Sudut-sudut kota Kairo telah sepi. Satu persatu lampu-lampu itu dimatikan. Angin dingin berembus sepoi-sepoi mengelus manja kucing-kucing kurus tak bertuan yang tidur pulas di pojok dekat penjual roti gandum ('Iys). Pedagang buah dekat masjid itu belum merasa kantuk padahal dia buka sejak pukul sebelas pagi kemarin hari. Angka waktu di layar gawaiku saat ini menunjukkan pukul 04:10 CLT. Gang-gang rumah di sekitar tempat tinggalku sejak pukul 23:32 tadi telah sepi, tidak ada nyanyian lagi. Beda sekali dengan kemarin lagu-lagu 'Amiyah Mesir yang disetel sekeras-kerasnya di dalam sebuah flat karena ada yang menikah. Mereka terpaksa menjadikan flat mereka jadi tempat pesta karena Korona. Tamu undangan pun hanya keluarga terdekat saja. Lagu-Lagu romantis Tamer Husni dan Amr Diyab mendayu-dayu di telinga-telinga tetangga. Agaknya lagu itu saja, tapi nyatanya tidak-nyanyian di TukTuk yang susah ditebak artinya jika tidak membaca liriknya itu juga ter -Play secara otomatis. Padahal...
Pray to the Prophet Mohammed ﷺ