Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Tidak Beruntung



Tidak Beruntung
Oleh: Daud Farma

"Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"


Eropa boleh punya Romeo dan Juliet, dari Afrika ada Laila dan Majnun, dan dari Asia juga tidak kalah, ada; Zainudin dan Hayati. Tepatnya dari Indonesia pulau Sumatera Barat. Romeo dan Juliet memang kisah cinta yang menyedihkan, diakhiri dengan kematian. Tapi yang tak kalah menyentuh jiwa adalah kisah cinta yang dilalui dengan kesucian, seperti karya Buya Hamka. Cinta Zainudin pada Hayati begitu besar! Tapi penulis memberitahu agar makhluk tidak kalah dengan cinta pada sang Khaliq, Allah Swt. Qois dan Laila, Zainudin dan Hayati, adalah kisah cinta yang bernasib tidak beruntung. Saling mencintai namun tak bersemi. Penuh dengan cobaan, dan mereka tidak mampu menaklukkannya. Kenapa? Karena "takdir" berkata lain.

Novel ini ditulis dengan tutur bahasa yang indah, dengan gaya uslub khas Minang Kabau, khas melayu. Kehalusan bahasanya berasa berada di era tahun tiga puluhan, nampak betul orang dulu itu bertutur kata nan indah. Ditulis dengan jiwa tentu masuk juga ke dalam jiwa pembaca. Dari membaca isi cerita, terasa mulia 
akhlak penulisnya. Novelnya nyaris sempurna. Namun masih banyak kudapati typo. Ada yang dapat kuterka bacaannya dan ada pula yang tidak dapat kutebak, tapi rata-rata tertebak olehku. Husnuzhanku adalah mungkin ini cetakan lama yang di-pdf-kan, atau mungkin sengaja tidak diubah sedikitpun oleh tim penerbit demi menghargai karya ulama, tapi aku memilih agar editor mengeditnya saja. Supaya pembaca lebih mudah tahu kata apa yang ditulis(?)

Di dalam ceritanya, terlihat betul Hayati memilih dan mengikuti nasibnya yang malang saat mengambil keputusan untuk tidak menikah dengan Zainudin. Tetapi dia telah melanggar sumpahnya. Karena sumpahnya itulah penulis hendak membuat Hayati menyesalinya. Bukankah penulis adalah pembuat "takdir" di dalam ceritanya? Kalaulah suaminya Aziz tidak jatuh miskin, maka tidaklah Hayati mengingat Zainudin lagi, dia sudah melupakan Zainudin. Hayati telah mencintai suaminya. Ditambah lagi karya-karya baru Zainudin yang tersohor dan tersebar luas, hinggaa sampai pada Hayati dan ia membacanya. Saat membaca isi buku karya yang pengarangnya dengan simbol huruf ‘Z’ itu diyakini oleh Hayati bahwa ia adalah Zainudin kekasih lamanya, lagi pula ceritanya mirip sekali dengan orang yang telah ia sakiti selama ini. Sebab itulah ia kembali teringat dengan Zainudin. Dan lantaran karena tak punya harta itulah yang mempertemukan Zainudin dan Hayati kembali, malah dalam satu rumah pula. Perasaan cinta Hayati pada Zainudin pun mulai tumbuh lagi.

Tapi; "pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa."

Apalagi janji Hayati dulu itu, tak dapat dimaafkan Zainudin!.

Yang selalu membuat sedih itu adalah saat kedua tokohnya meninggal, itulah yang disebut sad ending. Kalaulah Hayati selamat dari karamnya kapal Van Der Wijck itu, lalu menikah dan hidup bersama, tentu ini jadi happy ending. Meskipun di awal penuh dengan penderitaan. Tapi bukahkan sad ending-lah yang terkenang oleh masa? Tak lekang dari zaman? Tak pudar dari ingatan? Dan semua kesedihan itu penulis tak lupa mengingatkan bahwa sebesar apapun kecintaan hamba selain daripada sang Pencipta, semuanya akan sirna, tak lupa mengingatkan kematian.

Lama aku menunggu sembari membaca menemukan kata; kapan ya ada kata kapal ‘Van Der Wijck’ di dalam buku ini? Oh ternyata di akhir-akhir sekali.

Yang sempat mengganggu konsentrasiku saat membacanya adalah; aku selalu terbayang filmnya. Jadi tidak bisa mengkhayal bebas dan luas. Ah salahku kenapa menonton filmya terlebih dulu daripada membacanya?!

Agaknya kubaca sebelum filmnya diagarap oleh sutradara. Maka dari itu, bagi kamu yang belum sempat membaca bukunya, yuk temukan novelnya di toko buku terdekat, baru setelah itu menonton filmnya. Aku siap ‘mengomporimu’ menukar lembaran rupiahmu untuk menjadikan novel ini sebagai koleksi pribadi. Tapi kabar baiknya jugalah aku malah ingin sekali lagi menonton filmnya setelah tadi selesai membaca novelnya. Ternyata Zainudin juga meninggal dunia karena sakitnya, separuh jiwanya telah dibawa Hayati ke dalam kubur. Benar-benar menyedihkan. Patut novel ini adalah novel religius yang melegenda. Sayangnya sudah sejak kecil kudengar ceritanya namun baru hari ini sempat kubaca, dan 140 halaman pdf novelnya kuhabiskan dalam 14 jam lamanya. Semoga kisah cintamu adalah kisah cinta yang beruntung, Kawan!

Oleh; #Daud Farma

Darrasah-Kairo, 23 Juli 2018.

*Photo: dari akun ig: syira.bookstore

Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu