Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Dua Puluh Pound

Ini dunia manusia, bukan dunia malaikat. Ini semua tentang cinta, ini semua karena cinta dan ini semua gara-gara cinta. Sejak pukul 00:00 itu, ia kehilangan segalanya. Hilang semua sudah kebahagiaannya yang selama ini ia pertahankan, yang selama ini ia perjuangkan dan yang selama ini ia pelihara. Ia marah sekali pada penemu yang bisa membuat harmonis dan romantis tercipta kapan saja itu, penemu yang mampu mendekatkan yang jauh sehingga bisa bertatap muka lewat jasad yang tak bernyawa yang disebut dengan sebuah photo, bisa saling menyapa lewat jasad yang tak bernyawa yang terlihat narsis pada masing-masing layar handphone dan terdengar gelombang suara yang begitu indah dan merdu dari seorang terkasih di dunia antah berantah di belehan benua sana, yang penting kali ini ia benar-benar marah karena kehilangan segalanya, ia sebal sekali. Siapakah penemu telepon itu?, ingin ia mengucapkan ribuan terima kasih terlebih dahulu lalu memakinya habis-habisan, sebab cintanya sudah hilang pada pukul 00:00 itu.

Sudah berkali-kali ia meminta bantuan kepada teman-temannya agar bisa menolongnya untuk mengembalikan cintanya yang telah hilang, sudah berkali-kali ia memasang muka ibanya pada mereka yang berhak untuk ditunjukkan muka iba, mukanya yang macam orang tak makan satu minggu lamanya. Duh, segitukah akibat cinta yang hilang pada pukul 00:00 itu?
Bolak-balik ke tempat pengambilan cinta yang bersifat kapan saja bisa diambil asalkan ada isinya, kapan saja boleh ditarik kalau ada yang bisa ditarik. Seingatnya, ada yang masih bisa ditarik sehingga ia pun berkeinginan untuk menariknya.
Selepas maghrib, ia bergegas keluar membawa sebuah alat penarikan yang berwarna kuning, ia membawa itu agar kiranya dapat menarik cintanya. Mungkin saja cintanya telah jatuh ke dasar jurang yang begitu dalam sehingga tak nampak lagi, tinggal puing-puing huruf-huruf romantis yang tertera dan tersisa di layar handphone.

Tiba ia di tempat penarikan cinta yang pertama, tak ada tanda-tanda yang bisa ditarik, layar monitor mengabarkan bahwa sedang di-service. Atau mungkin kehabisan bumbu cinta dan semacamnya, lagipula di pinggir jalan seperti itu harus berhati-hati menariknya. Sebab banyak di dunia ini berambut pirang yang bermata jalang. Bisa-bisa disergap dari belakang dan cinta yang hilang tadi pun tak terdapatkan. Tempatnya terhitung strategis, di depan kampus Al-Azhar, kampus tertua kedua di dunia itu. Di samping kirinya penjual jus dan di samping kanannya penjual daging yang dibakar dengan cara diputar-putar memakai mesin pemutar. Karena tak ada harapan lagi di tempat itu, kemudian ia pergi ke belakang Masjid Husein di dekat tempat wudhu, sampai di sana ia temui jutaan orang dan jutaan bau tengik dan warnanya. Sangat dilarang setelah makan melewati kerumunan orang itu, bisa-bisa isi perut tertumpahkan semuanya. Segala macam orang berbaur di dalamnya. Kau tahu sendiri bagaimana bau keringatnya orang yang suka makan bawang merah, beda sekali dengan orang yang suka makan buah zaitun atau mengoleksi bunga melati. Akhirnya ia pergi ke bagian depan sana yang juga di pinggir jalan, yang di dekat jalan atau tangga bawah tanah itu. Begitu sampai di tempat, "Maaf, nggak ada wasilah cinta di dalamnya!." kata seorang penjaganya. Duh, gagal lagi. Padahal untuk menuju ke tempat itu memakan waktu sepuluh menit, padahal lazimnya hanyalah tiga menit saja. Namun karena banyak sekali manusia-manusia bau tengik tadi, ia harus menghabiskan sepuluh menitnya. Kau bayangkan itu betapa banyaknya manusia!.
Tak lama ia berdiri merenungkan nasib kehilangan cinta pada pukul 00:00 CLT (Cairo Local Time). Ia masuk ke dalam terowongan bawah tanah dan naik lagi melewati pinggir jalan atau bangunan tua yang sedang direnovasi. Tak ayal, ia sampai di rumah. Begitu sampai di rumah, istirahat beberapa menit, lalu ia meminjam wasilah cinta lagi ke temannya yang baru datang dari luar sepuluh menit sebelum dia. Kalian sudah bisa tebak nasib apalagi yang ia terima kalau bukan...

