Oleh: Daud Farma Sejatinya memilih pasangan hidup bukan hanya oleh laki-laki saja, juga bukan hanya perempuan saja. Melainkan keduanya saling memilih, saling menentukan, saling menemukan, dan saling memudahkan. Saya sebagai laki-laki seratus persen berhak menentukan siapa yang akan saya nikahi. Karena ia akan bagian daripada hidup saya untuk sepanjang usia bahkan hingga surga-Nya kelak. Maka harapan saya ialah tidak ada campur tangan oleh orang-orang sekitar saya, bahkan kedua orang tua saya. Lalu kemudian karena saya juga anak yang penurut, ingin berbakti kepada kedua orang tua, saya dirawat hingga dewasa oleh mereka, saya sayang dan mereka juga sayang pada saya, saya juga tidak mentah-mentah menolak yang kedua orang tua saya carikan untuk saya. Saya akan pertimbangkan, misalnya: pintar, cantik, manis, putih, nasabnya baik, tak harus kaya asal ia setia, tak harus tinggi, dan poin terakhir yang mencangkup segalanya: shalihah. Maka demikian itu cukup. Dua poin yang mesti ada ialah:...