Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Suka padamu, Adek!




Adalah hal yang wajar sebenarnya suka pada seseorang dengan terang-terangan di umur seperempat abad ini. Bukan sekadar agar dia tahu, tetapi juga rasa penasaran ingin tahu bagaimana respon dia? Apakah ia demikian juga? Tentu yang memulai duluan sangatlah kepo. Itu bagi laki-laki.


Beda halnya dengan perempuan. Jika suka pada seseorang, ia bisa menutup seerat dan serapat mungkin, bahkan ia mampu tanpa membuka celah sedikit pun! Bisa jadi hanya antara dia dan Tuhan saja yang tahu. Atau kalau pun perasaannya sudah tak dapat ia bendung, tak sanggup ia tahankan, ia mencari teman curhat yang benar-benar bisa ia percaya. Tidak semudah lelaki yang gampang cerita ke siapa saja dan di mana saja. Mulai teman laki-lakinya hingga terangan-terangan bilang pada teman si perempuan yang ia suka.


Di umur seperempat abad ini, tentu rasa suka sangat berbeda sekali dengan perasaan yang terjadi pada masa-masa remaja dulu. Sekarang lebih bisa memilih orang yang benar-benar ingin diseriusi, komitmen, membangun masa depan dengannya. Tidak hanya sekadar perasaan saja, tapi sudah saatnya untuk dibuktikan dengan menghalalkan dan memulai hidup serumah, sedunia hingga sesurga.


Karena di umur seperempat abad adalah umur di mana rasa suka pada akhwat lebih sempit. Artinya tidak seluas dulu ketika mata memandang dan langsung bisa gampang mengagumi. Sekarang ini tidak mudah bisa jatuh cinta. Mungkin jika berkata "sekadar suka" iya, tapi untuk serius dan setulus yang diinginkan seperti sekarang dari lubuk hati terdalam, tampaknya hanya seorang saja. Seperti kukatakan tadi, Kawan, semakin mengecil dan sempit. Sudah saatnya mengarahkan perasaan agar tidak liar, perasaan yang bisa fokus dan tertuju pada seseorang yang benar-benar disayangi. Ah dianggap bucin kalau ngomongin beginian saat ini, tapi tak mengapa, Kawan. Hehehe. Sebagai ikhwan lebih lega rasanya setelah diutarakan daripada perasaan terpendam bukan? Tetapi tidak mesti langsung bilang padanya empat mata, tidak. Berkode-kode saja pun ia peka dan tahu. Perempuan ahli dalam hal itu.


Hebatnya, perempuan benar-benar lebih tangguh soal menjaga perasaan! Kalau pun ia tahu ada seorang ikhwan (lelaki) yang sedang menyukainya, dia akan semakin menutup diri, bahkan bisa jadi semakin menghindar, dalam arti dia lebih menjaga agar tidak terjerumus ke jeda yang melalaikan. Barangkali seperti ini hanya terjadi pada perempuan salehah saja, wallahu 'alam. Tetapi dia patut diapresiasi, dia hebat sekali! Bukan malah menanggapi dan membalas dengan kesan yang sama: benar, aku juga suka padamu, Abang! Tidak. Diammu, menutup dirimu, menjauhmu, menjaga dirimu, merahasiakan perasaan berbalas darimu, adalah pilihan yang sangat tepat.


Tetapi, timbul masalah pada lelaki. Duh, kenapa lelaki tidak sekuat perempuan? Bahkan lelaki tidak sabar menunggu perasaannya dibalas, ia tidak sanggup menanti dan dihantui perasaan yang bertanya-tanya, respon yang terusan ingin dia tahu? Apakah ia tahu aku ini sedang jatuh hati padanya?  Mencintainya? Tahukah dia aku ingin serius dengannya? Apakah perasaan sukaku ia terima dengan baik? Lemah, sungguh Anda lemah! Namun tidak dapat disalahkan sepenuhnya.


Laki-laki memang demikian, ia butuh kepastian, lelaki suka ketergesaan, lelaki ingin segara tahu perasannya berbalas, entah balasan sebuah penolakan atau sekadar tahu ada tanda-tanda dia mau? Yang penting ia ingin tahu! Aih, bucin! Bucin! Toh ternyata nanti dia tahu dia ditolak misalnya, faktanya sulit ia memulai mencintai orang lain, apalagi jika nanti harus mencintai yang pernah menolaknya, sakit dan sulit! Tetapi bisa jadi ia kini jadi lelaki yang mudah menggombal, hingga menggunakan gombalan receh yang berserakan di Youtube. Misalnya: Dek, bisa mundaran dikit lagi nggak? Kenapa, Bang? Cantik Adek kelewatan.  Atau, cocoknya nama Adek bukan (fulanah). Terus cocoknya apa, Bang? Cocoknya Diana. Kenapa Diana, Bang? Karena diam-diam mempesona. Dan seperti, suara Adik kok merdu sekali ya? Hah? Masa sih, Bang? Iya loh sejak tadi lantunan syahdu i love you too mendayu-dayu di telingaku dan masuk ke relung hatiku. Receh sungguh receh! Tapi mungkin asyik bagi mereka yang mempraktikkannya. Namanya juga sekadar gombalan dan hiburan.


Senangnya adalah ketika lelaki benar-benar tahu bahwa perasaannya terbalas, apalagi balasan serupa; saling suka. Wah betapa bahagianya! Kabar baiknya, setelah lelaki pun tahu, dia mulai menjadikannya yang sesungguhnya. Dia berusaha sesetia mungkin, ia jadi lelaki yang mulai mandiri mengurus dirinya, dalam artian ia ingin menunjukan yang terbaik, mulai dari segi berpenampilan bahkan berusaha dari keterampilan, kini ia berubah jadi lelaki yang kedua jempolnya tidak mudah lagi mengketik: assalamu'alaikum, Ukhty, misalnya pada akhwat lain. Dia benar-benar serius, bahkan di umur seperempat abad ini, dia akan mulai memikirkan maharmu dan kecukupan hidup bersama, ingin membangun dan membina keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Tidak mudah lagi matanya tergelincir pada akhwat-akhwat yang berceceran di media sosial yang keindahannya sudah dibantu dengan Skincare. Kenapa? Karena ada satu makhluk indah nan tulus yang telah bertengger di singgasana hatinya. Bahkan kadang ia kembali jadi lelaki seperti awal dulu pertama kali ia jatuh cinta, merasa bisa berdamai untuk perasaan jangka panjang dan terus menerus pada yang sedang ia cintai. Dia jadi laki-laki yang optimis, sangat yakin sekali orang yang ia suka bakal jadi bidadarinya. Kan sudah kubilang, dia serius!  Kini dia ambisius!


Bahayanya adalah ketika sudah saling tahu. Khawatirnya tidak dapat mengontrol diri. Efeknya terjerumus dalam jeda yang melalaikan. Na'udzubillah tsumma na'udzubillahi mindzaalik.


Lalu baiknya bagaimana? Ya bagusnya seperti yang telah perempuan lakukan: lebih baik menutup diri, menutup perasaan, tidak mesti ia umbar bahwa ia juga cinta pada lelaki yang sedang mencintainya. Kenapa? Karena lelaki yang setia ia sabar menunggu hingga waktunya tiba. Lelaki yang baik, berakhlak, ia membiarkan perempuan yang ia suka memilih caranya sendiri. Lelaki yang pengertian, ia bukan sekadar suka saja namun juga datang menghalalkan di waktu yang diinginkan. Lelaki yang hebat, meskipun perempuan yang ia cintai tidak tahu dan bahkan nanti malah menikah dengan orang lain, ia tabah, ia bisa mencintai yang akan Allah takdirnya untuknya. Lelaki yang tangguh siap menerima kenyataan bahwa cinta tidak harus memiliki. Lelaki yang bijaksana memperbaiki diri, dan tidak mengganggu konsentrasi dirinya dan orang yang ia cintai. Lelaki yang bertakwa harus yakin dengan kalimat: jodoh nggak kemana, jodoh sudah diatur Allah. Rasa suka mudah saja Allah berikan kapan pun, tidak terikat masa dan usia, bahkan tidak memandang lahiriahnya saja. Suci dan murni.


Jadi apa solusinya jika telah terlanjur sama-sama tahu? Alangkah baiknya saling menjaga diri, menjaga pandangan, menjaga hati, diam-diaman, sesekali chat-ing-an nggapapalah sekadar bertanya kabar asal jangan banyak embel-embelnya. Slow bro, usah gegabah, saling berdo'a mendo'akan dan bila merasa cocok dan mapan, segeralah ke pelaminan. Jika belum mapan? Banyak-banyaklah berpuasa, paling tidak puasa Senin dan Kamis. Mulai lah menabung mahar, menabung kecukupan hidup berdua, bertiga dan seterusnya (punya anak maksudnya).


Nah kamu sedang berada di posisi mana, Kawan? Kamu suka dia? Sayang padanya? Benaran? Ya sudah, serahkan saja pada-Nya. Allah Yang Maha pemilik kasih dan sayang. Huwarrahmaan, huwarrahiim. Wahuwa 'alaa kulli syaiin qadiir!
                         ***

الصلاة والحب كلاهما باطل بدون طهارة.
Salat dan cinta: keduanya batal tanpa kesucian. (Anonim).
أُحب صمتك لأنَهُ اللغات كلها في آن واحد 
Kusuka diammu, sebab ia sekaligus segala bahasa. (Nizar Qabbani).

Darrasah. Kairo,  20 Februari 2020.

*Foto dari google.
Oleh: DaudFarma

Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu