JAHAT!
Maafkan aku yang berpkepribadian ganda. Aku sendiri heran dengan diriku yang terlalu kasar padamu, terlalu kejam terhadapmu. Kata-kataku tak dapat kusaring, kedua jempol tanganku begitu mudah menari untuk mengukir dan mengirimkan kata-kata yang akhirnya membuatmu menangis tersedu-sedu sepanjang hari. Dan akhirnya setelah aku melampiaskan semua emosiku, aku lega tetapi aku menyesalinya. Aku menyesal atas ketidak hati-hatianku dalam berucap, menyesal dengan kata-kataku yang membuat hatimu tersayat. Kini kamu menangis sepanjang waktu, sebab akulah lelaki jahat yang pernah kau temui seumur hidupmu. Dan kini semuanya terlambat, sulit bagimu memaafkanku, sebab kata-kata kasarku masih terpahat di lubuk hatimu yang dalam. Oh betapa jahat dan teganya aku? Sungguh aku pun menyesalinya. Andaikan masih ada ruang maaf di hatimu utukku, aku janji pada diriku sendiri: bila suatu saat nanti aku marah lagi, aku lebih baik diam saja, aku tidak akan berkata apa-apa. Sebab aku tidak mau menjadi lelaki jahat, sementara sesunghuhnya hati kecilku sangat menyanyangimu.
Tapi memang, perlu juga kamu sadari: apa yang membuatku marah hari ini. Jadikan pengalaman menangismu karenaku itu pelajaran. Agar kedepannya janjiku itu bisa kutambat. Tapi kenapa aku mesti marah dengan hatiku sendiri? Bukankah kau adalah hatiku? Separuh imanku? Sebagian jiwaku? Aku merasa bagaikan orang setengah mati, berada di belahan bumi yang sepi bila sehari saja tidak mendengar kabarmu. Kamu apa kabar hari ini? Sehat kah? Masih adakah ruang untukku menghapus kesalahanku?
Dan berharap nantinya, setelah ruang maaf itu kuiisi kembali dengan penyesalanku, kuharap padamu kamu tidak lagi membuatku jadi orang yang jahat! Aku telah terlalu jahat hari ini. Aku sangat menyesali itu dan sebenarnya telah lama aku tahu bahwa kamu tidak kuat dengan kata-kata kasarku. Tapi memang hal itu tak dapat kupendam, maaf dan maafkanlah daku.
Kamu juga mesti merenugkan kembali. Ini bukan hanya salahku! Tetapi juga adalah salahmu snediri! Takkan ada asap kalau tak ada yang membakar sesuatu, tak ada marah membara bak api tak bertuan tanpa sebab-musabab. Kamu adalah penyebabku marah! Kamu menyadarinya kan? Oh ya mungkin kamu tidak sadar, sebab kamu terlalu baper dengan kata-kata kasarku. Tapi sebenarnya kamulah penyebabnya!
Humm, aku sadar. Akulah yang jahat sesungguhnya. Kamu tahu kenapa? Sebab perempuan tidaklah layak untuk disalahkan. Perempuan adalah makhluk yang berhati lembut. Mestinya tidak ada makhluk jahat yang membuat mereka menangis. Maafkan aku duhai kekasihku.
by: #daudfarma
Komentar
Posting Komentar