"Maaf, Akhi, nggak ada wasilah cinta yang gede, adanya pecahan. Itu pun hanya dua pound saja." kata temannya tadi. Duh, gagal lagi, tidak ada harapan lagi dan pupus sudah. Sepertinya ia tak kan lagi mendapatkan cintanya yang hilang pada pukul 00:00 itu. Ia pasrah, lumpuh sudah semua tenaga cinta yang dipupuk selama ini. Akhirnya, entah syaitan apa yang membisikki hatinya, entah angin dari mana yang lewat di daun telinganya dan masuk ke dalam hatinya, ia pun berfikir terlalu cemerlang. Ia ambil charger handphone-nya yang sedang dipakai oleh teman di kamar sebelah, ia keluarkan kartunya handphone-nya dan hapus seluruh kontak yang tersimpan di dalam handphone-nya itu, lalu ia ambil kotak handphone yang masih mengkilat dan bergegas pergi meninggalkan rumah. Kemana manusia kehilangan cinta ini pergi? Cintanya yang hilang pada pukul yang tak enak jika sering disebutkan itu, cinta yang antah beratah tiba-tiba hilang begitu saja, hingga-hingga ia benci sekali dengan pukul 00:00, ia bertekad untuk tidak melihat atau mendengar nama pukul itu. Menyakitkan sekali, oh sunguh menyebalkan. Lain kali ia bertekad untuk mempersiapkan pada bulan selanjutnya, jadi kalau sedang musim paceklik tiba, ia masih punya cadangan.

"Kawan, namaku Rangga, kiranya Kamu masih ingat akan namaku. Sebulan yang lalu Aku membeli handphone nokia senter ini di tempatmu ini seharga seratus delapan puluh pounds dan sekarang aku mau menjualnya kembali" katanya tak terbata-bata sambil mengulurkan platik gresek warna putih dan di dalamnya sebuah handphone nokia senter berwarna hitam lengkap dengan kotaknya, ia lancar sekali mengungkapkan itu. Ia perhatikan pemilik toko Handphone Ettisalat itu, ia senang sekali melihat pemilik toko itu menerima handphone Nokia senter yang baru ia bawa tadi.
"50 puluh pounds!" kata pemilik toko yang wajahnya baby face itu, ia cowok kalau dilihat dari postur tubuhnya, kalau dilihat dari wajahnya ia agak mirip cewek tapi bukan sepenuhnya cewek, agak mirip aja. Dilihat dari samping, ia mirip dengan pembunuh berdarah dingin atau si kopat. Rangga sendiri susah menggambarkan dalam ucapan tentang wajahnya itu, tapi percayalah, begitu kau melihat wajahnya kau akan bilang, "Dasar bencong si kopat cari mati!"

Wajah Rangga yang tadinya riang, cerah bagaikan matahari terbit di pagi hari pada pukul tujuh pagi, sekarang macam muka senja yang hendak tenggelam ditelan bumi. Rangga menelan ludah, menajamkan pandangannya dan membisu tak mampu lagi berkata sepatah kata pun. Tenaganya ditelan oleh si bencong berdarah dingin itu. Kenapa tidak? Handphone-nya yang masih utuh, bagus, mengkilat, jarang dipakai, belum ada tergores oleh apa pun, masih seperti sedia kala ia beli, baru satu bulan dipakai dan apa yang ia dengar barusan? "Lima puluh pounds?." Cintanya memang hilang dan entah bagaimana ia menemukannya kembali, tapi tidak begini juga cara rintangannya. Sungguh tak ada belas kasihan, makan hati dan menusuk jantung.

"Tolonglah, Kawan, ini masih bagus ni ha, masih seperti dulu kalanya Aku beli. Aku sangat butuh uang untuk menemukan cintaku yang hilang pada pukul 00:00, aku benci sekali dengan operator yang menghancurkan semangatku yang tidak ada peringatan, langsung menghilangkan cintaku begitu saja. Kalau seandainya ia bilang cintaku akan berakhir pada pukul 00:00 pada malam ini sejak seminggu yang lalu, tentunya aku pasti mepersiapkannya. Lain kali, tolong bilang sama pengurus yang menghilangkan cintaku itu. Kalau kerja yang becus dong, pakai perasaan!!!." katanya menatap si kopat.

Pemilik toko hanya diam seribu bahasa dan dengan satu ekspresi wajah yang bengong. Ia baru pertama kali menemukan makhluk bumi seperti Ranggga.
"Kawan, tolonglah seratus pounds pun jadi deh. Masak ia cuma lima puluh pounds?, nggak ada perasaan sekali!, Aku kan beli seratus delapan puluh pounds?"
"Maaf, bro, handphone Kau ini sudah Kau pakai, jadi semahal apapun kau beli, kami hanya menerimanya dengan harga lima puluh pounds atau enam puluh pounds paling mahal. Karena sudah di pakai dan ini adalah prinsip, Kawan!" Tak lama ia berdiri di tempat si kopat tadi, ia keluar dari ruangan si kopat bagaikan mengedipkan mata, si kopat itu bukan hanya pembunuh fisik yang bernyawa tapi juga penbunuh perasaan pujangga, ia keluar dari ruangan si kopat, cepat sekali ia berlalu, ia geleng-geleng setelah mendengar prinsip yang tak berperasaan itu. Prinsip yang katanya semahal apapun handphone yang dibeli ia akan menerima dengan harga lima puluh pound saat dijual kembali padanya, itu jika dibeli di tempatnya. Apalagi jika tidak dibeli di tempatnya? Tidak mudah ia percaya, mungkin hanya sepuluh pounds saja.

Tak ayal, ia tiba di Bank Mishra di depan penjual Kibdah, tetangga rumahnya syaikh Asyraf, pengajar Al-Quran danTajwid di Masjid Ja'fari dan Markaz Itqan. Akhirnya, tak ada orang, kosong melompong, tak ada satu manusia pun di sekitar Bank tersebut. Ia keluarkan kartu warna kuning yang ada tulisan Master Card itu, lalu ia masukkan. Perlahan-lahan dengan sabar ia menekan rintangan-demi rintangan dan tiba pada jumlah nominal yang ingin ditarik. Ia tekan angka dua dan nol, yaitu sebesar dua puluh pounds. Ia lega sekali, ia riang sekali dan berkaki-kali ia berdoa agar diberikan wasilah cinta yang sebesar dua puluh pounds untuk membeli paketan, untuk menemukan cinta yang hilang pada pukul 00:00 clt. Kini ia hampir menyukai lagi pukul 00:00 itu, ingin ia minta maaf pada penemu jaringan yang bisa mendekatkan cinta yang berjarak jauh itu. Long distance relationship istilah anak muda tahun yang akhirannya angka lima belas itu. Uang lima pounds di sakunya akan genap menjadi dua puluh lima pounds, cukup untuk membeli paket bulanan sebesar dua puluh lima pounds.

Tak lama menunggu, hanya beberpa detik saja. Kartunya keluar dengan merajuk, hanya kartu saja yang keluar. Tanpa ada kertas pemberitahuan apalagi kertas wasilah cinta? Ngarap banget!. Ia baca di layar monitor, mengatakan bahwa uangnya tidak cukup untuk ditarik, walaupun hanya dua puluh pounds. Mungkin ia sudah ditakdirkan untuk membenci pukul 00:00 clt itu, hilang sudah harapan. Harapan satu-satunya adalah ATM. Namun, atm juga tidak memberikan harapan. Terpaksa ia melangkahkan kaki dari sana, cepat-cepat pergi meninggalkan Bank Mishra. Ia sudah tak tahan diejek Bank Mishra, "Ye, rasain. Nggak bisa mendapatkan cintamu lagi kan. Ye mukanya sedih beneran atau pura-pura sedih?, ye cemen!." Duhai Bank Mishra, tega sekali dirimu! Ia sudah setengah mati menahan amarah, ditambah lagi ejekannmu. Uang yang sekarang kau simpan tak cukup membebaskannya dari penjara jika ia harus menghancurkanmu. Sudahlah Bank Mishra, biarkan ia merenungi nasibnya, ke mana ia harus mendapatkan dua puluh pounds untuk mendapatkan cintanya.
Rangga tetap pulang ke rumah dengan membawa kotak yang di dalamnya handphone nokia dan handphone samsungnya yang model android di saku celananya. Menjual handphone untuk membeli paketan dengan tujuan mendapatkan cinta yang hilang, gagal lagi. Di tengah jalan, ia keluarkan handphone dan chargernya lalu ia campakkan begitu saja kotak handphone itu. Wassalam. Tamatlah sudah.

Oleh: Farma
Kairo, 3 Juli 2016. 02:55 WK (waktu Kairo).
29 Ramadhan 1438 H.

*Photo diambil dar[ google.

Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu