Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Syekhuna Hisyan Kamil Hamid Musa As-Syafii Al-Azhari, kerab sekali menyarankan kami agar tidak pulang kampung sebelum memiliki sejumlah sanad tertentu. Menurut jumlah sanad yang telah saya miliki berikut ini, maka saya sudah boleh pulang kampung. Hal ini bagi mereka yang peduli saja, namun bagi yang tak mau ambil pusing, cukup dapat gelar LC lalu pesan tiket pulang ('alathul).
Baiklah, berikut ini semua Sanad-Sanad dan Syahadah Hudhuur yang saya dapatkan dari Masyayikh selama menuntut
ilmu di negeri para Ambiya'.
Pengakuan saya di sini tidak hanya sekadar tulisan saja, namun dapat dibuktikan lewat foto-foto Asanid yang saya sertakan, juga keterangan berapa kali saya mendapatkan sanad untuk satu fan ilmu, juga tak luput dengan siapa rekan saya menghadiri majlis, tempat/lokasi majlis, bahkan tanggal terima sanad yang selalu saya tulis di bagian belakang kertas sanad. Kelak suatu hari, jika ada yang iri hati, dengki dan mempertanyakan keilmuan yang saya sampaikan dan saya ajarkan, maka bolehlah ini sebagai pemuas rasa penasarannya.
Memang tidaklah begitu banyak, tetapi setidaknya ini dapat membuktikan bahwa ke Mesir tidak hanya untuk meraih gelar akademi (LC) melainkan dibarengi dengan hadir di non akadmi (Talaqqi).
Sanad terbanyak yang saya dapatkan adalah dari
Syekhuna Hisyam Kamil Hamid Musa Al-Azhari As-Syafi'i. Sanad pertama kali saya
dapatkan menuntut ilmu di Mesir ialah Sanad Burdah. Belum genap tiga Minggu di
Mesir ketika itu, saya diajak abang-bang senior: Bang Munawir, Bang Ilham dan
Bang Mulyadi pergi ke masjid Bieber's, ialah masjid yang imam shalat dan khatibnya adalah Syekhuna Hisyam Kamil. Di akhir majlis dapat roti dan sanad.
Selain sanad, saya juga mendapat beberapa kitab gratis dari beliau. MasyaAllah,
semoga Allah senantiasa panjangkan umur beliau, berkah usianya, Allah mudahkan segala urusan beliau, Allahumma Aamiin.
-insyaAllah akan selalu saya update jika saya mendapatkan sanad lagi.
Saya telah mendapatkan sanad Al-Qur'an (Hafalan-Tahsin). Guru Al-Quran saya
untuk hafalan ialah: Syekhuna Ahmad Ibrahim Abdul Jawad. Senior yang mengenalkan saya pada beliau ialah Bang Munawir asal Biak Muli, jazahullah kheir. Sekarang beliau pengajar di Ma'had 'Aly Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Usia syekhuna sudah sepuh. Saya setoran hafalan
ke beliau di masjid Sayiduna Imam Al-Husain. Namun tidak sempat khatam sebab
sejak tahun 2020 hingga tahun ini 2022 saya tidak pernah lagi melihat beliau
di sana, saya pun tidak lagi punya kontak beliau dan tidak tahu alamatnya.
Memang umur beliau telah sepuh sekali. Jika beliau sakit, semoga Allah angkat
segera penyakitnya, jika beliau telah kembali kepada-Nya, semoga Allah
terima segala amalnya, berkah ilmu yang beliau ajarkan kepada kami. Meskipun
belum khatam, di Al-Quran buku catatan setoran saya telah beliau beri stempel
khusus maqra' beliau. Kata beliau itu sebagai bentuk bahwa saya adalah murid beliau, tidak mudah mendapat stempel itu kecuali yang telah lama mulazamah. Tentang Syekhuna Ahmad Ibrahim Abdul Jawad, pernah saya
tulis di Islampos dan juga di blog ini ( Silakan dibaca:
Syekhuna Ahmad Ibrahim Abdul Jawad ).
Adapun guru Tahsin saya ialah ada tiga guru: yang pertama Syekhuna Asyraf
Al-Azhary, imam dan khatib di masjid Syekhuna Ja'fari. Senior yang membawa saya kepada beliau adalah Bang Fajar Irawan, yang sekarang menjadi imam tetap di masjid kota, masjid Agung At-Taqwa. Jazahullah Kheir. Guru kedua adalah Syekh Ali
dan ketiga adalah Syekh Hani Bahi Al-Azhari al-Fayumi. Sanadnya besar sekali,
sehingga tidak saya letakkan fotonya di blog ini. Panjangnya hampir satu meter, dan jumla halamannya hampir sepuluh lembar. Saya setoran sejak tahun 2014 dan
selesai khataman 2018 sebab kendala di uang ketika itu. Alhamdulillah.
Untuk sanad hadist, saya telah mendapatkannya dari tiga Masyayikh. Yang pertama adalah Tsulusiyat al-Bukhari yang ketika itu saya ikuti daurahnya selama tiga kali pertemuan berturut-turut bersama Syekh: Muhammad Yahya al-Kittani. Teman Daurah berangkat dari rumah ialah Bang Zikrillah dari Lhoksukun. Lokasi daurah di Sahah Tijaniyah, perjalanan kurang-lebih tiga puluh menit dari rumah. Lalu kemudian ngaji (bukan Daurah) dengan kitab Faidhul Bari fii Syarhi Shahihil Bukhari yang ditulis oleh Syekhuna Duktur Ahmad Umar Hasyim. Karya beliau yang tebalnya 16 jilid. Disyarah langsung oleh muallif (penulis), dapat tanda tangan beliau di jilid satu, pernah foto dengan beliau, jika Anda minta, insyaAllah saya tunjukkan. Setiap habis ngaji salam cium tangan beliau, dan alhamdulilah mendapatkan sanad dari beliau yang saya sertakan dalam blog ini. Teman ngaji yang rutin hadir yang satu rumah dengan saya ialah: Wildan ( Jawa Timur) Dayat (Aceh Tenggara), dan Fauzan (Sunda).
Lalu kemudian bersama Syekhuna Hisyam Kamil dengan kitab, Manzhumah al-Baiquniyah di masjid Syekh Shalih al-Ja'fari. Teman daurah: Muhammad Hidayat (Aceh Tenggara), masih bersama Syekhuna Hisyam juga, namun sudah berganti tahun di kitab, Nukhbatul Fikr, di Madhyafah Sidi Qazaz bakda shalat isya, daurah intensif tiga kali pertemuan sebab kitabnya tidaklah begitu tebal. Mulai jam 9 malam selesai jam setengah dua belas. Teman daurah satu kamar dan satu rumah juga (Ahmad Masyhudi al-Bathi), dia adalah anak Paspampres Pak Jokowi yang kesasar ke lantai tujuh. Dia banyak belajar syukur tinggal di rumah Kawakib, rumah langit, rumah bintang, rumah planet, rumah awan! Selebihnya saya pergi sendiri, CCTV-nya malaikat. Sanad yang didapat, ada yang berbentuk kenangan dalam kertas, ada juga yabg disampaikan lewat lisan Masyayikh lalu kami cuma bilang: Qabilnaa! Dan keterangan lainnya bisa Anda lihat sendiri di foto sanad-sanad berikut ini:
.
Hari ini, 28/9/2023, bertambah lagi sanad:
Maulid Ibnu Hajar al-Haitami. Sanad ini diberikan Syekhuna dengan meminta kami masing-masing orang menuliskannya di halaman terakhir kitab, lalu beliau menandatanganinya. Alhamdulillah. Tulisan saya tidaklah begitu rapi sebab terburu-buru dikarenakan khawatir ketinggalan dengan yang diucapkan Syekhuna. Link rekaman majlis ini bisa anda dengarkan di sini: Klik Akuhh
Bagimana kalau sudah balik kampung nanti, sudah sangat sulit bisa ikut hadir langsung majlis ilmu masyayikh, sulit dapatkan sanad, maka solusinya ialah mendengarkan rekaman yang di unggah ke sosial media, Youtube Facebook, Telegram, Spotify dll. Dan tentunya banyak-banyak muraja'ah, khatamkan berulang kali kitab-kitab yang digemari.
Komentar
Posting Komentar