Aku orang yang selalu penasaran tentang apa di balik tembok, di seberang sana, setelah ini ada apa aja? Ketika aku kecil, belum SD. Dua kakak perempuan sepupuku berjodoh dengan orang Gayo Lues. Dua puluh dua tahun kemudian, anak bang we-ku pula berjodoh dengan penduduk Agusen-Gayo Lues. Pertama kali aku melewati perbatsan Aceh Tenggara-Gayo Lues pada tahun 2009, tapi kata ibu ketika aku usia dua tahunan aku pernah dibawa ke Rikit Ghaib yang ketika itu menjenguk kakak sepupu melahirkan bayi pertamanya sebelum akhirnya ia pindah ke Takengon. Tahun 2009, ketika itu aku masih kelas 2 KMI (SMP) dan 10 teman-temanku diutus sebagai perwakilan pondok (DPDA) untuk mengikuti lomba pencak silat di Lhoksukeun dan kami membawa tiga piala, waktu itu hanya lewat saja, tidak singgah, cuma dapat melihat monunen kotanya Belang Kejeren. Kedua pada tahun 2011 ketika saya kelas 4 KMI (1 SMK) kami diutus sebagai perwakilan dari pondok untuk ajang lomba...
Untuk malam ini aku berpaling dulu dari tim Real Madrid, malam ini aku mendukung M. Salah 11, kebanggaan masayarakat Mesir. Aku berdoa M. Salah bisa memenangkan pertandingan final nanti, aku ingin melihat dan ikut bangga merasakan senyum dan tawa penduduk Mesir saat nonton di kedai kopi nanti. Biasanya kalau M. Salah lagi main, kedai kopi tak ada tempat duduk, banyak yang berdiri sampai ke jalan raya dan mobil pun tak sedikit yang berhenti, para supir ikut nonton dan pekerja kedai kopi kualahan melayani pelanggan. Kadang sangkinkan kesalnya para pekerja, mereka pura-pura tak dengar saat ada pelanggan teriak-teriak minta teh dan kopi. Tapi kalau klub lain yang main, kedai kopinya sepi, pekerjanya sibuk narik pelanggan. Ada orang lewat dipanggil untuk duduk nonton dan mesan kopi padahal tuh orang tidak mau nonton bola dan tak suka minum kopi. Kalau M. Salah, cetak gol, masyarakat Mesir girang bukan buatan! Kadang pekerja kopi hampir lupa menagih bayaran pelanggan pada saat pertandingan t...