Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja? Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues. Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues. Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon. Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren. Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...
Setiap orang punya khayalan yang berbeda-beda atas buku fiksi yang ia baca. Di mana penulis telah menggambarkan tempat dan suasana yang telah dia lihat sedangkan pembaca hanya membaca rangkain kata demi kata dari penulis. Saya suka baca buku jenis nonfksi dan fiksi. Bacaan saya bergam tentunya. Sebagai pembaca buku cerita, setelah selesai membaca buku itu saya dibikin penasaran bagaimana filmnya, lokasi yang mengarahkan imajinasi saya, khayalan yang tercipta di kepala dan sebagainya. Tetapi kadang kekhawatiran pun datang. Saya khawatir filmnya akan mengecewakan. Pun setelah tau betul dan mengalami datang ke denah cerita yang disebutkan juga tidak memuaskan. Maka kadangkala kita tidak ingin mengacaukan imajinasi yang telah nangkring manis di kepala. Cukuplah ia jadi imajinasi yang luar biasa indah dan menarik. Lalu apakah penuli telah berdusta dengan hal itu? Oh tidak begitu! Imajinasi pembaca mengalahkan isi cerita yang dituliskan penulis. Bisa jadi ketika saya menulis sebuah ceri...