Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Aini Cita-Cita Dokter

Aini Cita-Cita Dokter!



Ringkasnya: buku Guru Aini adala prekuel Orang-Orang Biasa. Cerita bermula dari seorang bernama Desi ingin menjadi guru matematika, dia jugalah termotivasi dan terinspirasi dari gurunya bernama Marlis. Desi mengambil program D3 guru matematika, mengikuti sumpah bersedia ditempatkan di mana saja. Dan dia pun senang ketika membuka gulungan kertas kecil yang dibagikan kepala rektor di dalam kelas itu: Bagansiapiapi. Namun karena dia kasihan pada temannya yang terisak-isak  tak henti sedari tadi, ia pun meminta tukaran. Akhirnya dia yang ke desa pelosok pojok negeri itu: Ketumbi. 
 Desi pun merantau ke desa tersebut. Desi adalah guru matematika yang idealis. Dia tidak akan mengganti sepatu pemberian ayahnya sebelum menemukan murid yang genius matematika. Akhirnya berathun-tahun sepatu itu tidak ia ganti. Lalu kemudian murid genius itu pun ada, namanya Debut Awaludin. Guru Desi pun mengganti sepatunya. Tapi Debut malah putus sekolah, tak mau belajar matematika dengan Guru Desi. Karena idealismenya, Guru Desi memakai sepatu itu lagi. Tahun berganti, datang seorang murid yang sangat bodoh, bebal sekali matematika, ingin belajar matematika langsung dari Guru Desi. Nama murid itu Nuraini Binti Syafrudin. Lalu apakah Aini adalah tipe murid yang dicari-cari dan yang dimau Guru Desi selama ini? Apakah Guru Desi akan mengganti sepatu bututnya itu? Humm silakan baca sendiri saja yak!👌😅 
                  ***

Saranku ya pada yang mau baca buku ini, harap sendiri-sendiri deh, jangan ada orang di sekitarmu. Karena tawa terbahak-bahakmu akan mengganggu mereka. Aku aja baca buku ini setelah bangun malam jam satu sampai jam 7 pagi dalam kamar sendirian. Jadi nggak ada yang dengar tawaku😅

Cocok banget dibaca oleh mahasiswa yang mau  KKN yang masih suka mengeluh kalau ditempatkan di pelosok desa.  Semoga kalian senang seperti Guru Desi yang malah memilih tantangan. Sangat disarankan untum dibaca oleh guru dan murid.

Dalam hatiku bilang: aku akan baca buku ini lagi suatu hari nanti! (sangkingkan sukanya). 
Setelah baca buku ini, aku jadi berkeinginan seperti Bu Desi, mengajar di pelosok desa, nun jauh dari mata, jauh di peta. Tetapi bukan jadi guru matematika, melainkan jadi guru agama. Menjadi guru adalah panggilan jiwa. Betapa bahagia jika kelak punya murid yang superbodoh lalu jadi superpintar bahkan genius karena kesungguhan, keikhlasan dan keterampilan guru mengajar. Betapa bahagia menjadi guru bagi murid-murid yang masih butuh hati, semangat, dan jiwanya dibesarkan oleh guru.

Agaknya, karya-karya Pakcik Andrea Hirata tersedia di perpustakaan pondok agar para santri suka baca buku, mungkin berawal dari fiksi dulu, lalu kemudian akan menyukai semua jenis buku. Kalaupun tidak semuanya, setidaknya buku Laskar Pelangi dan Guru Aini ini. Sepertinya santri yang tak suka matematika bakal mulai jatuh cinta pada pelajaran itu setelah membaca Guru Aini. Dan bagi siapa saja yang pernah suka dan benci pada guru matematika dan matematiku itu sendiri, bacalah buku ini.

Bu Desi Anti pansos. Buktinya dia tidak mau menerima penghargasn sebagai guru matematika terbaik. Memng benar-benar idealis!😁👌😅



Buku ini adalah cetakan pertama, masih ada beberapa typo, keselahan penempatan tanda baca dan ada pengulangan paragrap persis di paragrap berikutnya walaupun tidak panjang tapi ketara sekali itu adalah typo terbesar di buku ini. Dan sepertinya pada cetakan kedua akan dikoreksi ulang lagi oleh editor kece Bentang Pustaka. Itu lah bukti bahwa typo akan terus menghantui penulis. Sekelas Pakcik Andrea Hirata aja masih salah loh?! Tapi Pakcik Andrea Hirata pun sering bilang pada publik di beberapa pertemuannya soal karyanya; "usah risaukan kesalahan mengetik, itu tugas editor. Yang terpenting adalah apa yang kamu tulis." Tapi bukan berarti dengan begitu maksud Pakcik kita tak belajar PUEBI loh ya?! Tetap harus belajar. Karena kalau PEUBI kita berantakan, editor juga malas nerusin baca naskahmu.😅😁


Dengan ini, Pakcik berhasil menovelkan matematika. Luar biasa, Pakcik!
Sekarang baru aku narik napas pajang lalu mengembuskannya dengan segera sambil berujar: "yah masa lalu itu!". 
Kenapa dulu aku nggak suka pelajaran matematika, hingga ada beberapa istilah di dalam buku ini yang tak aku mengerti kalau tidak dibantu 'gugel'.


Di buku ini pun telah terjawab alasan apa dan kenapa Aini ingin masuk fakultas kedokteran di buku Orang-Orang Biasa sebelumnya. Yang mengahruskannya menjadi pelayan di warung Kupi Kuli untuk menabung agar bisa membayar uang pendaftaran yang mahalnya luar biasa itu! 

"Kubilang padanya, sampai presiden berganti 16 kali, takkan terkumpul uang untuk membayar uang muka di fakultas kedokteran dengan upah pelayan warung kopi ni!" hal: 289.



Ada tokoh Debut Awaludin dalam buku ini, mungkin ini hanya sudut pandangku sebagai pembaca bahwa dia adalah bukti nyata adanya anak Ketumbi yang juga genius matematika. Debut Awaludin sendiri adalah murid Bu Desi yang tak mau lanjut sekolah gara-gara ikutan temannya, dia tidak mau belajar matematika lagi dengan Bu Desi padahal di rumah Bu Desi sudah ia  sediakan kursi dan meja khusus untuk Debut Awaludin, baru sekali saja ia duduk di situ lalu kemudian ia tidak pernah datang lagi. Itulah yang membuat Bu Desi sakit hati pada Debut yang telah memilih kenaifannya meninggalkan matematika, padahal dia adalah murid yang genius. Tapi kabar baiknya, Debut Awaludin membuka kios buku, menikah, punya anak bernama Anissa yang kemudian mengejutkan Bu Desi sebab anak itu berdiri di atas kursi dan menggerus papan tulis dengan kapur tulis di tangan kanannya, anak itu mengerjakan menuliskan rumus  matematika anak kuliah! Padahal dia adalah murid baru tahun itu.

"Siapa ayahmu, Anissa?" 
"Ayahku, Debut, Bu, Debut Awaludin." hal. 263. Bahwa orang Melayu Belantik di desa ketumbi juga punya anak genius seperti Anissa. Hal tersebut semacam Pakcik Andrea Hirata bilang ke pembaca: anak Ketumbi juga genius matematika loh! Kesannnya macam pingin diakui bahwa anak Kutumbi yang satu itu memang genius! Apalagi ketika Anissa berlomba dengan Bu Desi mengerjakan soal matematika. Macam maksa kali pembaca harus bilang: luar biasa anak itu! (Hehe, sudut pandang pembaca kan bebas.)😅

Btw, Pakcik adalah guru terbaikku secara tidak langsung dalam membaca dan menuliskan lingkungan sekitar. (ugh, nge-fans berat aku tuh sama Pakcik).🥰

Kau tahu? Buku ini cukup menemani, menghibur, bermanfaat dan menginspirasi! Benaran nggak mau baca?

Semoga cita-citamu ingin jadi Dokter tercapai duhai adek bernama Nuraini binti Syafrudin.

Wah, jadi nggak sabar nunggu buku ini difilmkan, pasti bagus banget filmnya!



#daudfarma




Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu