Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Rindu Masakan Ibu-Farma

Sayup suara adzan sudah mulai terdengar di seantero kairo dan sekitarnya, menandakan shalat akan segera didirikan. Kendaraan lalu-lalang silih berganti melewati jalan depan bangunan-bangunan kelabu tua yang dipenuhi dengan debu-debu. Debu-debu itu bak pasir yang bersinar di gurun sahara, disinari dengan pantulan mentari yang hendak ditelan bumi. Burung-burung merpati berterbangan di angkasa bagaikan layang-layangan di kala musim semi. Mobil-mobil pun begitu teratur bagaikan anak catur, menelusuri jalanan yang senja sedikit gelap karena mentari hendak menyembunyikan senyum hangatnya. Ada juga yang parkir tersusun rapat seperti barisan perang yang siap menyerang. Lampu-lampu jalanan kini sudah mulai bersinar, ikut unjuk gigi. Karena ia cemburu dengan lampu kendaraan yang begitu terang mengeluarkan sihirnya. Pohon Kurma pun ikut bertasbih,  mengagungkan Asma Allah Swt. Pesona rona merah semangka segar sirna sudah, hanya tersisa kulitnya. Termos besar yang awalnya penuh dengan es buah

Jomblo, Pacaran atau Menikah?

MAHASISWA pada umumnya, saat pamitan meninggalkan kampung halaman, pastinya tidak terlepas dari pesan dan nasihat. Adapun nasihat itu ialah: “Nak, belajar yang rajin ya, dan cepatlah pulang!” Sudah jauh dari kampung halaman, dan sekarang berada di di kampung orang lain bahkan terdampar di negeri kuno, kini nasihat tersebut mengalami perubahan, berubah menjadi pertanyaan, “Nak, kamu belajarnya rajin tidak? Kapan kamu pulang?” dan biasanya di akhir percakapan tidak pernah lupa dari pesan dan nasihat. Sebab nasihat orangtua adalah ruh belajar. Nasihat itu akan terus diulangi dan diingatkan, agar tidak lupa dan menjadi inpirasi maupun motivasi dalam belajar. Nasihat yang begitu tulus dari orang yang terkasih dan tersayang, orangtua. Nasihat itu terus berlanjut hingga sampai di tingkat akhir. Begitu baru tiba di tingkat akhir, nasihat itu tetap terulang lagi dan ada sedikit penambahan kalimat di sana, sedikit penambahan soal atau pertanyaan, “Nak, kapan wisuda? Kapan balik?”, “Kapa

Bahasa Arab Itu Sulit?

BAHASA Arab adalah bahasa kedua internasional yang dianjurkan untuk dipelajari setiap negera, jika di suatu negara tak mampu menguasai atau sekadar paham pun tidak dengan bahasa Arab, maka negara itu akan jauh dari peradaban. Dasar-dasar ilmu itu banyak yang berawal dari tulisan Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa inggris yang kita kenal sebagai bahasa modern. Bahasa Arab adalah bahasa al-quran, bahasa para nabi, sahabat dan para ulama. Bahasa Arab adalah bahasa ahli surga, bahasa para bidadara dan bidadari. Bahasa Arab sudah tak asing lagi di telinga para pelajar, terutama yang pernah makan minum dan hidup di pondok. Adapun mereka yang sekolah umum juga sedikit banyaknya pernah mendengar satu atau dua kosa-kata bahasa ahli surga ini. Seperti; Ana atau Ane: kata ganti untuk saya. Anta: kata ganti untuk kamu. Sabbuuratun: papan tulis. Madrasatun: rumah sekolah. Qalamun: pena. Maktabun: meja. Kurraasatun: buku tulis dan kosa-k

Cerita romantis dari negeri Kuno-(fiksi)

. Hari ini adalah hari romantis di negeri kuno. Aku memang sok-sok-an, sok menetapkan dengan nama romantis untuk hari ini, sedangkan aku sendiri tidak punya hak untuk menetapkannya apalagi sampai mengusulkannya pada pemerintah untuk menjadikan tanggal ini adalah tanggal romantis khusus negeri kuno. Maka biarlah hari atau tanggal ini aku saja yang menetapkannya sebagai hari yang romantis dalam kalender pribadiku.  Aku kah si romantis itu? Bukan! Lalu? Kamu kah? Bukan! Loh terus siapa? Baiklah akan aku ceritakan. Pagi sekali aku keluar dari rumahku. Rasa suntukku menarik jempol kakiku untuk memimpin pasukan agar segera meninggalkan rumah. Aku pun melangkah dengan indah. Pagi ini benar-benar indah. Aku juga tidak tahu ke mana aku harus melangkah dan menjauh dari tempat aku tinggal, ingin aku jalan-jalan di kampung Darrosah dan sekitarnya. Jadilah aku menuruti jempol kakiku. "Yuk belok kiri!" Ajak jempol kaki kiriku menarik badanku hingga hadap kiri. Aku hanya menurut.

Syaikh: Ahmad Ibrahim Abdul Al-Jawad

Musim panas sudah tak sabar ingin menggantikan posisi musim gugur yang terlalu betah bertahan. Sempat musim panas tiba-tiba narsis dan seakan membakar penduduk Mesir, “Sabar Om, belum giliranmu!” begitulah kira-kira kata yang diucapkan musim gugur sehingga musim panas pun ciut dan tau waktu kemudian berlalu menyembunyikan diri. Hanya hitungan minggu saja sih sebernarnya puncak musim panas akan datang, dua, tiga empat atau lima minggu lagi. Lebih tepatnya bulan ramadhan nanti adalah puncak dari musim panas. Sekarang ini hari-hari di Mesir sama seperti hari biasa di Indonesia, awan cerah namun tidak pula panas. Untuk sekarang keluar rumah tidaklah terlalu bikin gerah. Aku keluar dari rumah bersama seorang sahabat yang empat jam lalu aku unggah photonya yang sedang tertidur pulas karena lelah membawaca, nikmat betul tidurnya. Sampai di pertigaan itu ia belok kiri menuju tempat ngaji dan aku belok kanan menuju masjid Al-Husain untuk menyetorkan hafalan pendekku ke seorang guru. Tepa

Ketika Pakar Cinta Berselisih*

Ketika Pakar Cinta Berselisih* Seorang anak kecil yang imut berusia lima tahun, namanya Nabila. Biasanya ibunya memanggilnya dengan Na ataupu La. Terkadang hanya diambil bagian depan dan ujung namanya saja, lalu digabungkan menjadi Nala. Pipinya emben seakan dua lebah mungil barusan menggigit kedua belah pipinya, ketika melihatnya pasti akan menimbulkan rasa gemas dan ingin mencubit dan menciumnya. Kalau ia menangis saat dicubit, kamu pasti ingin mencubitnya kembali karena ia semakin menggemaskan saat ia menangis. Apalagi kalau ia tersenyum? Huum, kamu pasti tak sabaran ingin mengambil kameramu dan mengabadikan wajah imutnya. Seorang kakek-kakek pun sangat gemas pada Nabila. Ingin sekali kakek itu mencium Nabila, namun kakek itu tidak tega jika Nabila menangis sedangkan Nabila tidak kenal dengannya. Ketika pagi saat mau ngopi di depan teras, kakek itu teringat dengan Nabila. Ketika siang hari saat ingin tidur, kakek itu terbayang dengan wajah imut Nabila. "And

Hingga Kita Tiada

(Cerita fiksi) Suatu hari aku duduk di taman Babul Futuh (di Kairo). Kuperhatikan kakek-kakek yang lanjut usia berjalan bersama istri dan cucunya.  Umur pasangan lanjut usia itu sebelas dua belas kecuali umur cucunya, kalau aku boleh sok menebak lagi, cucunya seumuran akulah kira-kira. Cantik tentunya! Kakek itu tak tahu lagi ke mana arah barat dan ke mana timur kalau tidak digandeng sang istri dan cucunya. Mereka duduk di atas tempat duduk yang tersedia untuk pengunjung. Lalu sang istri menitipkan tas kepada suaminya dan ia membeli eskrim. Tak lama sang istri kembali dengan membawa tiga eskrim yang cangkirnya berwarna pink. Susah kakek itu menyuapkan eskrim ke dalam mulutnya dengan memakai sendok dan tangannya sendiri. Sang istri pun membantu menyuapinya. Tak lama istrinya pergi kelilng bersama cucunya yang seumuranku tadi, aih, tingginya pun hampir sama. Lebih tinggi aku sedikit kayaknya! Mereka berkeliling dan meninggalkan kakek itu sendiri. Lalu aku memberanikan diri untuk