Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
"Tha dan wiyah, ya dua insan yang saling mencintai. Cinta yang murni tapi penuh keraguan di dalamnya. Cinta yang tulus tapi penuh dengan likunya. Cinta yang bukan hanya menceritakan dua orang saja, tapi juga mengikat keluarga dan keputusan semesta. Pertanyaan "Apakah mereka benar-benar berjodoh?" terus memutar di kepala.
Tulisan ini saya baca tahun 2018 lalu. Sepertinya penulis menambahkan banyak penyedap rasa sehingga saya begitu candu untuk terus mengikuti alur ceritanya .
Setiap kata mampu menghipnotis pembaca. Ya sekarang saya sadar saya telah dihipnotis (detik ini juga saya kepikiran untuk nuntut penulis), hingga turut merasakan setiap emosi para tokoh. Saat tokoh saling mengutarakan cinta, saya merasa berbunga-bunga. Saat mereka rindu, saya juga merasakan rindu yang amat. Saat mereka bimbang, saya juga turut di ambang. Saat salah satunya terkesan berkhianat, saya juga merasakan sakit yang teramat.
Tha, sosok lelaki yang cukup keras kepala, plin-plan, namun bertanggung jawab, termasuk dalam urusan cinta. Tapi aku pernah membenci sosok ini, kata-katanya begitu menusuk, sakit hati membacanya (baca surel 29)
Wiy, kesetiaannya tak perlu diragukan. Sejatinya beginilah wanita bersedia menunggu, bersedia disakiti. Ya, menyakiti diri sendiri lebih tepatnya padahal ada pilihan lain untuk bahagia.
Nelly, entahlah aku malas mendefenisikannya silahkan kalian baca dan defenisikan sendiri tapi berkaca pada Nelly aku membenarkan kalimat ini "Sejatinya seorang wanita mampu memendam rasa cinta selama 40 tahun, tapi tidak akan mampu menahan rasa cemburu walau sesaat."
Menurut saya pribadi konflik dan premis dalam cerita ini tampak sederhana, namun eksekusinya tak pernah sesederhana itu, benar-benar menguras emosi, tak jarang membuat basah sudut mata. Cerita ini juga tidak terlepas dari unsur budaya yang melekat pada masyarakat Aceh Tenggara. Saya suka, sepertinya penulis menginginkan tulisannya tidak hanya sekadar menjadi media hiburan saja, tapi juga bertujuan untuk mencerdaskan pembaca.
Pesanku untuk kalian yang belum membaca: Sediakan tissue ya, siap-siap kita mau naik rollercoaster! Oh ya, tulisan ini penuh dengan kejutan tidak berhadiah, kalau kalian mau gulung-gulung atau guling-guling silahkan.
-Arundati Sukma, S.Pd.
"Ya Rabb, saya menangis berurai air mata membaca kisah ini. Tak sedikit pun saya lewatkan membaca setiap baris, setiap babnya. Ya Rabb, pada-Mu aku kembali. Tanpa sadar, ada rasa haru menyeruak di dada ini. Kisab ini serasa nyata, serasa di pelupuk mata. Terima kasih atas kisah yang indah ini. Semoga Tha dan Wiy husnul khatimah." -Sonya Saxena
"Dapatkah saya menyebutnya sebagau novel epistoleri? Uniknya, penulisnya menggunakan kata "surel" bukan "e-Mail" seperti sering disebutkan orang-orang. Kisah cinta penantian yang sangat lama. Bahkah, kisah cinta ini pun melibatkan anak dari salah satu anak pecintanya. Menunggu bisa jadi sebuah kesia-siaan. Kisah yang indah, walau sedih dan penuh penantian." - Latifah Maurinta Wigati
"Tidak ada yang benar-benar bisa saya ungkapkan untuk setiap goresan kata seorang, Muhammad Daud Farma, "Getar dan debar" ketika membaca alur ceritanya. Saya suka! MasyaAllah, semangat berkarya anak bangsa di belahan bumi manapun kau berada. -Ve Arachis
"Kisah Tha dan Wiy benar-benar buat perasaanku jadi campur aduk. Kadang bikin ketawa, senyum-senyum sendiri, juga bisa bikin sedih sampai nangis. Kalau sudah baca satu surel, rasanya mau lanjut baca terus, penasaran dengan surel-surel berikutnya. Penasaran akan kisah cinta mereka yang bagaimana akhirnya. Dan ternyata, bagiku akhirnya sungguh tak tertebak. Sedih dan bahagia silih berganti di relung hati ini. Semoga Tha dan Wiy bersama hingga surga-Nya." -Amalia
Terima kasih telah membaca Thawiyyah.
Bagi Anda yang ingin membacanya dalam bentuk buku, silakan order via Shopee:
https://shopee.co.id/THAWIYYAH-NOVEL-FIKSI-i.102676236.9919126128
Kwikku: https://m.kwikku.com/novel/read/thawiyyah
Komentar
Posting Komentar