Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Unggulan

Negeri Seribu Bukit

Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja?    Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak  perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues.  Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues.  Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon.    Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun  dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren.   Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...

Novel Thawiyyah

Begitulah tulisan, pasti ada hati yang serasi ia temani. Bukan aku yang mengaku tulisanku bagus, melainkan pembacalah yang mengatakannnya lewat kolom komentar atau lewat pesan pribadi kepadaku. Aku pun tidak pernah percaya bahwa yang aku tulis adalah bagus. Tentunya semua orang kalau menulis  sesuatu, harapannya adalah bagus di hati pembacanya. Ketika telah lebih dari seratus orang yang  mengatakannya padaku, barulah aku percaya dan, "syukurlah kalau Anda suka, syukurlah kalau Anda senang, terima kasih telah membacanya", ucapku pada mereka, di beberapa waktu lalu, lewat media sosial ataupun saat bertemu. Tulisanku yang pertama kali dibilang bagus ialah sewaktu di pondok dulu. Ketika itu aku menuliskan tentang kami yang satu angkatan kelas akhir KMI dikumpulkan di rumah buya, kutulis dalam buku harianku, lalu buku itu berpindah-pindah tangan dan hilang. Kemudian sewaktu berangkat ke Al-Azhar, ketika itu aku tidak diizinkan masuk pesawat. Boarding pass-ku dibawa pergi oleh seor...

Kata Mereka Tentang Thawiyyah

"Tha dan wiyah, ya dua insan yang saling mencintai. Cinta yang murni tapi penuh keraguan di dalamnya. Cinta yang tulus tapi penuh dengan likunya. Cinta yang bukan hanya menceritakan dua orang saja, tapi juga mengikat keluarga dan keputusan semesta. Pertanyaan "Apakah mereka benar-benar berjodoh?" terus memutar di kepala. Tulisan ini saya baca tahun 2018 lalu. Sepertinya penulis menambahkan banyak penyedap rasa sehingga saya begitu candu untuk terus mengikuti alur ceritanya . Setiap kata mampu menghipnotis pembaca. Ya sekarang saya sadar saya telah dihipnotis (detik ini juga saya kepikiran untuk nuntut penulis), hingga turut merasakan setiap emosi para tokoh. Saat tokoh saling mengutarakan cinta, saya merasa berbunga-bunga. Saat mereka rindu, saya juga merasakan rindu yang amat. Saat mereka bimbang, saya juga turut di ambang. Saat salah satunya terkesan berkhianat, saya juga merasakan sakit yang teramat. Tha, sosok lelaki yang cukup keras kepala, plin-plan, namun bertangg...