Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Alahamdulillah ...
Pada hari ini, 16/10/2019, tepat sudah lima tahun lamanya di negeri Piramida, negeri Nabi Musa. Photo ini diambil saat shalat jama'ah di dalam imigrasi Bandara Internasional Kairo, pada 16/10/2014 silam. Kami ditihan selama 5 jam lebih karena kami tidak punya surat keterangan bahwasannya kami diterima di Universitas Al-Azhar, sehingga pihak mediator Ikatan Alumni Ar-Raudhatul Hasanah Mesir (IKRH Cabang Mesir) menelepon pihak Konsuler KBRI dan presiden PPMI Mesir Agus Susanto beserta kabinetnya, tidak lama mereka pun datang dan kami keluar dari dalam imigrasi.
"Alhamdulillah." ucap kami bahagia. Bagaikan narapidana baru keluar dari dalam bui. Begitu sampai di luar, wah udah gelap. Padahal tadi pesawat kami mendarat jam lima sore, oh iya ini udah jam 10 malam. Kami pun menyempatkan photo bersama di depan bandara kedatangan satu yang ada tulisannya: Cairo International Airport. Lalu kami masuk bus dan menuju sekretariat IKRH. Sampai di sana kami disambut anggota IKRH Cabang Mesir yang lumanyan ramai, tidak menunggu lama kami dihidangi makan berat. Humm, kukira masakan orang Mesir yang bakal kami santap, ternyata masih makan nasi juga. Hehehe. Setelah makan, kami perkenalan diri pada yang telah lama di Mesir-yang hadir. Kami diberi simcard Ettisalat, buru-buru kami ganti. Karena Telkomsel sudah tidak berfungsi lagi.
Setelah lama bercerita ini-itu sampai subuh, aku melakukan sujud syukur sendirian, bentuk syukurku sampai tujuan dengan selamat, cita-cita lama ingin kuliah di Al-Azhar terkabul.
Benar saja, pada esok harinya kami ke kampus tertua ketiga di dunia itu, Al-Azhar Al-Syarif.
" MasyaAllah, wah-wah ternyata ini yang selama ini aku baca di novel AAC 1 dan KCB. Humm, ini dia nih kampusnya Khairul Azzam!" kataku tidak begitu keras, mungkin hanya aku saja yang dengar. Kami pun diajak senior masuk ke dalam kelas untuk melihat langsung muhadharah tingkat satu, tak banyak kata-kata dosen yang kupahami, beliau menjeleskan dengan bahasa 'ammiyah Mesir. Tidak lama kemudian kami ke masjid Al-Azhar Al-Syarif yang bersebelahan dengan kampus. Sangkinkan buru-burunya, hanya ada waktu photo-photo, tidak sempat shalat dua rakaat.
Lalu kami ke masjid Sayyidina Al-Husain, berziarah, shalat dua rakaat dan menunggu waktu dzuhur.😊
"Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".
-Surat Yusuf ayat 99.
Komentar
Posting Komentar