Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Khayalan Pembaca

Setiap orang punya khayalan yang berbeda-beda atas buku fiksi yang ia baca. Di mana penulis telah menggambarkan tempat dan suasana yang telah dia lihat sedangkan pembaca hanya membaca rangkain kata demi kata dari penulis. Saya suka baca buku jenis nonfksi dan fiksi. Bacaan saya bergam tentunya. Sebagai pembaca buku cerita, setelah selesai membaca buku itu saya dibikin penasaran bagaimana filmnya, lokasi yang mengarahkan imajinasi saya, khayalan yang tercipta di kepala dan sebagainya. Tetapi kadang kekhawatiran pun datang. Saya khawatir filmnya akan mengecewakan. Pun setelah tau betul dan mengalami datang ke denah cerita yang disebutkan juga tidak memuaskan. Maka kadangkala kita tidak ingin  mengacaukan imajinasi yang telah nangkring manis di kepala. Cukuplah ia jadi imajinasi yang luar biasa indah dan menarik. Lalu apakah penuli telah berdusta dengan hal itu? Oh tidak begitu! Imajinasi pembaca mengalahkan isi cerita yang dituliskan penulis. Bisa jadi ketika saya menulis sebuah cerita p

Embun Hidayah Subuh

Embun Hidayah Subuh  Daud Farma S ungguh, subuh hanyalah dilakukan pada waktu subuh, yaitu saat adzan subuh dikumandangkan maka telah masuklah waktu subuh.  Banyak sekali orang ingin berjamaah subuh di masjid. Selepas shalat isya ia langsung tidur dalam keadaan masih ada wudhu. Segala urusan ia tinggalkan, ia berdamai dengan mimpinya, tidur senyenyaknya dan terbangun sebelum adzan subuh berkumandang. Dia wudhu dan siap-siap berangkat ke masjid untuk subuh berjamaah. Ada yang sengaja tidur setelah magrib ataupun setelah waktu isya, namun ia belum shalat isya, dengan harapan membawa beban shalat isya ke dalam tidur agar terbangun satu jam sebelum waktu subuh untuk shalat isya lalu berjaga sampai subuh, mengaduk kopi, membaca buku, belajar, sampai ketika telinganya mendengar kalimat, "Allahu Akbar, Allahu Akbar", ia berangkat ke masjid untuk shalat subuh.  Adapula hal serupa, bergadang semaunya dan sesanggupnya. Jelas terdengar suara sang mu'adzin mengumandangkan adzan subuh

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Kumpulan Gambar Buku yang aku beli

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Thawiyyah Daud Farma

Repost dan Foto dari mbak: Jihan Mw Baca novel fiksii lagi setelah sekian lama ngga baca novel. Apalagi genre romance yaa. Baca ini jadi keinget zaman surat-suratan. Zaman masih belum kenal whatsapp atau yg semisal. Kisah Tha dan Wi, begitu panggilan dua sejoli ini. Ngikutin alurnya yang lumayan cepet di awal dan ikut deg-degkan, bagaimana selanjutnya hubungan yang hampir tidak pernah melibatkan tatap muka ini? Jangan nanya video call ya, lha wong WhatsApp aja ngga kenal lho mereka. Jadi ya begitulah, salut banget dengan cinta yang besar dan ikhlas dari keduanya. Bertahan bertahun-tahun hanya dengan saling mengabari lewat surel. Ikut pesimis ketika ada yang melamar sang wanita. Lalu gimana dong lanjutannya? Baca bukunya aja ya. #novel #Thawiyyah

Novel Manek'i

"Romantis tidak melulu terlihat pada muda -mudi yang sedang bergandengan tangan di tepian pantai. Romantis tidak hanya dikatakan pada kakek -nenek yang saling menuntun berjalan, bahu-membahu saling mengubah diri jadi tongkat.  Romantis  tidak hanya pada  suami istri yang saling pelukan pada saat sunset di pinggir danau. Romantis tidak harus pergi ke tempat-tempat wisata menawan seperti terlihat manis dan tampil sama dengan yang lainnya. Romantis tidak mesti juga berdangsa dengan kekasih halal sembari memutar lagu-lagu  romantis, tidak mesti! Romantis bukanlah yang terlihat di dalam film maupun sinetron. Bukan juga sebuah  lirik lagu. Romantis juga bukan kata rayuan di dalam sebuah buku cerita yang dibaca.  Romantis bukan seperti yang dilakukan orang-orang di hari Valentine!Tetapi Romantis itu ialah singkronisasi dua hati yang; saling mencintai, saling menyayangi, saling mengerti, saling memahami, dan salingmemaafkan satu sama lain.  Romantis adalah kesesuaian dua arah yang tidak b

Novel Thawiyyah

Begitulah tulisan, pasti ada hati yang serasi ia temani. Bukan aku yang mengaku tulisanku bagus, melainkan pembacalah yang mengatakannnya lewat kolom komentar atau lewat pesan pribadi kepadaku. Aku pun tidak pernah percaya bahwa yang aku tulis adalah bagus. Tentunya semua orang kalau menulis  sesuatu, harapannya adalah bagus di hati pembacanya. Ketika telah lebih dari seratus orang yang  mengatakannya padaku, barulah aku percaya dan, "syukurlah kalau Anda suka, syukurlah kalau Anda senang, terima kasih telah membacanya", ucapku pada mereka, di beberapa waktu lalu, lewat media sosial ataupun saat bertemu. Tulisanku yang pertama kali dibilang bagus ialah sewaktu di pondok dulu. Ketika itu aku menuliskan tentang kami yang satu angkatan kelas akhir KMI dikumpulkan di rumah buya, kutulis dalam buku harianku, lalu buku itu berpindah-pindah tangan dan hilang. Kemudian sewaktu berangkat ke Al-Azhar, ketika itu aku tidak diizinkan masuk pesawat. Boarding pass-ku dibawa pergi oleh seor