Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Malam minggu mulanya mencari menantu ibu. Tidak ketemu menantu, hantu juga bolehlah jadi pdkt yang penting hantunya tak tahu malu bahwa yang sedang mendekatinya adalah jomblo yang tak laku-laku.
Susah payah seorang Abang menemukan sosok menantu berprilaku ibu-ibu. Yaaa mana ketemu? Ibu-ibu mah malam minggunya di depan tv mulu dari dulu. Emang sejak kapan ada ibu-ibu malam minggu di tempat-tempat seram begitu? Ibu yang berubah jadi kuntilanak akibat kecelakan malam minggu lalu gitu? Yang abis nonton sinetron ada adegan minum resep dan akhirnya dia juga minum resep karena terlalu obsesi dan terlalu sayang pada pemerannya itu? Ah siapa sih namanya yang katanya di india masuk breaking news bahwa si pulanah telah meninggal dunia pada episode ke dua puluh? Hah? Serius lu? Tanya para ibu-ibu yang tidak pernah ketinggalan sejak episode satu. Lalu histeris ikut minum semacam obat penenang gitu, eh tau-taunya obat nyusul jadi hatu. Waduh, itu kan terlalu!
Trus si Abang pulang dengan pasrah membawa pilu malam minggu. Menantu tak nemu, uang di saku tinggal seribu akibat taruhan gara-gara putus asa nongkrong demi menunggu menantu yang berprilaku seperti ibu-ibu. Yang baik, yang cantik, yang shalihah, rajin ngaji, suara merdu, pintar masak, parasnya keibu-ibuan, imut, jago bersolek. Memang ada sih yang begitu, tapi jarang ada yang ikut malam minggu. Paling malam minggunya bersama buku-buku. Aku tahu? Aku juga nebak bruu!
Pernah nih si Abang menghampiri seorang cewek yang sedang menunggu di simpang tiga dan duduk di atas bangku. Cewek itu sedang menikmati beberapa tusuk sate lembu. Datanglah si Abang mencoba merayu, ketika si cewek disuruh membalikkan wajah? Humm larilah si Abang seperti kuda berpacu. Lagipula mana ada sih cewek sendirian duduk malam-malam begitu? Kamu percaya hantu? Yah mungkin yang tadi itu? Hantu? Humm percaya banget kamu!
Aku aja ngarang, huhu.
Aku aja ngarang, huhu.
Baiklah, thaknyou sudah menyempatkan diri membaca coretanku di malam minggu.
Buat Abang-Abang yang sedang membawa menantu ibu di malam minggu, ingat nih pesanku: jangan jauh-jauh-dulu, ntar semakin jauh kamu lupa alamatmu!
Begitu.
Buat Abang-Abang yang sedang membawa menantu ibu di malam minggu, ingat nih pesanku: jangan jauh-jauh-dulu, ntar semakin jauh kamu lupa alamatmu!
Begitu.
Maksudku? Ya jangan malam minggu. Kenapa?
Nggak tau!
Karena mati lampu kali?
Kutahu di tempatmu sedang mati lampu. Wong aku baca statusmu lima menit yang lalu.
Nggak tau!
Karena mati lampu kali?
Kutahu di tempatmu sedang mati lampu. Wong aku baca statusmu lima menit yang lalu.
*Farma
Komentar
Posting Komentar