Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
Mau Masuk Surga Kok Dua Ribu Rupiah?
Oleh: Daud Farma.
Ungkapan ini sering kali kita dengar dari pembicara-pembicara yang berbicara di depan audiences. Yang sebenarnya kalau kita tafsirkan ia punya maksud yang lebih dari satu.
Jika dua ribu ini di posisi orang yang berduit, yang selalu mencari recehan untuk diberikan (disedakhakn, diinfakkan atau semacamnya), maka dua ribu rupiah adalah sebuah pengorbanan yang tak sebanding dengan apa yang ia harapkan, yaitu berupa balasan surga. Kita tidak berfokus pada kata "sebanding" dulu, sebab tak ada hal apa pun di dunia ini yang sebanding dengan nikmat Allah, lebih-lebih adalah surganya Allah Subhanahu wata'ala.
Dua ribu rupiah di tangan orang yang mudah mendapatkannya memang dianggap hal yang tak seharusnya ia lakukan, jika penghasilan bulanannya adalah gaji UMR atau pun pengusaha, pedagang dan lainnya yang omsetnya bisa ratusan juta perbulan. Maka dua ribu rupiah di tangan mereka kita pandang sebagai nilai yang sangat rendah dan tak selayaknya diberikan kepada orang lain jika ia berharapan dapat balasan yang jauh lebih besar dibanding itu, meskipun ia ikhlas. Benar janji Allah satu kebaikan nilainya dilipatkan sepuluh kali lipat dan kelipatan ganda lainnya, namun dua ribu rupiah memang pantas dipertanyakan keseriusannya dalam berharapa, surga?
Berbeda dengan yang sehari mungkin cuma makan sekali bahkan tidak pernah makan nasi dalam seminggu, hanya makan roti tawar dengan cara berhemat atau menunggu santunan dan hajatan orang lain. Maka dua ribu rupiah adalah nilai yang besar! Meskipun mereka tidak ikhlas. Oleh karena itu, dua ribu rupiah tidaklah bisa disama ratakan nilainya dengan yang berduit.
Masalahnya, kita tidak tahu mana yang benar-benar berduit atau tidak!? Sebab zaman ini, yang kelihatannya sederhana, ternyata berpunya. Hanya saja ia tidak menampakkannya. Maka pembicara-pembicara di depan menghukumi secara zhahir saja untuk kemudian pendengar lah menilai mana yang dimaksud, tinggal disesuaikan dengan fakta di lapangan. Tentu yang kita ketahui hanyalah orang-orang sekitar kita saja, takkan mungkin kita intip-intip gerak-gerik anggota DPR RI.
Maka harapannya, bagi yang berduit, cobalah mudah tangan memberikan minimal seratus ribu untuk setiap kesempatan. Jangan pelit, Allah Maha Melihat, tetangga juga pengamat, hati-hati jika berbuat, setidaknya siapkanlah yang angka nolnya lebih dari empat. Jangan terpancing dengan ungkapan, "daripada tidak sama sekali?" Wallahu 'alam.
Gamaliyah, 10/8/2023
Komentar
Posting Komentar