Menumbuhkan Minat Baca Lewat Fathul Kutub Fathul Kutub adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh santri dan santriwati kelas 6 KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Kuta Cane Aceh Tenggara. Fathul Kutub ialah kegiatan membuka kitab kuning guna membaca dan menelaah serta memperluas ilmu pengetahuan santri tentang kitab turats (kitab klasik karya ulama terdahulu). Kegiatan ini diawali dengan pembekalan oleh al-Ustadz Ahmad Paruqi Hasiholan, S.Pd., selaku direktur KMI Dayah Perbatasan Darul Amin. Selasa malam, 12 Maret 2024. Beliau menyampaikan pentingnya bahasa arab sebagai cikal bakal karena bahasa Arab adalah kunci dalam fathul kutub ini. Kemudian pada Rabu pagi, 13 Maret 2024 kegiatan Fathul Kutub dibuka oleh al-Ustadz Drs. H. Muchlisin Desky, MM., selaku Rais Aam Dayah Perbatasan Darul Amin. Beliau menyampaikan pentingnya sikap tawadhu' atau ilmu padi, semakin tua semakin berisi dan menunduk, dan juga tidak sombong, jadilah pribadi yang selalu merasa diri seperti botol kosong...
-Senin-
"Kami kok nyala terus nih?"
lampu-lampu yang nempel dan yang bulat warna putih menggantung itu memarahiku. Mereka ngegas-ngegas ke aku. Karena dua puluh empat jam tidak aku matikan. Yah, mau gimana lagi ya kan, namanya juga kebutuhan.
-Selasa-
"Aku di sini! di sampingnya al-Qawaid al-Kubra." Kali ini kitab ar-Rahiq al-Makhtum memanggilku. Memang sejak tahun lalu ia berdiri di situ, aku yang meletakkannya di rak bukuku yang tingginya satu setengah meter itu. Aku pun mengelus-elus kitab itu, kucoba mulai membaca buku.
-Rabu-
"Kalau mau segar dan sehat, aku rela kok berjauhan dengan sahabat karib sebelahku ini." kata jendela kamarku mengingatkanku. Oh iya, aku lupa buka jendela. Padahal ini sudah pukul tujuh pagi. Terima kasih ya sudah perhatian begitu ke aku.
-Kamis-
-Sepertinya kamu gendutan deh, atau aku yang makin menipis ya? Kamu betah banget sih rebahan di atasku? Nggak takut sakit? Nggak gerak-gerak gitu? Push-up kek, lari di tempat di ruang tamu kek! Atau duduk, jangan rabahan mulu. Kamu berat tau!" Kasurku benar-benar muak terhadapku. Dia sebal aku rebahan mulu, lebih tepatnya dia bosan. Sepertinya dia merajuk. Baiklah. Aku pun mulai lari di tempat di ruanng tamu agar keringatan. Setelah itu aku pun mandi lalu rebahan lagi.
-Jumat-
"Aku tidak suka orang yang telat salat! Aku senang kalau kamu tepat waktu membentangkanku menghadap kiblat."
"Ya, ya, maaf. Aku berusaha tidak telat lagi. Maaf." kataku pada sajadah yang bercorak hitam dan keemasan itu. Aku pun segera bangkit dan berwudhu, karena dengan begitu lah ia dapat kubujuk. Wajar ia cemberut begitu sebab akhir-akhir ini air rumah kami tidak mengalir dan aku telat salat.
-Sabtu-
"Haihaihai! Yang di sana!? Udah lapar belum? Mau makan tidak? Kok hari ini belum mengunjungiku? Ada apa? Ada yang salah denganku? Apakah kulkas sudah tak ada isinya? Kompor gas kan thabi'i alias selalu terisi sepanjang masa, air juga sudah mengalir. Oh ooo... Jangan-jangan? Apakah kamu order makanan online? Hingga tak sudi kemari?" Dapur memanggil-manggilku sedari tadi. Itu panggilannya yang ketujuh. Aku tak suka dia su'udzan melulu. Sebenarnya aku lapar sih, aku juga tidak memesan makanan dari luar. Hanya saja mood perutku lagi menurun sebab tadi malam sudah banyak makan sebelum tidur. Sekarang sudah pukul sepuluh pagi. Maafkan aku dapur, aku masih kuat kok. Tenang saja, nanti aku kan ke situ.
-Ahad-
"Kamu mau nulis nih? Mau main game? Lanjut Musalsal Turky? Atau baca buku? Apapun itu, tetap di sini saja ya. Jangan kemana-mana. Untuk saat ini, sebaiknya kamu di kamar saja. Jangan lupa tetap jaga kebersihanku yah."
"Iya-iya, nanti aku sapu lagi kok." kataku pada kamarku di pojok sebelah kanan ruang tamu itu. Hum um, memang, kali ini aku sepakat dengan kamarku bahwa: dalam keadaan apa pun, di dalam kamar mana pun di belahan dunia ini, kamar adalah tempat paling nyaman untuk saat ini.
-Daud Farma.
Kamar Darrasah, 13042020. 01:48.
Komentar
Posting Komentar