Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Pentingnya Suara Adzan

Suara adzan lah yang memanggilku untuk sholat pertama kalinya di masjid ini, masjid As-Shafa. Sering aku melewatinya, tapi bukan pada saat adzan dikumandangkan. Itulah kenapa setelah dua tahun kemudian baru bisa masuk masjid ini, bukan tidak memperhatikan lingkungan sekitar, sebab memang dibuka pada waktu shalat saja. Selain daripada itu di mana harus mengejar pelajaran yang waktunya telah ditentukan, takut terlambat hingga tidak sempat lagi melihat kiri-kanan apalagi mencari yang berada jauh dari jalan yang sedang ditapaki. Awalnya aku tidak lah tahu di kampung ini (Ahmad Sulthan) ada masjid sebagus masjid As-Shafa, karena ia tertupi bangunan rumah-rumah yang lain, terhalang tiga gang. Ketika aku mendengar suara adzan, rasa-rasanya suara itu tidaklah begitu jauh dariku. Aku pun mencari dan mendekati, tampaklah ia berdiri gagah! Saat aku masuk ke dalamnya, humm, bukan main indahnya! Walaupun memang di dalamnya tidaklah beda dengan masjid lainnya-yang terdiri dari sajadah dan mimbar k

Tenggelmnya Kapal Van Der Wijck

Tidak Beruntung  Daud Farma "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" Eropa boleh punya Romeo dan Juliet, dari Afrika ada Laila dan Majnun, dan dari Asia juga tidak kalah, ada; Zainudin dan Hayati. Tepatnya dari Indonesia pulau Sumatera Barat. Romeo dan Juliet memang kisah cinta yang menyedihkan, diakhiri dengan kematian. Tapi yang tak kalah menyentuh jiwa adalah kisah cinta yang dilalui dengan kesucian, seperti karya Buya Hamka. Cinta Zainudin pada Hayati begitu besar! Tapi penulis memberitahu agar makhluk tidak kalah dengan cinta pada sang Khaliq, Allah Swt. Qois dan Laila, Zainudin dan Hayati, adalah kisah cinta yang bernasib tidak beruntung. Saling mencintai namun tak bersemi. Penuh dengan cobaan, dan mereka tidak mampu menaklukkannya. Kenapa? Karena "takdir" berkata lain. Novel ini ditulis dengan tutur bahasa yang indah, dengan gaya uslub khas Minang Kabau, khas melayu. Kehalusan bahasanya berasa berada di era tahun tiga puluhan, nampak betul orang du