan kita ini adalah untuk saling merindukan satu sama lain? Benar, dan bukan untuk benar-benar berpisah.
Mengingat masa lalu adalah bagaikan sebuah cahaya yang indah bak cahaya yang dimiliki sang kunang-kunang. Bukan sihir, tapi ia adalah energi yang sempurna. Bukan rasa rindu yang cuma-cuma, tapi ia adalah rindu yang membahana dan luar biasa!
Ungkapan rinduku adalah rasa bahwa aku yang sedang mengaku tidak sanggup sendirian, tidak sanggup dengan kesunyian, ingin bersama seperti dulu bersama kalian duhai teman-teman.
Kenang-kenangan yang dulu pernah ada adalah cahaya kunang-kunang yang sedang kurasa. Cahayanya menyinari kegelapan, sebab ketika mata kupejamkan maka tak terlihat lagi indahnya bintang maupun bulan.
#sekarang coba pejamkan matamu, Kawan. Apakah kamu melihat kunang-kunang? Jika ada, maka itu adalah cahaya rinduku yang berupa keajaiban. Jika tidak ada berarti kamu ketiduran, Kawan.
Merammu kelamaan!
Merammu kelamaan!
#hihihi
*Farma
Komentar
Posting Komentar