Kalau diingat-ingat kembali, buku ini pernah kubaca empat tahun yang lalu. Sempat dua kali kubaca hingga selesai.
Bedanya, empat tahun yang lalu aku adalah sebagai penikmat ceritanya sambil mengkhayalkan khayalan bebas, terutama tempat-tempat yang disebutkan. Terkadang, ketika membacanya aku berguman, "wah ilmunya, rajinnya dia, pintarnya tokoh utamanya, kok ia nggak pernah berbuat salah? Aku ingin menuntut ilmu di sana!" Memang, terkadang orang sastra itu menggambarkan sesuatu itu sedikit berbeda di dalam realita, tapi kali ini memang benar-benar apa adanya. Bagi kamu, pembaca budiman, mungkin ini adalah sedikit bocoran bahwa, "yang kamu baca bukanlah karangan semata, itu adalah hampir persis seprti memindahkan dunia nyata ke dalam sebuah buku fiksi" Hehehe, aku masih memakai kata 'hampir' supaya tak berlebihan.
Jadi, maksudku, bacaan yang bagus itu, bisa jadi ia adalah modal awal untuk berani bermimpi. Sebut sajalah, "Andrea Hirata" dengan buku bacaannya tentang Edensor, negeri indah tak terperi, menjadikannya tuk bermimpi, akhirnya terpenuhi juga. Sehingga ia pun mempunyai kata kutipan, "Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpimu."
Bahagianya adalah, untung saja bacaan seperti ini tidak dilarang keras di dalam dunia pesantren. Hoho.
#Selamatmenemaniakhirpekanbagiindonesia!
Komentar
Posting Komentar