Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Histioteuthis

Histioteuthis
Oleh: Daud Farma

Sore ini senja mulai menyihir laut menjadi laut merah berapi-api. Angin mulai berembus membawa hawa dingin yang meneduhkan. Kicauan suara burung mulai terdengar di sekitar laut bagi makhluk yang memiliki telinga. Kura-kura menyusun strategi ingin membuat sebuah gapura untuk peyambutan ratu laut yang ingin menampakkan diri ke permukaan. pinguin sedang memainkan sebuah tarian indah di atas pasir. Buaya sedang memagari singgasana tuan ratu, singgasananya  adalah para pinguin yang gemuk-gemuk, bulu-bulu mereka yang lembut tentunya membuat sang ratu betah dan tak mau segera beranjak dari tempat duduk.

 Kodok-kodok hijau sedang memainkan guitar dan melantunkan lagu ulang tahun untuk ratu, oh ya hari ini adalah ulang tahun ratu kami yang akan segera mendarat ke permukaan. Kawan, sudahkah Kau tahu siapa ratu kami yang cantik itu?
Perkenalkan, ratu kami memilki dua prajurit: dua paus jantan. Sang ratu amat terlihat imut nan indah dengan muka mungilnya yang menggemaskan. Andai saja aku bukan prajuritnya maka sudah lama ia kucium atau sekadar memegangi tangannya saat ia hendak naik tangga singgasananya. 

Masing-masing kami telah dikabari lewat inbox melalui udara. Undangannya selalu disebarkan pada malam maupun di siang hari. Ketika malam hari sang kelelawar yang melakukannya. Para kelelawar mendatangi pintu rumah-rumah kami.
 Mereka tidak mengetuk melainkan langsung membuka mulutnya lalu berteriak sekuat yang ia suka, 

"Hai, Tuan yang ada di dalam sana!? Sudah tahukah kiranya Tuan bahwa ratu kita akan berulang tahu esok?"

 Kalau kami tidak menjawab, maka rombongan kelelawar itu tidak akan pergi. Mereka menunggu jawaban sampai kami membuka pintu untuk sekadar mengatakan, "Ya, kami sangat bahagia mendengarnya bahwa ratu kita akan berulang tahun esok hari. Saya akan membawakan hadiah untuk tuan ratu kita!"
Setelah medengar demikian barulah para kelelawar itu pergi.

 Terkadang kami hampir bosan menerima undangan untuk acara ulang ahun ratu kami. Malam hari hanya dua kali saja undangan itu datang, burung hantu dan kelelawar. Tetapi kalau siang hari? Wah sampai tiga dan bahkan sepuluh kali. Ada para semut kurcaci, kura-kura, ular, pacat, kerbau, kambing, gajah, harimau, singa, burung-burung bulbul, kakak tua, merpati, bahkan si elang yang kami takuti itu. Kalau kami membandel bisa-bisa kami disate oleh elang si sialan itu!

Undangan yang menyebalkan itu adalah dari seokar burung beo,
"Duhai, Kakanda yang di dalam sana? Tega nian Kakanda jika sampai hati tidak datang ke acara tuan ratu?! Tidakkah Kakanda tahu bahwa tuan ratu sangat merindukan, Kakanda?"

Dia tidak cukup mengabarkan lewat pintu, ia juga mengabarkan itu lewat jedela-jendela. Kalau sudah tiga kali diulanginya dan tidak dijawab, maka paruhnya akan memukuli atap-atap rumah kami. Padalah sudah kami jawab sejak pertama kali ia mengatakannya, namun ia tidak mendengarnya karena ia tuli. 
"Ya, Beo yang baik, sungguh tidak tega nian kami sampai hati tidak menghadiri acara ulang tahun tuan ratu. Sangat sakit tentunya perasaan tuan ratu kalau kami tidak datang bertamu. pulanglah duhai, Beo yang baik.  Undanganmu sudahlah kami tahu."

 Sudah kami katakan begitu sampai tiga kali, tetap ia tidak pergi hingga akhirnya kami pun menyediakan toa atau speaker dan menumpukan ke telinganya, "Pulangah duhai, Beo yang ganteng! Undanganmu sungguhlah kami sudah tahu! Tidak sampai hati kami tidak bertamu untuk menghadiri acara tuan ratu."
"Benarkah yang aku dengar dari mulut, Kakanda sekalian?" tanya lagi.
"Ya, kami berkata sejujurnya duhai, Beo yang ganteng  dan baik hati." kata kami sebal. Barulah ia pergi.

Sore inilah ulang tahun sang ratu. Ribuan bunga Tulip telah dibawa sang burung-burung yang kecepatan terbanganya empat puluh lima kilo meter perjam. Mereka membawa tulip-tulip dan mawar-mawar yang segar dari negeri seberang. Para penyu membawa karang dari dasar laut. Para singa memerintahkan anak buahnya untuk memetik dan membawa segala bunga yang cantik dan menawan dari gunung. Kelelawar memerintahkan burung hantu mengudara di sekitar tempat ulang tahun ratu. Sayap-sayap burung hantu itu dipenuhi oleh kunang-kunang yang lampunya jauh lebih modern, tanpa batre.

Karpet-karpet lokasi terbuat dari kulit-kulit harimau yang sudah punah karena lanjut usia. Ingin sekali ratu berbaring di atas karpet yang kami sediakan itu, tapi kami melarangnya. Sungguh kami tidak rela melihatnya berbaring di sana dengan tubuh sexinya.

Semua undangan sudah membawa hadiah ulang tahun ke lokasi. Hanya tinggal dua rombongan lagi yang belom datang: kaum keong dan semut. 
Para beo langsung naik pitam dan berujar,
 "Apa ku bilang, mereka memang tuli dan tidak mau mendegarkan. Mereka pasti tidak tahu waktu!"

Para kelelawar dan burng beo pun mencari mereka. Teryata mereka masih setengah perjalanan. Segera para kelelawar menggendong para semut dan para beo menggendong para keong. Sampai di tempat, hampir saja sang putri cemberut karena mereka tidak disiplin waktu. Dan masing-masing pemimpin pasukan maju ke depan dan menyampaikan alasan mereka.

"Tuan Ratu yang baik dan cantik, terimalah maaf dari kami yang terlambat. Sungguh ini bukanlah kesengajaan hamba. Kami murni sesat di jalan karena jalanan sudah semakin rimba. Sudilah kiranya, Tuan Ratu menerima maaf hamba." kata pemimpin pasukan dari semut. Kemudian,

"Tuan Ratu yang cantik rupawan, hati menawan, elok bukan buatan tapi murni ciptaan Tuhan. Sudilah kiranya menerima maaf hamba dan pasukan yang tak tahu tujuan, karena jalanan sudah semak bukan mainan. Alangkah kagetnya hamba ketika kami mau ke utara malah ke selatan. Segala pesan udara sudah hamba sampaikan kepada beo bahwa kami akan terlambat dan tolong sampaikan pada tuan ratu kita yang cantik rupawan, tidakkah beo itu menyampaikan?. Sekali lagi sudilah kiranya, Ratu memberi ampunan."

Sang ratu segera memanggil beo, "Alangakah kecewa nian hatiku padamu duhai, Beo yang yang tampan, kenapa Kamu tidak menyampaikan kabar kawan-kawan? Tidakkah Kamu mendengar ucapan? Kenapa kalian tidak mematuhi aturan agar segera menyampaikan sebuah berita yang penting dan mendadak seperti keong dan kawan-kawan?”

"Duhai, Ratu, bukan hamba tak menurut aturan yang Ratu tuliskan, tapi mereka salah mengirim pesan. Seharusnya mengirimkannya kepada burung hantu yang jelek tak karuan."

"Duhai, Beo yang tampan, tidak lah elok menjelekkan kawan-kawan." kata tuan ratu menasihati. 

Aku sebagai prajurit kesayangan ratu membcakan teks rentetan acara. Aku ditunjuk sebagai pembawa acara pada ulang tahunnya kali ini. 

Rentetan acara terakhir pun kubacakan dengan nyaring, "Sudah di ujung soreh. Saatnya menyerahkan oleh-oleh!"
Sang ratu melirik kepadaku, "Duhai, Abangda Angsa yang manis dan selalu bahagia. Sudilah kiranya Abangda menuturkan kata-kata indah untuk sore ini sebelum semua berakhir dengan gelapnya malam. Sang mentari akan segera bersembunyi. Ayolah Abangda, Angsa yang tampan ruapawan. Aku Persilakan!"

"Sungguh hamba amat bahagia mendapat tawaran dari, Ratu. Tapi sudilah kiranya, Tuan Ratu menerima maafku. Untuk kali ini adalah giliran keong dan kawan-kawan yang melantunkan kata kata indah itu."
Sang ratu mengerti akanku. Lalu para keong pun segera mengambil tindakan.

Kami semuanya mendapatkan giliran untuk menberikan sebuah kejutan spesial untuk sang ratu dan hari ini memanglah giliran para pangeran keong. 
"Happy birthday our Queen!" kata para keong serentak sembari menyerahkan ukiran nama ratu kami yang terbuat dari keong emas. Beserta gelang dan cincin emas yang juga terukir nama ratu kami, "Histioteuthis."

Darrasah, 2017.

#daudfarma

Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu