Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Farzana, Putri Palestina*
Serak suaranya
Getaran bibirnya
Gerakan lidahnya
Menyebut Asma-Nya
Menengadahkan tangan mengucap kata, "Ya Rabb Irham Baladnaa"
Hari demi hari
Bombardir terus membanjiri
Abi dan ummi dalam lingkaran api
Akhi dan uhkti telah lama dikafani
Hanya dia sendiri
Berdiri sembari memeluk kitab suci
Matanya basah
Pakaiannya dilumuri darah
Hatinya tak lupa mengucap, "Allah"
Hujan bom dan peluru terus menjajah
Namun cintanya kepada Palestina takkan pernah goyah
Dia masih bersembunyi di balik bangunan yang runtuh
Entah sampai kapan saudaranya akan terus dibunuh?
Hari ini ia masih mendengar gemuruh
Entah kapan ia bisa memadamkan api yang sedang mengelilingi jasad orangntuanya yang tangguh?
Saat ini ia hanya bisa menyaksikannya dari jauh
Palestina kini dilanda pilu
Bangunannya hitam kelabu
Tidak sedikit manusia dimakan api dan jadi abu
Dunia seakan tak tahu
Saudara seiman seakan membisu
Sampaikah kepadamu tangisan Farzana Putri Palestina duhai saudaraku?
Hari ini Farzana mencoba keluar dari persembunyian
Jilbab dan bajunya masih melekat di badan
Dengan membawa sebuah Al-Quran
Kemudian duduk manis di tengah lapangan
Sembari melantukan bacaan demi bacaan
Seakan sedang siaran
Mengabarkan bahwa ia minta bantuan
Berkata, "Law Samah, mumkin al-faatihah?"
Duhai Farzana putri Palestina
Hari ini doa kami menyertaimu dan saudaramu
Esok dan nanti cinta kami adalah milikmu
Kami mau menolongmu
Duhai Farzana putri Palestina
Kami di sini siap menerimamu sebagai tamu
Ahlan wasahlan wamarhaban untukmu
Farzana putri Palestina, kami suadaramu.
*Farma
Kairo, 3 Maret 2018.
Serak suaranya
Getaran bibirnya
Gerakan lidahnya
Menyebut Asma-Nya
Menengadahkan tangan mengucap kata, "Ya Rabb Irham Baladnaa"
Hari demi hari
Bombardir terus membanjiri
Abi dan ummi dalam lingkaran api
Akhi dan uhkti telah lama dikafani
Hanya dia sendiri
Berdiri sembari memeluk kitab suci
Matanya basah
Pakaiannya dilumuri darah
Hatinya tak lupa mengucap, "Allah"
Hujan bom dan peluru terus menjajah
Namun cintanya kepada Palestina takkan pernah goyah
Dia masih bersembunyi di balik bangunan yang runtuh
Entah sampai kapan saudaranya akan terus dibunuh?
Hari ini ia masih mendengar gemuruh
Entah kapan ia bisa memadamkan api yang sedang mengelilingi jasad orangntuanya yang tangguh?
Saat ini ia hanya bisa menyaksikannya dari jauh
Palestina kini dilanda pilu
Bangunannya hitam kelabu
Tidak sedikit manusia dimakan api dan jadi abu
Dunia seakan tak tahu
Saudara seiman seakan membisu
Sampaikah kepadamu tangisan Farzana Putri Palestina duhai saudaraku?
Hari ini Farzana mencoba keluar dari persembunyian
Jilbab dan bajunya masih melekat di badan
Dengan membawa sebuah Al-Quran
Kemudian duduk manis di tengah lapangan
Sembari melantukan bacaan demi bacaan
Seakan sedang siaran
Mengabarkan bahwa ia minta bantuan
Berkata, "Law Samah, mumkin al-faatihah?"
Duhai Farzana putri Palestina
Hari ini doa kami menyertaimu dan saudaramu
Esok dan nanti cinta kami adalah milikmu
Kami mau menolongmu
Duhai Farzana putri Palestina
Kami di sini siap menerimamu sebagai tamu
Ahlan wasahlan wamarhaban untukmu
Farzana putri Palestina, kami suadaramu.
*Farma
Kairo, 3 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar