Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Ngaji Bakda Subuh Bersama Habib Ali Zain al-Bidin al-Jifri




Pukul 05:05 CLT, aku keluar dari rumah. Kemarin tidur habis Isya pukul 18:50-bangun 22: 45. Aku kira aku paling cepat keluar rumah, ternyata para pendatang yang mendirikan tenda di sekitar Darasah sudah banyak keluar dari tendanya dan menuju masjid untuk salat subuh, malah sebagian mereka ada yang belum tidur. 

Sekarang sedang ihtifal kelahiran Sidna Imam Husain. Maka oleh sebab itulah banyak pendatang dari berbagai provinsi ke Kairo, tepatnya di Darasah. Mereka berkemah. Mereka dari berbagai tarekat. Jam sebelas pagi sampai jam 12 malam mereka sibuk dengan kegiatan mereka-menurut masing-masing tarekat. Yang tentunya di dalamnya ada dzikir, selawat, doa dan lainnya. Lantaran karena ada mereka pulalah masjid Sidna Al-Husain penuh waktu subuh. Kata 'ramai' adalah cara pengungkapan yang tepat saat tak tahu jumlah banyaknya. Hari biasa tak lebih 4 saf. 

Sejak tanggal 18/12/2019 lalu pengajian bersama Al-Habib Ali Zain al-Abidin bin Abdurrahman al-Jifri telah dimulai setiap bakda subuh. Pengajian ini berakhir pada 24/12/2019.
Pagi ini aku datang lebih awal karena ingin duduk di barisan depan. Tetapi ternyata sudah ada yang duluan hadir, jadinya aku dapat barisan ketiga. Kalau terlambat sudah pasti dapat paling akhir bahkan ada yang berdiri di luar pagar, tidak dapat tempat. Oleh sebab itu pula banyak yang dari Hayu Asyir menginap di rumah temannya di Darasah. Sebelum pengajian dimulai, seorang muqri' memimpin zikir pagi, baca yasin lalu doa. Kemudian Habibna Ali al-Jifri pun memulai pelajaran dengan kitab: قَبسُ النورِ المبين من إحياء علوم الدين 
للإمام أبي حامد الغزالي
ملخص ربع المهلكات للحبيب عمر بن سالم بن حفيظ.

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم: " لايدخل الجنةَ من كان في قلبه مثقال حبةٍ من خردلٍ كِبر، ولا يدخل النارَ رجلٌ في قلبه مثقال حبةٍ من خردلٍ من إيمان" - رواه مسلم من حديث ابن مسعود.

Setelah pengajian usai. Seorang munsyid pun melantunkan selawat yang merdu. Sembari mendengarkan selawat, kami dihidangi secangkir teh hangat dan satu roti. Teh hangat yang nikmat sekali diseduh saat musim dingin ini. 

Ketika diiringi dengan selawat, dan jama'ah yang hadir sedang menyeduh teh hangat dan mengunyah roti, dua orang yang baru jadi ayah pun datang membawa anak mereka ke depan. Minta didoakan oleh Habib Ali al-Jifiri. Mereka dua-duanya mahasiswa al-Azhar. Anak mereka dipangku oleh Habib Ali, didoakan supaya jadi anak yang saleh dan salehah. Wah, melihat momen ini jadi pingin juga segera punya anak😅 Tapi yah sudahlah😂 

Kita yang belum punya anak, susah sekali mau salaman sama Habib Ali. Selalu saja dihalangi oleh pengawal beliau, sebab kalau tidak dihalangi, mahasiswa akan berebut cium tangan. Bagi yag udah nikah dan punya anak, mereka gampang, langsung maju ke depan, ayahnya bisa cium tangan Habib Ali, kening anaknya dicium Habib Ali al-Jifri, masyaAllah.😊 Maka rugilah jika punya anak, lahirnya di Mesir, tapi belum berani membawa anaknya ke Habib Ali. Mending dia belum berani, setidaknya ia sudah hadir, telinga anaknya sudah pernah sejak kecil mendengar kalam ulama. Yang amat rugi adalah ayah yang tidak pernah membawa anaknya ikut pengajian dengan Habib Ali Al-Jifri. Tapi nggak boleh suuzan, mungkin ada kendala yang lain hingga tak bisa hadir.

Setelah selawat, Habib Ali  pun memimpin do'a, mendoakan yang hadir, dan umat muslim sedunia, khususnya negara muslim yang sedang tertindas oleh kezaliman. Kemudian beliau pun mohon diri. Aku lihat jam sudah pukul: 07:50 WK.  Para mahasiwa sudah berdiri di pinggir gerbang, sesak, ratusan orang mau salaman, tapi tetap menjaga etika, mereka menghormati pengawal yang menghalangi. Bagi yang sempat salaman alhamdulillah, yang tidak dapat salaman mungkin pengajian berikutnya. Yang dapat salaman dengan beliau, bolehlah disebut: beruntung-melihat betapa hebatnya perjuangan mereka, mereka tahankan berimpitan. 

Semoga sehat selalu duhai, Maulana, Syekhna, Habibna Ali Zain al-Abidin al-Jifri. Allahumma Aamiin.

21/12/2019.

#ImamAlHusain
#HabibAli
#Azhary
#daudfarma
#Kairo
#Darrasah




Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu