Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja? Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues. Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues. Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon. Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren. Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...
Farzana, Putri Palestina*
Serak suaranya
Getaran bibirnya
Gerakan lidahnya
Menyebut Asma-Nya
Menengadahkan tangan mengucap kata, "Ya Rabb Irham Baladnaa"
Hari demi hari
Bombardir terus membanjiri
Abi dan ummi dalam lingkaran api
Akhi dan uhkti telah lama dikafani
Hanya dia sendiri
Berdiri sembari memeluk kitab suci
Matanya basah
Pakaiannya dilumuri darah
Hatinya tak lupa mengucap, "Allah"
Hujan bom dan peluru terus menjajah
Namun cintanya kepada Palestina takkan pernah goyah
Dia masih bersembunyi di balik bangunan yang runtuh
Entah sampai kapan saudaranya akan terus dibunuh?
Hari ini ia masih mendengar gemuruh
Entah kapan ia bisa memadamkan api yang sedang mengelilingi jasad orangntuanya yang tangguh?
Saat ini ia hanya bisa menyaksikannya dari jauh
Palestina kini dilanda pilu
Bangunannya hitam kelabu
Tidak sedikit manusia dimakan api dan jadi abu
Dunia seakan tak tahu
Saudara seiman seakan membisu
Sampaikah kepadamu tangisan Farzana Putri Palestina duhai saudaraku?
Hari ini Farzana mencoba keluar dari persembunyian
Jilbab dan bajunya masih melekat di badan
Dengan membawa sebuah Al-Quran
Kemudian duduk manis di tengah lapangan
Sembari melantukan bacaan demi bacaan
Seakan sedang siaran
Mengabarkan bahwa ia minta bantuan
Berkata, "Law Samah, mumkin al-faatihah?"
Duhai Farzana putri Palestina
Hari ini doa kami menyertaimu dan saudaramu
Esok dan nanti cinta kami adalah milikmu
Kami mau menolongmu
Duhai Farzana putri Palestina
Kami di sini siap menerimamu sebagai tamu
Ahlan wasahlan wamarhaban untukmu
Farzana putri Palestina, kami suadaramu.
*Farma
Kairo, 3 Maret 2018.
Serak suaranya
Getaran bibirnya
Gerakan lidahnya
Menyebut Asma-Nya
Menengadahkan tangan mengucap kata, "Ya Rabb Irham Baladnaa"
Hari demi hari
Bombardir terus membanjiri
Abi dan ummi dalam lingkaran api
Akhi dan uhkti telah lama dikafani
Hanya dia sendiri
Berdiri sembari memeluk kitab suci
Matanya basah
Pakaiannya dilumuri darah
Hatinya tak lupa mengucap, "Allah"
Hujan bom dan peluru terus menjajah
Namun cintanya kepada Palestina takkan pernah goyah
Dia masih bersembunyi di balik bangunan yang runtuh
Entah sampai kapan saudaranya akan terus dibunuh?
Hari ini ia masih mendengar gemuruh
Entah kapan ia bisa memadamkan api yang sedang mengelilingi jasad orangntuanya yang tangguh?
Saat ini ia hanya bisa menyaksikannya dari jauh
Palestina kini dilanda pilu
Bangunannya hitam kelabu
Tidak sedikit manusia dimakan api dan jadi abu
Dunia seakan tak tahu
Saudara seiman seakan membisu
Sampaikah kepadamu tangisan Farzana Putri Palestina duhai saudaraku?
Hari ini Farzana mencoba keluar dari persembunyian
Jilbab dan bajunya masih melekat di badan
Dengan membawa sebuah Al-Quran
Kemudian duduk manis di tengah lapangan
Sembari melantukan bacaan demi bacaan
Seakan sedang siaran
Mengabarkan bahwa ia minta bantuan
Berkata, "Law Samah, mumkin al-faatihah?"
Duhai Farzana putri Palestina
Hari ini doa kami menyertaimu dan saudaramu
Esok dan nanti cinta kami adalah milikmu
Kami mau menolongmu
Duhai Farzana putri Palestina
Kami di sini siap menerimamu sebagai tamu
Ahlan wasahlan wamarhaban untukmu
Farzana putri Palestina, kami suadaramu.
*Farma
Kairo, 3 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar