Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Hanya Kamu Seorang

 
Aku adalah orang yang tidak mudah percaya dengan laki-laki. Jangankan dirayu, ketika ada yang melirik pun aku tidak pernah membalas dengan pandangan yang memberinya harapan padaku. Bukan berarti aku sombong, inilah aku; Puja Sharma, yang tidak mudah percaya dengan bualan buaya barat. Tidak mengapa mereka berkata apa tentangku, aku akan tetap teguh dengan prinsipku, “Kalau mau serius, halalkan dengan cara yang baik-baik, kalau kamu cinta padaku jangan terlalu buru-buru”. Tetapi, Kawan, kita adalah kaum hawa yang lemah, hatiku dan perasaanku tidak jauh beda denganmu. Kita boleh dikatakan diskriminasi dalam bentuk, rupa, warna kulit dan bahasa namun tentang perasaan kita adalah sama; perasaan sedih, senang, marah dan cinta. Aku jugalah manusia yang normal, mencintai, mengangumi dan menyanyangi ditambah lagi aku adalah orang yang sangat suka dan percaya dengan kata-kata. Aku telah berusaha sekuat yang aku mampu untuk mempertahankan prinsip yang pernah kutanam bertahun-tahun lamanya, namun kini aku ditaklukan oleh sahabatku sendiri. Hatiku jadi lumer ketika mendengar kafa-katanya.
Saat ini aku sedang menuggu kedatangannya di stasiun kereta api, “PERGI UNTUK KEMBALI”. Sudah satu jam aku menunggu tetapi ia tak kunjung datang. Perasaan khawatirku membalut dada, sesak sekali. Ingin kusembur dia dengan kata-kataku lewat handphne, namun batre tidak memungkinkan untuk memanggil yang ingin kupanggil. Akhirnya kata hatiku diwakili oleh lidahku yang mudah sekali mengeluarkan kata yang tidak harus kukatakan, lidahku tak mudah menyaring kata-kata yang tidak enak didengar dan tak pantas diucapkan di keramaian orang, “Dasar pembual, dasar tukang gombal, dasar php!, enyahlah kau jika kujumpa nanti!” begitu kata hatiku tanpa ampun. Kalau saja ia hadir benaran saat ini, pertama kali yang bakal aku lakukan adalah menyiksa lidahnya dengan cabai rawit dengan sengaja mengajaknya mampir di warung nasi, “PEDAS DI LIDAH NAMUN SELALU DIRINDUKAN” warung nasi yang cukup terkenal laris di dekat stasiun ini.
Hari sudah sore, namun dia belum juga menampakan batang hidungnya. Huh, memanglah, aku sangat mudah menelan janji, kenapa aku tidak mempertahankan prisnsipku yang dulu? Ada apa dengan diriku? Andaikan saja aku mempertahankan prinsipku itu, pastilah aku tidak menunggunya di sini dan tak akan sampai ke stasiun yang menyebalkan ini. Kenapa denganku? Yang pasti aku tidak percaya dengan hipnotis, aku sedang tidak dirasuki oleh jin rindu. Karena sekarang adalah zamannya merayu, to the point bukan lagi main dukun dan dukun sudah tutup buku sejak lahirnya orang-orang pegombal di dunia ini.
Tiba-tiba, seorang anak kecil datang menghampiriku, “Kak, Puja ya?
“Ya, kenpa adik?”
“Ini ada surat dari lelaki yang duduk di sana!” Aku segera menoleh ke arah telunjuknya, tidak ada lelaki, yang ada hanyalah ibu-ibu yang tengah jualan makanan.
“Tadi dia di sana kak, Puja.”
“Oke, terima kasih banyak adik.”
"Dasar lelaki pengecut!" teriak batinku.
Aku segera membuka kertas itu, “Sudahlah, Puja, aku telah datang ke stasiun. Sekarang pulanglah. Sudah tidak ada harapan lagi kita berjodoh. Orangtuaku telah menjodohkanku dengan anak gadis sahabat lamanya. Aku datang mengabarkan ini agar kamu tidak terlalu lama menungguku. Sejak tadi pagi aku ingin menemuimu, namun ayahku mencegatku di ruang tamu beserta tamunya dan tamunya itu dalah calon mertuaku. Maaf sudah merepotkanmu menungguku. Terima kasih atas kesetiaanmu selama ini, sekali lagi maafkan aku, Puja. Bulan depan aku akan menikah. Aku harap kamu tidak datang agar lukamu dan lukaku tidak bertambah.”
Ini yang pertama dan kuharap ini adalah terakhir. Tamat sudah ceritaku dengannya, aih, nanti akan aku sebutkan siapa namanya. Dengan mendengar namanya kamu akan merasa sedang bertemu dengan orang yang paling menyebalkan sedunia. Kuharap padamu, Kawan, jangan sampai termakan oleh gombalannya, ia pandai sekali merayu. Sudah tidak ada harapan lagi untuk berjodoh dengan Karlmex, bukankah ia yang mengatakan itu? Aku bergegas meninggalkan stasiun. Mulai hari ini bagiku sudah tidak ada stasiun lagi. Sudah runtuh digoyang gempa di hatiku, sudah punah disihir oleh perasaanku dan sudah hancur dihantam hujan di mataku, tidak akan pernah ada stasiun lagi dalam hidupku. Benar kata para pujangga, “Ketika ada orang yang melukai, tempat dan waktu juga ikut terluka”.
Setahun sebelum kejadian…
Kami adalah manusia paling romantis di muka bumi ini, teman-teman kami banyak yang salah dalam menyangka. Mereka mengira kami sudah bersuami-istri padahal surat ijin dari orangtua untuk nongkrong di depan rumah saja pun tidak ada, apalagi surat ijin untuk jalan-jalan dan menerobos masuk ke dalam rumahnya?, Aih, tapi kami tidak melakukan hal yang aneh. Maksudku ialah si Karlmex menyanyangiku dan sangat mejaga diriku, kita tidak pernah berpikir untuk melakukan yang bukan candaan. Aku dan Karlmex menghabiskan waktu lima tahun bertahan dengan hati, cinta, perasaan dan kasih sayang yang satu. Lima tahun berkunjung ke pantai, makan malam di café, manggang malam di atas atap kos di lantai tiga, nongkrong di taman kota, sebagainya dan sebagainya. Suatu hari saat di pinggir laut, Karlmex menepuk pundakku,
“Kamu tahu, Puja? Laut ini sangatlah luas, jika dipandang dengan mata telanjang seakan ia tak bertepian, padahal hakikatnya ia punya tepian di sana. Sama seperti ketika ada orang yang sedang memandang ke arah kita sekarang ini, mereka juga ingin ke tepian. Begitu pun cintaku padamu, Puja, jangan pernah khawatir padaku. Cintaku padamu pasti ada tepinya. Akan kubawa kamu ke tepian sana, tidak akan kutenggelamkan di tengah lautan apalagi sampai tega hati meninggalkanmu di sini sendirian bersama sepi di senja hari, percayalah, Puja.”
Aku hanya diam membisu mendegarkan kata-katanya. Sungguh aku sangat percaya dan menyakininya. Kedengarannya memang sederhana, namun aku sangat percaya kata-katanya itu, tidak pernah ada skeptis sedikit pun.
Itulah aku manusia penyuka kata-kata. Sehingga aku tuliskan kata-katanya itu di dalam buku dairiku, kuberi nama di bawahnya, “Karlmex si jantung hati”.
Waktu begitu cepat berlalu dan hari ini aku membuka kembali lembaran demi lembaran dairiku, aku membaca dengan perasaan yang menusuk-nusuk jantungku. Entah kenapa setelah membaca kata-katanya itu, suasana hatiku berubah dratis, normal seperti biasa. Seakan tidak ada masalah sama sekali sebelumnya. “Oh Karlmex si jantung hati, jika kamu meminta jantungku maka akan kuberi demi mempertahankan kasih sayangmu padaku dan betapa aku mencintaimu, Kar. Tetepi kamu benar-benar keterlaluan, bukannya menjemputku dan membawaku pergi ke tepian, tetapi kamu malah datang membawa belati dan menusuk jantungku. Dasar si penusuk jangtung!” Begitu kata hatiku berkata sesukanya namun kasih sayangku padanya tetap seperti dulu kalanya, saat pertama kali aku ditaklukannya.
Sebulan kemudian…
Detik begitu cepat beganti ke detik yang lain dan hari ini adalah hari pernikahan Karlmex. Sejak subuh tadi aku ditarik-tarik oleh keinginanku sendiri, ingin pergi lagi ke stasiun yang dulu aku menunggu Karlmex. Ingin pergi dengan kereta untuk menghadiri pernikahan Karlmex. Bolehlah membenci, namun jangan sampai mendemdam dan silaturahim tidak boleh putus. Aku ingin memberikan kado padanya, selain ia adalah cinta pertamaku ia jugalah sahabat karibku sejak di sekolah dasar. Sempat dihantui oleh syaitan yang membisikiku untuk menghacurkan resepsi pernikahannya, namun apalah daya kini Karlmex sudah menentukan pilihannya. Syaitan itu kalah telak ketika aku mendapat undangan dari Karlmex dua hari yang lalu, di sana tertulis sepuluh kata khusus dan special setelah kata-kata resmi,
“Puja, kamu harus datang, jika tidak aku tidak akan menikah.”
Maka sudah menjadi keharusan bagiku untuk membasmi kata demdam padanya. Ingin membawa bom sekali pun hanyalah percuma, jika dia mati dan aku masih hidup, maka hidupku terasa mati. Sebab jasadku saja yang hidup tetapi hatiku mati bersama Karlmex. Akhirnya aku memutuskan untuk datang ke statius kereta PERGI UNTUK KEMBALI.
Dulu ketika aku menunggu Karlmex, aku sangat yakin sekali dengan nama stasiun ini, hingga bertambah pula keyakinanku pada Karlmex. Perginya dia untuk kembali padaku atau perginya aku sekarang ini ke tempatnya untuk membawanya kembali padaku. Begitulah pikiran dan keyakinan bodohku menafsirkan nama stasiun ini.
Aku sekarang sedang berada di dalam kereta api, dengan membawa badan dan pakaian seragam, pinkku. Kukenakan jilbab yang dulu pernah dibelikannya ketika ulang tahunku, di balik jilbab itu terukir namanya dan namaku, Karl dan Puja. Sepanjang jalan aku menyaksikan hamparan padi yang sedang menghijau, indah sekali. Burung-burung bersorak ria mengejekku,
“Ye kasian banget deh kamu yang diundang ke pernikahan mantan!” Ingin kutangkap lalu kujadikan sate, tetapi ia hanya bersorak dari jauh dan tak pernah berani mendekat ke jendela kereta ini. Dasar merpati sialan!. Aku tidak menyuruh Karlmex datang ke stasiun untuk menjemputku, karena selain rumahnya hanya tiga puluh meter dari stasiun, aku juga ingin memberinya kejutan special bahwa aku bukan orang pedemdam dan meyimpan luka selamanya, aku adalah orang yang mudah memaafkan dan mau datang ke resepsi pernikahnannya.
Aku turun dari kereta, sepuluh langkah dari stasiun, kakiku terasa terangkat. Ya aku benar-benar sedang terbang, tetapi tidak terbang yang sesungguhnya. Aku sekarang berada di atas kuda, kuda ini membawaku menuju rumah Karlmex. Aku hanya pasrah. Di samping kiri dan kananku adalah orang-orang yang tidak aku kenal sama sekali kecuali satu orang temannya Karlmex yang pernah menjadi penjaga nyamuk saat ketemuan kami pertama kalinya lima tahun yang lalu, samar-samar mengenalnya. Karlmex sama sekali tidak kutemukan batang hidungnya. Sepanjang jalan sampai ke depan rumah Karlmex dipenuhi dengan bunga-bunga, di pamplek gerbangnya tertulis, “Hanya Kamu Seorang” aku tidak tahu lagi berkata apa-apa saat ini, aku sedang tidak bermimpi. Sangat kaget lagi ketika aku menemukan kedua orangtuaku yang tengah duduk di kursi sebelah kiri pengantin pria dan pengantin pria itu aku sangat kenal sekali, ia adalah orang yang menyebalkan itu, Karlmex!. Ternyata ayah dan ibuku membohongiku, katanya menghadiri pernikahan anak temannya tetapi malah menghadiri pernikahan mantanku. Oh ya benar, ayah Karlmex dan ayahku adalah teman lama.
Aku diturunkan dari kuda. Ayah dan ibuku menyambutku dengan senyum bahagia, lalu mereka mendudukanku di samping Karlmex sebagai pengganti pengantin perempuan. Mukaku memerah, berkali-kali aku bertanya kepada ayah dan ibuku, “Apa yang terjadi sesungguhnya?" Tetapi mereka tak mau menjawab, hanya dibalas dengan senyum yang manis. Aku mengira pengantin perempuannya mati kecelakaan sehingga akulah penggantinya pikirku. Tetapi kalau memang ia pengantin perempuannya mati, lalu kenapa mereka senang? Oh, mungkin mereka sependapat denganku, mereka adalah orang yang menyanyangi orang-orang yang disakiti dan dikecewakan sepertiku. Semakin terkejut lagi ketika sang pembawa acara berkata,
“Hadirin diharap tenang, karena pengantin perempuan telah tiba dan sudah duduk di singgasana maka acara akan segera kita mulai...”
Ketika tidak ada yang melihat, aku mencubit Karlmex sekuat-kuatnya, “Jelaskan apa yang terjadi atau akan kucubit sampai berdarah!?”
“Oke, Puja, akan aku jelaskan padamu, sekarang lepaskan dulu, Puja!. Dengar baik-baik, agar kamu tidak semakin bingung begitu seperti orang dijatuhi bom Hirosima, ini semua adalah ideku. Yang datang ke rumahku sebulan yang lalu adalah bapakmu. Mereka meminta kita agar segera menikah, ya aku senang sekali. Dan aku merencanakan membuat kejutan untukmu, supaya kelihatannya romantis. Hehehe.”
“Kejutan romantis embahmu! Kejutanmu gila! Aku nyaris mati, Karlmex!, hiks-hiks”
Aku menangis bahagia dan sebal.
Dan cincin pun resmi dipakaikan di jari manisku. Perasaanku becampur madu dan racun. Terima kasih atas kejutanmu si penusuk jantung hatiku, Karlmex!


Gamalia, Kairo, Selasa, 24 Januari 2017.
20:15 Clt.

Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu