Langsung ke konten utama

Unggulan

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub

Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara.  Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong

Iyaaki Hubbii

Oleh: Daud Farma

Hari ini adalah kesekian kalinya ia mendapatkan kiriman biskuat, coklat dan surat dari seseorang yang menaksir dirinya, namun belum pernah sekalipun ia membalas kiriman tersebut. Alangkah penasarannya lelaki yang menaksir dirinya, sebab jangankan balasan bingkisan, biskuat, coklat dan surat, balasan senyum saat jumpa di kuliah saja pun ia tidak menghiraukan. Mereka kuliah Kedokteran di Zagazig, salah satu provinsi ibu kota Kairo. Pemuda itu bertekad ingin mengkhitbah dan melangsungkan pernikahan apabila ia telah membalas bingkisan-bingkasan itu, karena pemuda itu yakin jikalau orang yang ditaksirnya membalas kirimannya, itu artinya ia mau menerima cintanya. Siang itu sehabis kuliah, Salma sedang berjalan menuju gerbang utama bersama dua orang sahabatnya Sarah dan Zainab. Begitu sampai di luar gerbang dan orang-orang telah jauh berjalan meninggalkan kampus, hanya mereka bertiga. Kemudian Zainab mengeluarkan bingkisan yang diberikan pemuda yang menaksir Salma, pemuda itu selalu mengirimkannya lewat Zainab saat perkuliahan usai. Salma langsung menyuruh Zainab untuk membukanya, namun Zainab tidak mau, karena itu bukan untuknya.

"Silahkan, Salma sendiri yang membukanya!, seperti biasa." kata Zainab sambil tersenyam-senyum, mereka duduk di bawah pohon kurma yang rindang,  tidak jauh dari kampus. Salma membuka bingkisan itu,  dan seperti biasa di sana ada potongan kertas kecil yang terselipkan di dalam bingkisan bolu coklat. Salma berharap semoga tulisan itu berubah, dan ia tidak ingin membaca tulisan yang seperti sebelumnya, ada alasan yang membuatnya kenapa ia tidak menyukainya. Akhirnya Salma membuka gulungan kertas yang digunting menjadi tiga inci itu,  kertasnya berwarna pink. Ia buka perlahan, dan ia baca dengan saksama.

"Uhibbuki ya Ukhtii." segera ia gulung kembali dan ia selipkan di lembaran kamus yang ia timang,  kamus Al-mujiz seharga lima pounds, lumayan tebal dan harganya terhitung murah, sehingga kamus itu diminati mahasiswa. Sarah dan Zainab tidak pernah membaca potongan kertas kecil itu, mereka juga penasaran apa isi yang tersirat? Yang mereka herankan ialah kenapa Salma belum membuka hatinya untuk pemuda yang mencintainya dan ingin menikahinya. Selesai makan biskuat dan bolu coklat, mereka bertiga akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Sampai di rumah, Salma mengaftikan handphone miliknya yang sudah penuh diisi batrai, ia cabut dari charger kemudian ia buka, ada inbox masuk dari pemuda yang mencintainya. Setiap kali ada kiriman coklat, pasti pemuda itu juga mengirim inbox via whatsapp, ia sudah menebak apa isi inbox itu.

"Uhibbuki ya ukhtii." benar, kata itu lagi yang ditulis pemuda itu dan ini inbox yang ke sekian kalinya. Sudah dua tahun, namun tulisan itu belum berubah, padahal Salma hanya ingin diubah sedikit saja dari naskah sakral cinta itu. Dia juga mencintai pemuda yang menaksir dirinya, namun karena kalimat yang ditulis pemuda itu tidak sesuai dengan yang ia inginkan, itulah penyebab ia menjadi ragu. Sementara pemuda itu tidak tahu apa yang diinginkan dan dimaksud oleh Salma, ia juga tidak tahu bahwa Salma cinta padanya,  jikalau ia tahu, mungkin ia dan Salma sudah punya anak dua,  sebab sudah lebih dua tahun lamanya ia menunggu balasan Salma, namun sampai saat ini Salma tetap dingin dan membisu.
***

Lusa adalah hari jumat, hari libur untuk umat muslim, khususnya warga negara republik Mesir. Pemuda itu tentunya tidak datang ke kuliah, begitu juga Salma. Pemuda itu diajak temannya berlibur ke ibu kota Kairo. Selain ada keperluan ke Konsuler KBRI, mereka juga ingin menghadiri talaqqi di Madhyafah di Darrasah Kairo. Pergi malam kamis kemudian pulang pada jumat malamnya. Dua jam kurang lebih lamanya perjalanan naik kereta. Temannya adalah orang Indonesia, sedangkan ia orang Malaysia. Dia hanya ikut menemani sahabatnya saja si Hamdi, dengan senang hati ia pun ikut.
***
Akhirnya ia dan Hamdi mengikuti talaqqi untuk pertama kalinya, itu juga karena diajak oleh temannya yang kuliah di jurusan Bahasa Arab itu, kebetulan pelajaran hari ini adalah Balaghah bersama, Syaikh Bilal Sulaiman. Di tengah-tengah pelajaran, Syaikh Bilal Sulaiman memberikan contoh-contoh dari pembahasan pelajaran balaghah kali ini, hingga sampai ke permisalan tentang Cinta. Syaikh Bilal Sulaiman menjelaskan:

"Perbedaan antara kalimat dan arti yang terkandung dari kalimat 'Ana uhibbuki dan Iyaaki hubbii' ialah beda maksud dan maknanya. Jika seorang suami mengatakan kepada istrinya 'Ana uhibbuki', berarti kemungkinan ia akan menikah lagi, sebab pasti ada cinta selanjutnya, karena kalimat itu terlihat tidak sepenuhnya kuat dan tidak tegas. Namun jika memakai kalimat, 'Iyaaki hubbii', maka tidak ada lagi cinta selanjutnya, hanya kepadamu dan dirimulah cintaku, itu adalah kalimat penegasan dan kalimat yang banyak disukai para akhwat yang mengerti perbedaannya, maka hati-hati mengungkapkan perasasn kepada istri yang mengerti kaidahnya!"
papar Syaikh Bilal Sulaiman panjang lebar. Pemuda itu pun paham, ia tersenyum-senyum dan merasa bersyukur bisa hadir, ia baru tahu. Tidak sia-sia ia hadir talaqqi pada hari ini, ia berterima kasih banyak pada temannya yang mengajak dirinya. Pemuda itu juga baru sadar bahwa akhwat yang ia cintai selama ini ialah tamatan dari Tsanawiah Al-azhar Kairo yang kemudian tinggal di rumah sepupunya di provinsi zagazig untuk mengambil kuliah kedokteran. Pemuda itu tidak begitu tau banyak latar belakang Salma, ia hanya tahu bahwa Salma adalah orang Mesir. Parasnya yang cantik dan kulitnya putih,  belasteran arab dan prancis.

Keesokan harinya, hari sabtu untuk minggu baru, awal pekan. Pemuda itu membeli tiga bingkisan bolu coklat. Dan begitu pulang dari kuliah, ia langsung menemui Zainab.

"Zainab, tunggu!" katanya sedikit keras,  akhirnya Zainab memperlambat langkahnya.

"Ini bingkisan warna merah untukmu, biru untuk Sarah dan pink untuk Salma, jangan sampai tertukar ya?!"

"Oke, thanks."  Kemudian Zainab pun berlalu. Di bawah pohon kurma itu,  Sarah dan Salma sudah menunggu lima menit yang lalu. Dengan tersenyum-senyum gembira Zainab menghampiri mereka.

"Ini yang merah uktukku,  biru untuk Sarah dan pink untuk Salma." kata Zainab sembari membagi bingkisan yang ada ditangannya.

"Lalu,  punya siapa yang duluan kita buka?" tanya Sarah.
"Salma!" sahut Zainab, Salma hanya tersenyum lalu ia membuka bingkisan miliknya, segera ia ambil potongan kertas yang terselip di pinggir bolu yang seperti biasanya. Ia buka pelan-pelan gulungan itu. Ia baca secara saksama.

"Bismillah,  iyaaki hubbii."

"Alhamdulillah... Allahub Akbar!" teriaknya. Sarah dan Zainab heran, mereka tidak pernah melihat Salma segembira itu.

"Ayo kita segera pulang!" pinta Salma,  matanya berkaca-kaca,  kebahagiaan sedang bersahabat dengannya.

"Pulang???." ucap Zainab dan Sarah serempak. Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing,  dan Salma langsung mengabari kedua orangtuanya bahwa pemuda yang selama ini mencintainya telah mencintai dirinya dengan benar-benar cinta yang tulus, dan seakan-akan naskah sakral cinta itu menjelaskan kepadanya bahwa pemuda itu tidak akan memadu dirinya setelah menikah nantinya. Kedua orangtuanya setuju, dan menyuruh Salma agar pemuda itu datang malam ini juga, agar dibicarakan untuk segera menikah. Salma kembali ke kamarnya, mengambil handphone miliknya, dan ia balas inbox yang masuk untuk ke sembilah puluh sembilan kalinya.

"Wa ana, iyaaaaaka hubiii ya akhii,  Zuhair."

Akhirnya mereka pun menikah, setelah sekian lamanya menunggu kalimat "Iyaaki Hubbii".

*#DaudFarma

Gamalia-Darrasah-Husain-Kairo-Mesir.
Kamis, 10 Maret 2016. 06:14 WK.


Komentar

Yang populer dari blog ini

Bulan Madu di Surga

"Bulan Madu di Surga"  -Perfect Wedding- Oleh: Muhammad Daud Farma. Namanya, Marwa, gadis manis bermata biru, beralis lebat berwarna hitam, berhidung mancung, berparas cantik jelita, pipinya padat berisi, kalau melihatnya sedang tersenyum  akan meninggalkan dua kesan: imut dan menggemaskan.  Berposter tubuh seperti pramugari, tinggi dan ahli merias diri. Pintar, pandai mengaji dan hafal kalam Ilahi. Teman-teman kampusnya menjulukinya dengan sebutan, "The Queen of Awamaalia University." Bahkan sebagian teman lelaki yang lidahnya sudah biasa merayu menamainya, "Bidadari kesiangan menantu idaman".  Dia sudah berumur delapan belas tahun. Kalau kamu pertama kali melihatnya, maka kamu akan mengucek mata tiga kali dan berkata, "Ternyata Hala Turk pandai juga memakai jilbab!" Mungkin sedikit berlebihan kalau kamu sampai berujar, "Waw! Kalah telak belasteran Jerman-Turkey!". Awal bulan Agustus lalu adalah kali pertama ia me

Inginku Mondok!

Inginku Mondok Daud Farma Aku orang  Kuta Cane, kabupaten Aceh Tenggara. Daerahku tidaklah sekecil jika aku berdiri di atas gunung yang tinggi lalu memandang ke bawah dan tampaklah hamparan rumah-rumah seakan bisa aku jengkali dengan jariku, tidak, tidak begitu! Bila saja aku mau mengelilinginya, seharian naik motor memang cukup tetapi tidak semua desanya bisa aku datangi satu-persatu. Jadi cukuplah kuakui bahwa daerahku memang luas sebenarnya walaupun dikelilingi gunung.  Aku tinggal di desa Alur langsat, kecamatan Tanoh Alas kabupaten Aceh Tenggara Kuta Cane-Aceh-Indonesia. Untuk sampai ke desaku, kamu mesti melewati jembatan tinggi yang melentang di atas sungai Alas, yang menghubungkan timur dan barat Gugung dan Ncuah menurut suku daerah yang kami pakai.  Sungai Alas adalah hadiah terindah yang Allah berikan pada daerah kami, daerah yang semboyannya: hidup di kandung adat, mati di kandung hukum, yang tak lebih tak kurang artinya bahwa Kuta Cane Aceh Tenggara adalah daerah yang kenta

Pulang Kampung (catatan panjang Anugerah Sastra VOI 2019)

Oleh: Daud Farma Bakda zuhur aku siap-siap. Aku mandi dan mengenakan pakaian. Atasan rambut sudah pangkas rapi, kemeja ungu lavendel masuk dalam celana, dan jas hitam. Bawahannya celana panjang hitam dan sepatu hitam. Setelah semuanya siap, aku periksa lagi barang-barang bawaanku dalam koper. Semuanya telah lengkap. Kemudian periksa dokumen penting. Tiket dan paspor yang juga telah masuk ke dalam tas. Temanku Dafi memesan Uber. Tidak berapa lama Uber datang. Karena tidak muat satu Uber kami pun pesan dua Uber. Dafi, aku dan dua orang dari adik-adik kami satu mobil. Adapun Ahmad berempat di Uber satunya lagi. Kurang lebih empat puluh menit kami tiba di Bandara Kedatangan Dua Internasional Kairo khusus penerbangan luar negeri. Aku bayarkan ongkos Uber 110 Pounds Mesir lalu kami turunkan koper. Kami pun foto-foto. Semuanya pada update status, juga disebar di group kami. Kebiasaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) kalau ada yang balik kampung sudah pasti banya

NASAB NABI

نسب النبي صلى الله عليه وسلم و أسرته. لنسب النبي صلى الله عليه وسلم ثلاثة أجزاء: جزء اتفق على صحته أهل السير والأنساب، وهو إلى عدنان، وجزء اختلفوا فيه ما بين متوقف فيه، وقائل به، وهو مافوق عدنان إلى إبراهيم عليه السلام، وجزء لانشك أن فيه أمورا غير صحيحة، وهو مافوق إبراهيم إلى آدم عليهما السلام، وقد أسلفنا الإشارة إلى بعض هذا، هناك تفصيل تلك الأجزاء الثلاثة: الجزء الأول: محمدُ بنُ عبد الله بنِ عبد المطَّلب - واسمه شيبةُ - بن هاشم - واسمه عمرو - بن عبد مناف - واسمه المغيرة - بن قصيّ - واسمه زيد - بن كلاب بن مرَّةَ بن كعب بن لؤيّ بن غالب بن فِهْرٍ - وهو الملقب بقريش، وإليه تنتسب القبيلة -بن مالك بن النضر - واسمه قيس - بن كنانة بن خزيمة بن مدركة - واسمه عامر - بن إلياس بن مضر بن نزار بن مَعَدِّ بن عدنا. الجزء الثاني: ما فوق عدنان، و عدنانُ هو ابن أدّ بنِ هميسع بن سلامان بن عوص بن بوز بن قموال بن أبيّ بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم بن ناحش بن ماخي بن عيض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربي بن يحزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن

Syekhuna Sya'rawi

Syekh Muhammad Metwalli al-Sha'rawi Sejak pertama kali saya menuntut ilmu di negeri para ambiya', negeri para ulama, negeri Al-Azhar Al-Syarif, saya begitu sering mendengar nama Syekh Sya'rawi disebutkan orang-orang sekitar saya.  Baik teman-teman sesama pelajar ataupun orang Mesir di wilayah saya tinggal dan yang saya temui-berpas-pasan di jalan, di kendaraan umum, jumpa di masjid, warung-warung kecil, mall, di ibu kota, di pelosok desa, di tv, di radio, di dinding-dinding segala bangunan, di banyak tempat dan kesempatan.  Nama Syekh Sya'rawi terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa akrab di hati dan jiwa. Siapakah beliau sehingga begitu cintanya masyarakat Mesir kepada Syekh Sya'rawi? Nama lengkap Syekhuna: Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi.  Lahir pada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (ميت غم  ) , Ad-Daqahliyah ) (الدقهلية)  , Mesir provinsi Tanta (طنطا).  Beliau merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Pen

Putra Aceh Tenggara Pertama Ke Mesir

Dr. H. Bukhari Husni, MA Daud Farma P ada tahun 1978 Masehi buya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tuanya. Buya adalah asli putra daerah Kuta Cane  Aceh Tenggara dan yang pertama kali belajar ke Mesir. Di masa beliau seluruh mahasiswa Aceh di Mesir hanya ada enam belas orang ketika itu. Dua di antaranya adalah; Prof. Dr. Tgk. Muslim Ibrahim, MA. Guru Besar UIN Ar-Ranniry dan Anggota MPU Aceh (Untuknya, al-Fatihah). Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA. Ketua Senat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Ketua Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman-Banda Aceh. Buya tinggal di Gamalia, tidak jauh dari masjid Sidna Husain. Buya sempat bertalaqqi kepada Syekh Sya'rawi yang ketika itu mengajar di masjid Sidna Husain.  Sewaktu menemani beliau berkeliling sekitar Kairo, buya banyak bercerita bagaimana keadaan Kairo 43 tahun silam. Misalnya ketika kami tiba di Darrasah, beliau hampir saja tidak mengenali titik-titik yang kami lewati. Telah berubah delapan puluh persen dari segi bangunannya

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan.

Laila Majnun: Tentang Integritas, Cinta dan Kesetiaan (Resensi Novel Laila Majnun yang ditulis oleh Nizami Ganjavi) Diresensi oleh: Daud Farma.   Judul: Laila Majnun Penulis: Nizami Penerjemah: Dede Aditya Kaswar Penerbit: OASE Mata Air Makna Tebal: 256 halaman Cetakan ke: XII, Juli 2010 “Duhai Kekasihku,andai aku tidak dapat mempersembahkan jiwaku kepadamu, maka lebih baik aku membuangnya dan kehilangan  ia untuk selamanya. Aku terbakar dalam api cinta. Aku tenggelam dalam air mata kesedihan. Bahkan matahari yang menyinari dunia dapat merasakan panasnya bara hasratku. Aku adalah ngengat yang terbang menembus malam untuk mengitari nyala api lilin. Oh, lilin jiwaku, jangan siksa aku ketika aku mengelilingimu! Kau telah memikatku, kau telah merampas takdirku, akalku, juga tubuhku. “Engkau adalah penyebab kepedihanku, namun, meskipun demikian, cinta yang kurasakan padamu merupakan pelipurku, satu-satunya obat penyembuhku. Sungguh aneh, sebuah obat yang sekaligu